363 Anak Yang Terdampak Bencana Badai Siklon Seroja Mendapat Bantuan dari LPMM Kupang didukung ChildFund

Avatar photo

KUPANG,DELEGASI.COM – Sebanyak 363 (tiga ratus enam puluh tiga) anak yang terdampak bencana badai siklon tropis seroja di desa Oeltua, Kecamatan Taebenu-Kabupaten Kupang mendapatkan 3 jenis bantuan dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Madani (LPMM) Kupang didukung ChildFund International di Indonesia.

Tiga jenis paket tersebut antara lain; Paket Kesehatan untuk kebersihan diri (seperti handuk, sabun, sikat gigi, pasta gigi dan shampoo), Paket Sekolah (seperti tas sekolah, buku tulis, buku cerita dan balpoin). Dan Paket Sembako (beras ukuran 5 Kg).

Kegiatan tersebut berlangsung pada Senin (03/05/2021) di Kantor Desa Oletua dengan dihadiri oleh perwakilan anak dampingan LPMM Kupang mitra ChildFund International di Indonesia, orang tua/wali anak, Badan Musyawarah Masyarakat (BMM) Desa, para pendamping anak di desa, guru, staf LPMM Kupang.

Hadir juga pada kesempatan itu, Project Coordinator LPMM Kupang, Silvester Seno, Kadis Pendidikan Kabupaten Kupang, Drs. Imanuel M. E. Buan, MM, Perwakilan Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Kupang, Ayub Hili, Kepala Desa Oeltua, Daniel Mananel dan aparat Pemerintah Desa Oletua dan BPD Desa Oletua.

Project Coordinator LPMM Kupang, Silvester Seno dalam sambutannya sebelum penyerahan dan pembagian paket bantuan kepada 363 anak di desa Oeltua mengatakan bahwa, dua bencana yang melanda NTT yakni Covid-19 yang masih menjadi perhatian semua pihak belum selesai, kita semua harus menghadapi bencana yang satu lagi yaitu badai siklon tropis seroja pada 3 -5 april 2021 yang baru lalu. Ini dua bencana yang sangat mencemaskan menakutkan dan membuat orang trauma terutama anak-anak kita.

“Saya yakin kita semua masyarakat di NTT, khusunya di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang paling merasakan dampak dari badai siklon tropis Seroja. Badai yang diikuti dengan banjir dan angin kencang telah melululantakan, memporak-porandakan semua fasilitas umum, rumah tinggal kita, lingkungan kita, lahan pertanian kita, hewan atau ternak kita. Dan itu juga dialami oleh anak-anak dan masyarakat di 15 desa dampingan LPMM Kupang di Kabupaten Kupang dan 1 kelurahan di Kota Kupang,” beber Silvester Seno.

Menurut Silvester Seno, dari hasil pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh LPMM Kupang, 15 desa dan 1 kelurahan dampingan LPMM Kupang mitra ChildFund terdampak badai Seroja. Dan yang pasti semua anak dampingan LPMM mitra ChildFund International Indonesia di 15 desa dan 1 kelurahan dampingan terdampak Badai Seroja.

“Bapak ibu, ketika kita bicara tentang anak-anak dan situasi yang baru kita alami bersama yakni badai siklonseroja, maka sebenarnya merekalah (anak-anak) yang paling merasakan dampaknya karena secara fisik maupun mental mereka tidak lebih siap menghadapinya,” tandas Silvester Seno.

Mereka (anak-anak, red), kata Silvester Seno, pasti ketakutan, menangis dan banyak macam perasaan negatif yang muncul ketika atau saat terjadi bencana. Oleh sebab itu kami (LPMM Kupang, red) berusaha untuk berkontribusi bersama para pihak untuk mengembalikan kondisi psikis atau mental mereka (anak-anak dampingan LPMM, red) mengembalikan keceriaan mereka, mengembalikan senyuman mereka pasca bencana.

“Diantaranya, dengan melakukan dukungan psikososial anak melalui kegiatan Ruang Ramah Anak di 15 desa dan 1 kelurahan dampingan LPMM Kupang yang terdampak bencana. Dan saat ini para Fasilitator kami, sedang memfasilitasi kegiatan tersebut dari desa ke desa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Project Coordinator LPMM Kupang itu mengatakan, bahwa mungkin butuh waktu untuk pemulihan, tetapi LPMM berharap bahwa proses ini bisa membantu mengembalikan keceriaan anak-anak di wilayah dampingan LPMM Kupang,” jelasnya.

LPMM juga, lanjutnya, menyediakan Paket Kesehatan untuk kebersihan diri; ada handuk, sabun, shampoo dan alat kebersihan diri yang lain. Ada juga Paket Sekolah yakni tas sekolah, buku tulis, buku cerita dan sebagainya, kemudian ada Paket Sembako, yakni beras ukuran 5 Kg yang akan diberikan kepada 363 Duta Anak yang terdampak yang ada di Desa Oeltua. Jumlahnya sedikit, tetapi kami berharap bantuan ini tetap berati bagi anak-anak.

