KUPANG, DELEGASI.COM – Gaji sebanyak 34 orang karyawan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM) Provinsi NTT tidak dibayar selama 4 bulan pada tahun 2020.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim media ini dari sumber yang sangat layak dipercaya, gaji 34 orang karyawan BLUD SPAM NTT tak mampu dibayar oleh manajemen sejak Februari s/d April 2020.
“Gaji 34 orang karyawan BLUD SPAM sudah tidak dibayar selama 4 bulan. Pimpinan BLUD SPAM Joseph Lewa tidak peduli dengan nasib karyawan yang sedang resah saat ini.
Karena itu, karyawan berencana untuk demo ke Dinas PUPR NTT karena BLUD SPAM dibawah koordinasi (semacam UPTD, red).
Kepala BLUD SPAM NTT, Joseph Lewa yang berusaha dikonfirmasi tim media ini berulang kali pada pekan lalu terkesan mengelak. Telepon wartawan tidak dijawab Joseph Lewa.
Dihubungi melalui pesan WhatApp (WA) pun, Ia tidak merespon walaupun telah dibaca.
Sementara Kepala Dinas PUPR NTT, Maxi Nenabu yang dihubungi melalui pesan WA, enggan memberikan klarifikasi.
“Adik minta saja klarifikasi dari Kepala BLUD SPAM,” tulisnya.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, BLUD SPAM tidak mampu membayar gaji para karyawan karena kesalahan manajemen.
“Air tilong sudah 2 bulan lebih tidak disuplai kepada 7 pengguna di Kota Kupang, termasuk PDAM Kota Kupang.
Ini terjadi karena air yang disuplai tidak memenuhi standar air baku,” ujar sumber yang tahu betul tentang pengelolaan BLUD SPAM.
Air buku yang disuplai, lanjutnya, tidak memenuhi standar karena ketiadaan tawas (bahan pemurni air, red) dalam 2 bulan terakhir.
“Tawas yang dibeli harganya tinggi tapi berkualitas rendah sehingga air baku yang dihasilkan tidak layak minum. Karena itu, air Tilong yang diolah BLUD SPAM tidak dapat dijual kepada pelanggan,” ungkapnya.
Karena air Tilong tidak dapat dijual, jelasnya, maka BLUD SPAM tidak memperoleh pendapatan dari pembayaran pelanggan.
“Kalau tidak ada pendapatan, mau bayar gaji pakai apa? Ini terjadi karena mis manajemen dan mis orientasi pimpinan BLUD SPAM,” tandasnya.
Informasi yang dihimpun tim media ini dari berbagai sumber terkait, BLUD SPAM didirikan Pemprov NTT sekitar 9 tahun lalu sebagai syarat untuk mengelola air baku dari Bendungan Tilong dengan debit 150 liter/detik. Sejak awal didirikan, BLUD SPAM dibiayai oleh APBD NTT sekitar Rp 3 M per tahun. Alokasi dana dari APBD itu terus menurun setiap tahun dengan rencana suatu saat akan bisa mandiri tanpa dukungan subsidi.
Selama ini, BLUD SPAM menjual air baku kepada 7 pelanggan utama, antara lain ke PDAM Kota, perumahan Matani, Undana, PT. Angkasa Pura (Bandar El Tari, red) dan beberapa hotel besar di Kota Kupang.
Dari hasil penjualan air tersebut, secara perlahan ketergantungan BLUD SPAM terhadap pembiayaan dari APBD NTT terus berkurang dari tahun ke tahun.
Hingga pada tahun 2018, BLUD SPAM telah mampu membiayai diri sendiri. Karena itu, seharusnya sejak tahun 2019 BLUD SPAM telah mandiri tanpa disubsidi oleh APBD NTT.
Tapi yang terjadi adalah sebaliknya, sejak tahun 2019, BLUD SPAM semakin tidak terurus dan gaji 34 orang karyawan tidak dibayar sekitar 4 bulan.
//delegasi(*/tim)