Weetebula, Delegasi.com – Dibutuhkan keterlibatan dan peran- serta keluarga dalam membangun kualitas generasi masa depan Sumba Barat Daya (SBD)yang lebih baik.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten SBD, Dra. Yohanna Lingu Lango ketika membuka kegiatan Sosialisasi Pendidikan Keluarga yang diikuti puluhan anggota Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Eka Tani bertempat di kantor PKBM itu, Senin (23/10/2017).
Yohanna menjelaskan, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari beberapa orang yang terkait hubungan daerah dan pernikahaan, berkumpul dan tinggal di satu tempat/atap dalam keadaan saling ketergantungan dan bertanggung jawab terhadap pengasuhan, perawatan, dan pendidikan anak–anak mereka.
Menurutnya, pengasuhan orang tua adalah hal yang perlu dipelajari secara terus menerus oleh setiap keluarga, agar tanggap dan responsive pada setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anak. Proses pendidikan pada anak akan berhasil bila keselurahan ekosistem di sekeliling anak bergerak selaras dan saling mendukung bagi tumbuh kembang anak yang sehat.
“Orang tua bertanggungjawab akan perkembangan anak karena merupakan dasar pertumbuhan anak menjadi berkualitas. Kalau orang tua lebih mementingkan urusan pribadi seperti adat daripada perkembangan pendidikan anak, anak- anak kita kehilangan masa depan dan daerah ini akan sulit maju” tegas Yohanna.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan SBD, Yublina Lena Dapasapu, SP dalam materinya tentang pola pengasuhan anak menekankan pentingnya cara pengasuhan positif terhadap anak-anak.
Yublina mengatakan, pengasuhan yang baik menghasilkan anak dengan kepribadian yang baik pula. Anak menjadi cerdas, memiliki kemampuan bersosialisasi yang mumpuni, percaya diri, mandiri, bertanggungjawab, tangguh dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk serta mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan kelak.
Ia menyebutkan lima cara mengasuh anak agar anak tumbuh dan kembang secara baik. Sempatkan waktu bersama anak di sela-sela kesibukan harian. Jangan pelit memuji sebab pujian akan membuat anak merasa dirinya dianggap penting oleh orang tuanya, bahagia, dan bersemangat untuk mengulang perilaku baik. Namun, hindari pujian berlebihan karena anak bisa mendeteksi ketidaktulusan kata-kata orang tua.
Selain itu, lanjutnya, hindari sikap terlalu reaktif ketika anak melakukan kesalahan atau melanggar aturan. Tanamkan kebiasaan positif dan disiplin positif kepada anak.
Albertina Mananga, S.Pd, dalam materinya tentang penggunaan handphone di era digital menjelaskan, membesarkan anak di era digital membutuhkan usaha ekstra dibandingkan dengan era sebelumnya. Perkembangan dunia digital tak hanya memberi kemudahan, malah kadang membuat gap antara orangtua dan anak. Tak jarang berakhir dengan anak yang membangkang atau masalah lainnya.
Karena itu, Albertina mengajak semua orang tua untuk mulai melakukan perubahan dalam mendidik anak, terutama melakukan pengawasan ketika anak menggunakan HP dan gadget di luar batas. Jika anak-anak sekarang dididik dengan baik maka masa depan mereka baik, daerah dan bangsa ini ke depannya akan baik pula.
Marselinus Pira, salah seorang peserta sosialisasi mengucapkan apresiasi kepada Dinas Pendidikan SBD sebab penjelasan materi yang disampaikan sangat menyentuh kehidupan keluarganya.
“Saya secara pribadi antusias dengan kegiatan ini sebab hal-hal yang disampaikan sangat menyentuh dalam kehidupan keluarga kami” ujar Marselinus.
Ia menambahkan, membentak dan memukul dengan watak sebagai orang Sumba yang terkenal keras bukanlah cara efektif dalam mendidik anak. Diharapkan, kegiatan tersebut terus dilakukan, bukan hanya pada mereka melainkan di seluruh pelosok SBD. Dengan materi-materi yang diberikan, dapat mengubah cara mendidik orang Sumba yang akrab dengan kekerasan.//delegasi(ancik)