“Acara ini melibatkan 500 petani dari kelompok tani Desa Biloto, Desa Kesetnana, Desa Kuatae, Desa Noemeto, Kota Soe, dan Desa Netpala dan Desa Oelbubuk Kabupaten TTS serta tiga desa di Kecamatan Takari Kabupaten Kupang,” katanya.
Ia mengatakan kegiatan itu bertema “Pemuda, Inovator, Inspirator, Motivator” dengan tujuan untuk memperkuat penghidupan dan mencetak petani yang tangguh dalam meminimalisir risiko bencana iklim terutama musim kering berkepanjangan yang sering terjadi di kawasan Indonesia Timur serta mengurangi jumlah pekerja migran keluar dari kabupaten TTS.
“Kami optimis petani NTT akan menjadi petani sayuran yang tangguh dan adaptif terhadap kondisi iklim yang pada ujungnya mampu meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujar dia.
Pihaknya sengaja menggunakan tema tersebut karena bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda bulan Oktober, juga merupakan ajang pembuktian kepada masyarakat bahwa pemuda memegang peranan penting dalam mendukung pemerintah.
Perkembangan desa masa mendatang menurut dia ada di tangan para pemuda. Para pemuda kata dia mempunyai peran penting untuk bertani artinya membangun desa dengan hal-hal yang positif.
“Lapangan pekerjaan ada di desa mereka, sehingga fokus mereka ada di dalam desa, ini juga bisa menjadi sebuah upaya taktis dalam mencegah laju urbanisasi ke depan karena harapan ada di desa mereka. Dan kelompok pemuda ini menjadi bukti bahwa pemuda desa bisa menciptakan usaha produktif di desanya,” lanjut Edwin.
Koordinator program Yayasan Karina Yohan Rahmat Santosa mengatakan bahwa ekspo itu adalah bukti bahwa pemuda di desa mampu bekerja untuk menghasilkan hal yang baru bagi desanya sehingga tak perlu bekerja di luar daerah.
Ia juga menilai pihaknya bekerja sama dengan YBTS karena memang YBTS sejauh ini sudah tahu dan berpengalaman dalam mewujudkan cara bertanam atau bercocok tani dengan benar memanfaatkan potensi yang ada.
“Kehadiran Karina sendiri adalah untuk memastikan tata kelola air, pemetaan resiko dilakukan oleh semua pihak. Artinya bahwa ini adalah kolaborasi di antara semua pihak,” tuturnya.
Kehadiran pemuda di sektor pertanian kata dia akan memberikan harapan baru bagi bangsa Indonesia. Karena dipredisksi pada tahun 2030 nanti semua orang akan berpindah ke kota.
“Nah melalui ini kita ajak pemuda-pemuda sebagai harapan ?bangsa untuk tetap di desa dan mengembangkan potensi yang ada di desa kemudian menjualnya ke kota. Karena melalui desalah kota itu ada,” ujarnya. //delegasi(ANT/hermen)