Kupang, Delegasi.com – Ada keinginan dan kekuatan politik tertentu agar kader- kader terbaik Partai Demokrat tidak memimpin dan tidak ikut kontestasi dalam pilgub dan pilkada 10 kabupaten pada 2018 mendatang. Langkah itu sangat disesalkan karena dapat menyesatkan dan hanya ingin menjauhkan Demokrat dari rakyat NTT. Demikian penegasan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik dalam jumpa pers yang digelar di Kupang, Kamis(3/8/2017).
Pernyataan Rahlan Naridig itu dihadiri beberapa pengurus DPP Partai Demokrat pusat, seluruh Jajaran pengurus DPD dan DPC se NTT itu terkait tuduhan salah satu parpol bahwa Demokrat adalah pendukung ormas radikal dan HTI yang layak dibunuh seperti PKI.
Rachland mengatakan, ada pernyataan tokoh parpol tertentu yang sengaja membentuk persepsi keliru tentang Demokrat dan munculnya kader terbaik dalam kontestasi politik 2018 di NTT. Karena itu, Demokrat menyatakan, (1), tuduhan bahwa Demokrat adalah salah satu parpol yang pada tingkat nasional tidak mendukung Perpu pembubaran Ormas radikal sehingga harus “dibunuh” di NTT adalah upaya sistemasts dari kekuatan politik tertentu untuk menghancurkan kredibilitas Demokrat di NTT khususnya dan tingkat nasional umumnya. Pernyataan yang secara sederhana menyamakan sikap kristis terhadap Perpu dan pembubaran HTI dengan sikap mendukung HTI dan ormas radikal sangat tendensius, menzalimi dengan maksud agar Demokrat dijauhkan dari rakyat NTT. (2), ajakan kepada rakyat untuk tidak mendukung dan tidak memberi tempat kepada Demokrat di NTT pasti berkaitan dengan kontestasi demokrasi yang segera aka berlangsung d NTT, baik terkait pilgub maupun pilkada 10 kabupaten. (3), rakyat NTT diminta untuk tetap tenang bekerja, menjaga perdamaian dan keharmonisan dengan tidak gampang diprovokasi oleh peryataan- pernyataan politik tokoh tertentu yang hendak mengganggu keharmonisan relasi antarkelompok masyarakat NTT yang selama ini sduah terpelihara dengan baik. (4), Demokrat di tingkat nasional termasuk NTT mendukung setiap ikhtiar pemerintah untuk menutup pintu terhadap tumbuh kembangnya ormas- ormas radikal d masyarakat yang secara tegas menolak ideologi Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan anti kebhinekaan.
“Bagi Demokrat di seluruh wilayah republik, empat pilar bangsa adalah harga mati. Karena itu adalah menjadi panggilan sejarah Demokrat untuk terus mengawal Pancasila, NKRI, Kebhinekaan dan melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai hukum negara tertinggi,” tandas Rachland.
Ia menyatakan, Demokrat adalah partai nasionalis yang menolak kelompok- kelompok radikal yang berbasis agama. Karena itu, tidak ada tempat bagi kelompok ormas seperti itu. Masyarakat NTT diminta untuk tidak terprovokasi dan ditakut- takuti dengan cara keji. “Kita sangat sesalkan pernyataan salah satu tokoh pemimpin parpol yang sangat tidak patut dikemukakan di bumi NTT,” tegas Rachland.
Lompatan Cara Berpikir Sesat
Sementara itu salah satu Bakal Calon Gubernur NTT dari Partai Demokrat Benny K. Harman menyampaikan, sudah menjadi pengetahuan umum tokoh pemimpin parpol yang menuduh Demokrat sebagai pendukung ormas radikal dan HTI.
Pernyataan politik seperti ini menunjukkan sebuah lompatan cara berpikir sesat. Pernyataan tersebut juga sebagai cerminan ketakutan dan kepanikan politik yang tidak ingin bersaing secara sehat dalam politik. “Kami tidak ambil langkah hukum terkait pernyataan tokoh pemimpin parpol itu. Sikap kami yang tertuang dalam beberapa poin sudah sangat dalam dan menukik. Politisi yang punya hati nurani pasti terhentak,” tegas Beni. Untuk diketahui, anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Victor Laiskodat dalam sebuah kesempatan di Kabupaten Kupang menyampaikan, ada sebagian kelompok anak bangsa yang ingin membangun satu negara yakni negara khilafah. Celakanya, partai- partai pendukungnya ada juga di NTT seperti Partai Demokrat. Mereka mendukung supaya kelompok ekstrim tumbuh di NTT.//delegasi (hermen)