LEWOLEBA, DELEGASI.COM -Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur memastikan jumlah pengungsi dari Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang terdampak letusan Gunung Ile Lewotolok sementara sudah di atas lima ribu jiwa, dilansir Pos Kupang.com.
Jumlah ini dipastikan akan bertambah seiring datangnya warga terdampak dari Ile Ape dan Ile Ape Timur ke Kota Lewoleba.
Mereka kini berada di posko-posko pengungsian yang berada di Kota Lewoleba yang disiapkan Pemkab Lembata, selain juga yang berada di rumah keluarga.
“Apakah mereka dimungkinkan dievakuasi ke fasilitas kesehatan yang ada di daerah aman,” tandas Bupati Sunur, kepada wartawan di Posko Pengungsi Lapangan Kantor Bupati lama, Senin (30/11/2020).
Dia juga mengakui bahwa masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah mereka masing-masing.
Baca juga: Pemkab Sumba Timur Siapkan SDM Jelang Vaksinasi Covid-19
Dia memperkirakan kalau total jumlah warga di dua kecamatan itu di atas 20 ribu jiwa dan sudah 10 ribu jiwa yang dievakuasi ke Kota Lewoleba maka sisanya dipastikan masih bertahan di kampung masing-masing.
“Tidak dihitung enam desa di daerah tanjung,” katanya.
Dia berpesan supaya warga yang masih bertahan di kampung mau dan bersedia dievakuasi ke Kota Lewoleba karena masih ada potensi erupsi dari Gunung Ile Lewotolok termasuk gas beracun yang dihasilkannya.
Sesuai rekomendasi, kata dia, radius empat kilometer dari puncak Ile Lewotolok memang harus disterilkan dari aktivitas warga dalam bentuk apapun.
Oleh sebab itu, pemerintah bisa memaksa warga untuk segera dievakuasi ke Kota Lewoleba dalam situasi tertentu demi keselamatan warga.
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Lembata Siprianus Meru memastikan stok beras untuk kebutuhan pangan para pengungsi masih sangat mencukupi hingga kini.
Stok beras ini memang diambil dari jatah beras APBD Kabupaten Lembata dan didistribusikan ke semua posko pengungsian di Lembata.
Apabila ada kekurangan, maka pihaknya akan mengajukan penambahan beras pada BPBD Kabupaten Lembata.
Rincian data sementara yang diterima Pos Kupang dari pusat informasi BPBD Kabupaten Lembata Senin (30/11/2020) petang tadi yakni
1. Di kantor Bupati lama berjumlah : 3.832
2. Gedung Ankara Lembata berjumlah : 197 orang
3. Kantor Lurah Lewoleba tengah : 307 orang
4. Di desa Tapolango berjumlah : 287 orang
5. Di Desa Baopana berjumlah : 15 orang
6. Aula BKD PSDM Kabupaten Lembata berjumlah : 216 orang
7. Kantor Lurah Lewoleba Timur : 291 orang
Aktivitas Vulkanik Masih Tinggi
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok dikategorikan masih cukup tinggi hingga Senin pagi, pukul 06.00 Wita.
Berdasarkan pantauan Pos Kupang Senin (30/11) subuh dari pos pengamatan gunung Ile Lewotolok, di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, erupsi yang cukup tinggi terus terjadi setelah didahului dengan guncangan gempa vulkanik.
Gemuruh dan dentuman pun terdengar lebih jelas dengan percikan api material. Selain masih adanya debu, erupsi Ile Lewotolok mengeluarkan larva panas yang mengalir di tenggara gunung tersebut.
“Berdasarkan rekaman alat kami, kalau mau dibilang aktivitas gunung ini masih cukup tinggi karena didominasi oleh tremor yang menerus lalu ada juga gempa vulkanik dalam yang mengikutinya, juga ada letusan sebanyak 7 kali,” ujar Bobison Lamanepa, Pengamat Gunung Api PVMBG, Senin pagi di pos pengamatan Ile Lewotolok.
Dikatakannya 7 kali letusan ini terhitung sejak pukul 24.00 hingga pukul 06.00 Wita pada Senin (30/11).
Karena itu, ia mengimbau seluruh warga di kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur yang masih bertahan dalam jarak kurang dari 5 Km dari puncak Ile Lewotolok untuk segera mengungsi.
Diketahui, hingga Senin pagi, masih banyak warga di dua kecamatan tersebut yang masih tinggal di desa dalam jarak rawan yaitu kurang dari 5 Km dari puncak Ile Lewotolok.
Sementara itu, BPBD Lembata hingga malam Senin masih terus melakukan evakuasi terhadap warga Ile Ape yang berada di kebun di area Parek walang, Desa Waowala.
//delegasi(PK)