Kupang, Delegasi.com – Dinamika politik di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) NTT kini mengerucut pada tiga nama yang didaftar di sekretariat PDIP Perjuangan, setelah sebelumnya dielus lima nama. Dari tiga nama itu, adalah Kristo Blasin, Raymundus Fernandez dan Daniel Tagu Dedo. Ketiga nama itu, masing masing mengklaim berpeluang besar menjadi bakal calon gubernur dari partai berlambang banteng moncong putih itu. Bahkan salah satu bakal calon menyatakan peluangnya hampr 90 persen dan diyakini bakal keluar sebagai ‘pemenangnya’.
“Kami sangat yakin, sekitar 90 persen DPP akan merekomendasikan kami menjadi bakal calon Gubernur NTT dari PDI Perjuangan,” kata salah satu kandidat calon gubernur dari PDIP yang dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (5/6/2017).
Menanggapi pernyataan itu, Ketua DPD PDIP NTT, Frans Lebu Raya yang ditemui di kantor DPRD NTT Selasa (6/6/2017) menyatakan PDIP tetap mengikuti mekanisme di partai sesuai dengan AD/ART partai. Soal klaim mengklaim diantara bakal calon menurut Lebu Raya adalah dinamika normatif sebuah partai, karena setia. Namun Lebu Raya mengharapkan agar setiap bakal calon harus mengedepankan mekanisme proses pencalonan sebuah partai politik.
Ketika ada yang mengklaim hampir 90 persen PDIP mendukung dia, artinya masih ada 10 persennya lagi yang tidak mendukung. Artinya ada mekanisme dan tahapan dalam organisasi partai politik,” ungkap Lebu Raya sambil tersenyum.
Mendaras pada dinamika politik di momentum Pilgub NTT bahwa setiap warga Negara Indonesia punya hak politik. Namun tentunya partai punya pertimbangan internal. Sehingga pada giliran pendaftaran ke Partai (PDIP) dari limit waktu tanggal 2 -15 Mei 2017, hanya tiga figure PDIP yang mendaftar sebagai Bakal calon Gubernur NTT. Masing-masing Raymundus Sau Fernandes, Kristo Blasin, dan Daniel Tagudedo.
Pantauan media ini menyebutkan ketiga figure PDIP NTT ini juga masih ‘harap-harap cemas’ sekiranya siapa yang dijagokan Frans Lebu Raya selaku Ketua DPD PDIP NTT, Dinamika yang berkembang kalau Lebu Raya akan menjatuhkan pilihan ke Daniel Tagudedo. Beberapa narasumber yang ditemui delegasi.com mengatakan, pertimbangan Lebu Raya menjatuhkan ;pilihan ke Daniel Tagudedo ini untuk menampik rumor yang berkembang kalau didalam PDIP ada ‘anak emas’ entah Kristo Blasin atau Ray Fernandes. Tinggal sekarang apa keputusan DPP PDIP figure siapa yang ‘dijagokan untuk keluar menjadi Bakal Calon Gubernur NTT.
“Sebagai orang partai kami taat pada keputusan DPP nanti. Tapi tentunya figure Bakal Calon Gubernur NTT periode 2018-2023 dan keluar dari PDIP adalah kader partai. Jadi kita utamakan kader partai,”tegas Nelson Matara kepada wartawan usai pendaftaran Ray Fernandes di Kantor DPD PDIP NTT beberapa waktu lalu.
Publik NTT tahu sepak terjang dan pengalaman Ray Fernandez dan Kristo Blasin di dunia politik. Perjalanan karier politik Ray Fernandez boleh dikatakan mulus hingga menduduki kursi Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Ray Fernandez memulai karier politiknya sejak ia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten TTU periode 1999-2004 dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD TTU.
Pada tahun 2005, Ray Fernandez terpilih sebagai Wakil Bupati TTU mendampingi, Gabriel Manek. Pada tahun 2010, Ray Fernandez maju sebagai Calon Bupati TTU dan terpilih sebagai Bupati TTU. Pada Pemilihan Bupati TTU tahun 2015, Ray Fernandez tak mendapatkan lawan sehingga iapun menang mutlak dan terpilih kembali sebagai Bupati TTU untuk kedua kalinya (melawan kotak kosong).
