Aksi Protes Menentang Kudeta militer Myanmar Meluas

Avatar photo
Lembaga advokasi Hak Asasi Manusia se-Asia, Forum Asia, turut mendesak militer Myanmar segera membebaskan sejumlah anggota parlemen yang saat ini masih ditahan pasca kudeta Presiden Win Myint serta pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. (REUTERS/Stringer)

YANGON, DELEGSI.COM – Aksi protes menentang kudeta militer meluas di Kota Mandalay, Myanmar pada Kamis (4/2). Massa membawa spanduk dan meneriakkan slogan anti-kudeta.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan sekitar 20 orang di Universitas Kedokteran Mandalay menggelar aksi protes menentang pengambilalihan pemerintahan oleh tentara.

“Rakyat memprotes kudeta militer,” tulis salah satu spanduk yang dibawa pedemo.

“Pemimpin kami yang ditangkap, lepaskan sekarang, lepaskan sekarang,” teriak massa.

Reuters melaporkan kelompok aktivis mengungkapkan polisi menangkap setidaknya tiga pedemo. Penangkapan tersebut dikonfirmasi oleh aktivis mahasiswa dari tiga kelompok yang berbasis di Mandalay dan Yangon.

Aksi protes kali ini merupakan demo jalanan pertama yang menentang pengambilalihan kekuasaan yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Forum Asia mendesak para pemangku kepentingan di dunia dapat menjatuhkan sanksi ekonomi kepada militer Myanmar atas kudeta itu. (REUTERS/Stringer)

 

Sehari sebelumnya aksi protes juga digelar oleh petugas medis dari 70 rumah sakit dari seluruh penjuru Myanmar. Pedemo memprotes kudeta militer dan meminta agar Suu Kyi dibebaskan.

Suu Kyi bersama Presiden Win Myint dan sejumlah tokoh senior Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) ditangkap oleh militer Myanmar pada Senin (1/2).

Kepolisian Myanmar menjerat pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dalam kasus impor perangkat komunikasi walkie-talkie ilegal, dan ditahan hingga 15 Februari mendatang. (REUTERS/Stringer)

 

Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw), Jenderal Min Aung Hlaing, memerintahkan anak buahnya menangkap Suu Kyi dan Win Myint karena menuduh ada kecurangan terkait hasil pemilihan umum yang digelar pada 8 November 2020 lalu.

Tatmadaw menuding ada setidaknya 8 juta pemilih palsu yang terdaftar dalam pemilu kemarin.

Mereka menolak kembali ke masa lalu, ketika Myanmar dipimpin oleh pemerintah junta militer selama hampir lima dasawarsa. (Photo by STR / STR / AFP)

 

Padahal, Komisi Pemilihan Umum Myanmar menyatakan pemilu yang digelar berjalan adil dan lancar. Mereka juga menepis tuduhan ada kecurangan.

//delegasi(CNN)

Komentar ANDA?