Viktor Bungtilu Laiskodat setelah dilantik menjadi Gubernur NTT oleh Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu (5/9), mengatakan akan memberi prioritas pada peningkatan produksi hasil peternakan sebagai komoditas unggulan NTT, dalam 100 hari masa pemerintahannya.
Menurut Mella, masalah pakan memang menjadi kendala, dalam pengembangan ternak di provinsi kepulauan itu, karena musim hujan hanya berlangsung selama tiga bulan.
“Dari segi ketersediaan dan kesuburan alam, NTT memang sangat mungkin untuk menyediakan pakan, tetapi harus juga didukung teknologi penyediaan air dan pengawetan,” ujarnya.
Dua teknologi ini, kata dia, sangat penting, jika semua sepakat untuk mengembangkan ternak dalam skala besar dalam mendukung pasokan daging secara nasional.
“Kita berharap kepada Menteri Kehutanan agar lahan kering, misalnya, sabana yang potensial tapi berada di kawasan hutan dapat dimanfaatkan untuk menunjang pengembangan pakan ternak,” ujarnya.
“Ini mungkin yang dapat dipikirkan secara bersama-sama, untuk kepentingan peningkatan produksi ternak, yang tentunya akan memberi manfaat yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di daerah ini,” kata Mella.
Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan Undana Ir Gustaf Oematan, MSi mengapresiasi rencana Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk membangun sektor peternakan di daerah yang dulunya dikenal sebagai gudang ternak nasional ini.
Menurut dia, tekad tersebut perlu diapresiasi karena sektor peternakan merupakan salah satu kontributor pendapatan asli daerah (PAD) dan aspek penting untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan perbaikan stunting dan gizi buruk.
Gustaf berpendapat aspek utama yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah adalah pakan, bibit, reproduksi, pengendalian kesehatan/penyakit dan keamanan. “Selama ini memang sudah ada, tapi tampaknya belum optimal,” katanya.