Kupang, Delegasi.Com— Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore menyatakan, pemerintahannya sedang dan terus berbenah diri menuju Kota Kupang sebagai smart city (kota pintar).
Jefri sampaikan dalam jumpa pers di Suba-Suka Restaurant Kupang, Rabu (16/10/19) sore terkait penyelenggaraan pertemuan Citynet Indonesia tahun 2019 di Kota Kupang pada 16-18 Oktober 2019.
Menurut Jefri, untuk mewujudkan Kota Kupang sebagai smart city, Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang akan fokus pada peningkatan kualitas pelayanan publik.
Ia menyatakan, dengan meningkatkan kualitas pelayanan, masyarakat akan mendapat kemudahan dalam mengakses berbagai pelayanan dari Pemkot Kupang seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Juga kemudahan dalam mengurus berbagai macam administrasi kependudukan.
“Smart city bukan sekedar berapa banyak wifi yang dipasang untuk masyarakat, tapi lebih pada peningkatan kualitas pelayanan publik bagi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,” terang Jefri.
Diakuinya, Pemkot Kupang telah belajar dari kota-kota lain yang telah berhasil menerapkan Smart City. Diantaranya, Kabupaten Sidoarjo yang mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah pusat sebagai kota dengan pelayanan publik terbaik di Indonesia.
“Kota Kupang sedang berbenah menuju Kota Kupang yang smart,” tandas Jefri.
Ia mengungkapkan, saat dilantik menjadi wali kota, jalan-jalan di kota ini gelap. Menyikapi persoalan itu, tahun ini dipasang ribuan titik lampu untuk menerangi jalan-jalan di kelurahan sehingga Kota Kupang menjadi terang di malam hari.
“Anehnya ada yang menggelar demonstrasi ke wali kota mempertanyakan alasan Pemkot memasang lampu-lampu jalan,” kisah Jefri.
Pada kesempatan itu ia menegaskan, Pemkot Kupang juga sedang menata wajah Kota Kupang dengan meningkatkan kebersihan pelayanan sampah, membangun taman kota, drainase dan trotoar, memasang wifi gratis, membenahi pelayanan air bersih dan menghijaukan Kota Kupang dengan menanam ribuan pohon.
Sementara itu, Presiden Citynet Indonesia yang juga Bupati Sidoarjo, Saiful Illah mmenjelaskan, tujuan dari pertemuan 23 pemerintah kabupaten/kota anggota Citynet se-Indonesia yang hadir di Kota Kupang adalah untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam mengelola smart city.
Gerakan menuju 100 Smart City yang digagas yakni pemanfaatan teknologi informasi dan pengembangan informasi. Tujuan utamanya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Ini adalah program yang digagas Kementerian Kominfo Indonesia,” kata Saiful.
Setelah 10 tahun menjadi anggota Citynet Indonesia, terangnya, Sidoarjo mengalami banyak kemajuan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sidoarjo naik dari sekitar Rp250 milyar menjadi Rp1,7 Triliun pada tahun 2018. APBD Sidoarjo mencapai Rp4,9 Trliun. Total investasi di investasi Sidoarjo juga naik dari Rp16,9 Triliun pada tahun 2016 menjadi Rp23,8 Triliun pada tahun 2018.
Saiful menyatakan, setelah belajar dari negara lain, Sidoarjo membangun mall pelayanan publik yang memberikan 170 jenis pelayanan publik baik terkait pelayanan perizinan investasi maupun pelayanan administrasi pendidikan, kesehatan, dan administrasi kependudukan.
Bahkan saat ini, pihaknya sedang mengembangkan pelayanan KTP di setiap desa/ kelurahan.
“Kita sedang kembangkan jaringan serat optik ke semua wilayah Sidoarjo agar semua pelayanan seperti KTP bisa langsung dilakukan di masing-masing desa/kelurahan,” ungkap Saiful.//Delegasi.com (ger wisung)