“Harapan kami, bantuan ini bisa membantu anak- anak. Terutama melalui dengan kegiatan psikososial Ruang Ramah Anak, yang sudah dan akan diikuti anak- anak, bisa mengembalikan keceriaan mereka, menghilangkan rasa takut, cemas akibat bencana ini dan mereka anak-anak kita bisa kembali beraktivitas normal,” tandasnya.

Menurut Project Coordinator LPMM Kupang itu, anak adalah pemilik masa depan. Semua elemen baik Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan juga masyarakat dlam hal ini keluarga bertanggung jawab untuk memastikan agar hak- hak anak terpenuhi, termasuk hak untuk mendapat perlindungan termasuk dalam situasi bencana dan paskah bencana.

Sebagai lembaga yang bekerja untuk kepentingan anak, lanjutnya, dalam kerja sama dengan ChildFund International di Indonesia, LPMM Kupang juga bergerak cepat membangun koordinasi dan komunikasi terutama dengan Pemerintah melalui Posko Tanggap Darurat Bencana Badai Siklon Seroja; baik di Provinsi maupun kabupaten dan kota untuk memastikan respon yang dilakukan secara bersama sekaligus memastikan apa yang sudah, sedang, dan akan dilakukan Pemerintah dan para pihak untuk merespon situasi darurat bencana tersebut.

“LPMM Kupang juga membentuk tim tanggap darurat bencana untuk memastikan ada Tim internal kami yang mempimpin atau mengorganisir kerja respon darurat bencana ini, dan itu kami lakukan satu hari setelah bencana badai ini. Tim inilah yang saat ini aktif membangun koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Daerah melalui Posko. Ini bentuk komitmen kami sebagai lembaga yang bekerja untuk kepentingan terbaik anak,” jelasnya.

Dikahir sambutannya Silvester Seno menyampaikan terimakasih atas dukungan dan kerja semua pihak yang secara bersama melakukan tanggap darurat bencana, termasuk para Kepala Desa dan Lurah di wilayah dampingan LPMM Kupang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kupang, Drs. Imanuel M. E. Buan, MM dalam sambutanya membeberkan bahwa, ada 49 gedung SD di Kabupaten Kupang yang mengalami kerusakan dan bahkan data ini masih terus berkembang. Dan dari data yang saya lihat di data BPD Daerah NTT yang akan diteruskan ke BNPB, ada nama SD Binilaka (di Desa Oeltua, red).

“Bantuan yang sementara sifatnya darurat, namun bantuan yang lebih lagi itu saya sudah sarankan agar dilaporkan melalui dapodik dan di-upload di Kementerian Pendidikan. Dengan demikian, dalam melakukan verifikasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bisa melihat titik koordinat,” jelasnya.

Terkait ujian akhir sekolah yang sudah dekat, Kadis P&K Kabupaten Kupang itu meminta Kepala Desa Oletua, Daniel Mananel untuk membangun komunikasi dengan pihak penanggungjawab gereja setempat guna mengggunakan sementara gedung gereja yang ada untuk ujian. “Kalau tidak memungkinkan, maka guru- guru akan antar bahan ujian dan setelah dikerjakan akan dijemput hasilnya oleh guru,” pungkas Imanuel Buan.

Kadis Imanuel Buan memastikan pihaknya akan terus berupaya agar tidak ada anak yang dirugikan. “Saya Ucapkan terimakasih kepada LPMM dan mitranya ChildFund yang begitu peduli membantu kami. Kami jujur, kalau kami tidak dibantu, maka kami juga akan kesulitan membantu masyrakat yang terkena bencana ini. Karena 3 tahun ini anggaran dari APBD (APBD Kabupaten Kupang,red) tidak ada untuk belanja SARPRAS Pendidikan. Kami berharap dari bantuan pusat /APBN,” bebernya.

Pada kesempatan yang sama, Ayub Hili mewakili Posko Tanggap Darurat Kabupaten Kupang, menyampaikan terimakasih untuk kerja sama yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Kupang, termasuk dengan teman-teman dari LSM dan pihak lain, untuk secara bersama membantu masyarakat yang terdampak bencana Badai Siklon di Kabupaten Kupang.

“Saat ini data masyarakat/KK terdampak bencana terutama yang rumahnya rusak dengan kategori berat sedang dan ringan sudah kami fasilitasi dan dikirimkan ke Pemerintah Provinsi dan Pusat ke BNPB. Tim dari Posko juga telah melakukan verifikasi data fasilitas yang rusak di setiap desa termasuk rumah-rumah penduduk,” jelas Ayub Hili.

//delegasi(*/tim)

Komentar ANDA?