Larantuka, Delegasi.Com— Kejadian naas menimpa seorang warga Sukutokan dan dua warga Redontena, Kelubagolit, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Ancis, Andri dan Ricky, saat mandi di Dermaga Fery Deri Adonara, Jumat (11/10) sekitar pukul 14.00 Wita.
Ketiganya diseret pusaran arus kencang hingga membuat Ancis (23) meninggal dunia karena kelelahan dan kehabisan napas akibat terlalu banyak menelan air laut.
Peren Kuroumang, warga Desa Riangduli, Witihama yang saat itu berada di Dermaga Deri sempat mengevakuasi Ancis hingga ke darat, tapi nyawanya tidak tertolong. Sedangkan Andrian dan Ricky selamat dari maut karena mampu berenang ke darat.
Informasi ini disampaikan Anggota DPRD Flores Timur, Yohanes Sili Rotok Bahy yang menghubungi wartawan dari Klinik Pulitoben, Witihama saat melayat korban, Jumat (11/10) sore.
Ia menjelaskan, dirinya mendapat informasi kejadian naas ini pertama kali dari Kabag Ops. Polres Flotim, AKP Aba Muhammad. Atas informasi itu, pihaknya langsung menghubungi keluarga korban untuk segera ke tempat kejadian perkara (TKP) dan Klinik Pulitoben, Witihama.
“Setelah dikontak Kabag OPS. Polres Flotim, AKP Aba Muhammad, saya langsung hubungi keluarga dan terus ke TKP bertemu Bapak Peren Kuroumang yang sebelumnya sempat menolong Ancis hingga ke darat dan terus dilarikan ke Klinik Pulitoben untuk mendapat pertolongan,” papar Rotok Bahy.
Terseret Pusaran Arus
Sekretaris Komisi A DPRD Flotim ini mengungkapkan, sesuai penuturan Peren Kuroumang, sekitar pukul 14.00 Wita, tiga pemuda Redontena itu datang di Dermaga Fery Deri dan langsung menuju di bagian depan dermaga untuk mandi, yang arusnya cukup deras dan jaraknya agak jauh dari bibir pantai.
Saat melompat ke air laut, mereka masuk dalam pusaran arus dan menyeret ketiganya. Meski berusaha berenang ke darat, namun ketiganya kelelahan. Mereka lalu berteriak minta tolong.
Saat itulah Peren Kuroumang mendengar suara, lalu datang memberi pertolongan. Andrian dan Ricky berhasil diselamatkan lebih dahulu dengan cara mendorong keduanya dari belakang.
Sedangkan, korban Ancis tak selamat karena kelelahan dan kebanyakan menelan air laut, meski berhasil dibawa ke darat.
Pantauan wartawan, Ancis setelah dilarikan ke Klinik Pulitoben, sekitar pukul 16.30 Wita diantar pulang ke rumahnya di Desa Sukutokan. Banyak warga dan keluarga korban terlihat histeris dengan kejadian naas tersebut.
Pasang Tanda Larangan
Rotok Bahy meminta Dinas Perhubungan Flores Timur untuk segera memasang tanda larangan di areal depan Dermaga Deri agar tidak lagi menjadi tempat untuk berenang.
Karena lokasi air laut di bagian depan Dermaga Fery Deri memiliki arus laut yang deras.
Lokasi ini merupakan tempat pertemuan arus, baik dari arah Selat Watowoko maupun Tanjung Tuak Lewotolok. Dan, ini berpotensi membuat orang tenggelam, sebagaimana yang dialami Ancis, Adrian dan Ricky.
Untuk diketahui, sebelum berangkat ke lokasi kejadian, ketiganya sempat pamitan untuk mandi di kali Wai Belahan, Sagu. Sebuah tempat, yang letaknya di daerah persawahan Sagu, Kecamatan Adonara.
Namun ketiganya bukan pergi ke tempat awal, tapi menuju Dermaga Deri hingga akhirnya menelan korban jiwa. (Delegasi.Com/BBO)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…