Namun sepak terjang Ray Fernandez hampir selalu diwarnai dengan ‘konflik politik’. Oleh kalangan tertentu, Ray Fernandez dinilai belum ‘matang’ secara emosional. Bahkan Bupati yang doyan minum arak ini, dinilai sering ‘main kasar’ dalam berpolitik maupun memimpin TTU.
Sedangkan, Kristo Blasin juga memiliki rekam jejak politik yang boleh dikatakan cermerlang. Lelaki asal Dusun Lere – Sikka ini memulai karier politiknya saat terpilih sebagai anggota DPRD NTT periode 1999-2004 dan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP. Saat Frans Lebu Raya (Wakil Ketua DPRD NTT saat itu, red) terpilih sebagai Wakil Gubernur NTT (mendampingi alm. Piet Tallo, red) pada tahun 2003, Kristo menggantikan posisi Frans Lebu Raya sebagai Wakil Ketua DPRD NTT.
Kristo kembali terpilih sebagai anggota DPRD NTT pada periode 2004-2009 dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTT. Kristo pun kembali terpilih sebagai anggota DPRD NTT untuk ke-3 kalinya (periode 2009-2014) dan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD NTT.
Pada tahun 2008, sebagai Ketua Pemenangan Pilgub DPD PDIP NTT, Kristo Blasin berhasil mengantar Frans Lebu Raya-Eston Funay sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013.
Pada tahun 2012, Kristo dicalonkan sebagai wakil walikota Kupang mendampingi Jefri Riwu Kore. Namun paket Jefri-Kristo (Jeriko) harus mengakui kemenangan Jonas Salean-Herman Man di putaran kedua. Pada tahun 2013, sebagai Ketua Pemenangan Pilgub NTT dari PDIP, Kristo berhasil mengantar Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni (Frenly) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2013-2018.
Pada pemilihan legislatif tahun 2014, Kristo ingin mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, namun partai memutuskan bahwa ia harus kembali dicalonkan sebagai anggota DPRD NTT dengan Nomor urut 1 dari dapilnya. Tetapi dengan jiwa besar, Kristo meminta ia dicalonkan pada nomor ‘buntut’ dan mendorong kader muda PDIP lainnya pada nomor urut 1.
Pembawaannya yang jujur dan rendah hati membuat ia memiliki banyak teman dan tanpa musuh dalam karier politiknya. Sepak terjang politiknya yang santun dan berusaha menghindari konflik politik membuat ia dapat menyelesaikan berbagai persoalan di internal partai maupun di DPRD NTT. Kristo tidak pernah sekalipun tersandung kasus KKN, masalah politik, dan masalah lainnya sepanjang karier politiknya. Rekam jejak Kristo inilah yang membuat ia ‘cap’ sebagai politisi santun dan bersih.
Lalu siapakah yang paling pantas diusung PDIP NTT sebagai Cagub NTT periode 2018-2023? Investigasi media ini mendapatkan ada 3 (tiga) ‘faksi’ alias kelompok ditubuh DPD PDIP NTT. Kelompok pertama adalah pendukung Lucia Adinda Lebu Raya. Kelompok kedua adalah pendukung Kristo Blasin, dan kelompok ketiga adalah pendukung Ray Fernandez.
Perkembangan terakhir, kini hanya ada tiga kelompok yakni Kristo Blasin , Ray Fernandez dan Daniel Tagu Dedo, karena Lucia Adinda Lebu Raya lebih memilih menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) NTT. Kini, kelompok Lucia Adinda Lebu Raya meleburkan diri ke kelompok Kristo Blasin. Dipanggilnya Kristo Blasin oleh Frans Lebu Raya untuk mensosialisasikan diri sebagai Cagub NTT merupakan ‘lampu hijau’ dan dukungan Lebu Raya sebagai Ketua DPD PDIP NTT kepada Kristo Blasin.
Dengan demikian, Kristo Blasin mendapat dukungan mayoritas di kalangan pengurus DPC dan DPD PDIP NTT. Dari kenyataan ini, dapat disimpulkan bahwa Kristo Blasin yang akan diusung PDIP NTT sebagai Cagub 2018-2023.//delegasi(hermen/marthen)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…