Kupang, Delegasi.com – “Untuk urusan ideologi yang menyangkut kelangsungan hidup berbangsa harus ditangani serius, dalam sebuah institusi. Saya juga minta untuk dikaji kembali, agar pendidikan tentang Pancasila bisa masuk sebagai kurikulum nasional atau kurikulum di daerah.”
Begitu permintaan Gubernur NTT, Drs.Frans Lebu Raya saat membuka Seminar Nasional Kebangsaan yang diprakarsai oleh Forum Pembauran Kebangsaan bersama Pemerintah Provinsi NTT, bertempat di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Selasa (30/5). Seminar Nasional itu memilih tajuk ‘Refleksi Pancasila di Rumah Pancasila, untuk Meneguhkan Relasi Damai Anak Bangsa.’
“Saya tetap meyakini Pancasila sebagai ideologi terbaik, saat ini juga nanti. Pancasila sebagai sebuah ideologi yang dinamis, selalu relevan dengan semua jaman. Saya berharap agar seminar ini dapat melahirkan pemikiran-pemikiran brilian, supaya Pancasila bisa dihayati dan diamalkan” lanjut Gubernur menegaskan konsep Negara Bangsa, seraya menitipkan pesan untuk berani mengatakan tidak, kepada tawaran ideologi lain.
Sambil mengucapakan selamat menjalankan ibadah puasa, mantan Wakil Gubernur NTT itu juga meminta kepada semua yang hadir untuk menciptakan situasi yang tenang, agar saudara/i muslim dapat menjalankan ibadahnya dengan kusuk. Dalam kesempatan itu juga, beliau menginformasikan tentang rangkaian Kegiatan Bulan Bung Karno yang akan diselenggarakan di Kota Ende, mulai tanggal 1 hingga tanggal 21 Juni 2017 mendatang.
Sebagai bagian dari acara pembukaan seminar, juga dilakukan penyerahan akta hibah tanah lokasi monumen Garuda Pancasila dari Ir. Theodrus widodo bersama keluarga kepada Pemerintah Provinsi NTT. Suguhan lagu-lagu dan puisi turut menggugah rasa cinta tanah air.
Dalam sesi pertama seminar, Ketua DPRD NTT, H. Anwar Pua Geno membawakan makalahnya dengan topik Pancasila dari sudut pandang Islam, dipandu oleh Pius Rengka sebagai moderator. Selanjutnya, dalam diskusi panel pada sesi kedua, dihadirkan tiga pemakalah dengan moderator Raymundus Lema.
Ketiga pemakalah dimaksud adalah Dr.Acry Deo Datus,MA dengan makalah berjudul Pancasila dan Karakter Kekuasaan Politik, Pdt.Dr. Mery Kolimon dengan makalah berjudul Pancasila sebagai sumber inspirasi dan aspirasi hidup damai Bangsa Indonesia dari perspektif Kristen dan Dr.Frits Fanggidae dengan materi berjudul Demokrasi Ekonomi dan Kesejahteraan.
DR.Acry Deo Datus mengingatkan ancaman berbangsa yang bisa saja terpecah belah, ber-Bhineka tetapi tidak Tunggal Ika. Dr.Frits mengajukan pandangan tentang pentingnya melegislasi sistem perekonomian kita seturut konsep Bung Hatta. Sedangkan Dr.Mery Kolimon menegaskan beberapa konsep tentang damai secara utuh, termasuk pandangan Kristen tentang Pancasila.
“Negeri ini terlalu indah untuk diberikan kepada para penjahat. Kita mesti memastikan Kota Kupang dan NTT menjadi rumah yang sejahtera bagi semua anak bangsa, apa pun agama dan latar belakang suku dan bahasanya” begitu kata Pdt.Dr.Mery Kolimon yang juga adalah Ketua Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT).
Hadir dalam acara yang berakhir sore tadi perwakilan dari unsur Forkompinda Provinsi NTT, Bupati Sumba Barat, Wakil Bupati Sumba Tengah, para tokoh agama, pengurus dan anggota Forum Pembauran Kebangsaan, Forum Kerukunan Umat Beragama bersama Unit Kesatuan Bangsa dan Politik dari Kabuaten/Kota se-NTT. Secara khusus, hadir Perwakilan Unit Kesatuan Bangsa dan Politik dari Sumatera Utara, Sulawesi tengah, Kalimantan tengah, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali.//delegasi(germanus/hmsntt)