Kupang, Delegasi.com – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) meminta dukungan politik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait rencana pembangunan monumen Pancasila yang akan dibangun di Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Demikian dialog FPK dengan Pimpinan DPRD NTT bersama anggota dewan lintas fraksi di Ruang Kelimutu DPRD NTT, di Kupang (6/6/2017).
Ketua FPK, Pius Rengka mengemukakan, FPK memandang kondisi intolerasi dan radikalisme yang terjadi belakangan ini merupakan dampak dari persoalan umum di tingkat global yang menurutnya berpotensi mengganggu relasi antaranak umat beragama di Indonesia.
“Belakangan dapat kita lihat interaksi sosial diwarnai dengan suasana kecurigan sangat tinggi, saling memojokkan, saling melukai, dan kami berpikir bahwa bukan ini sesungguhnya wajah bangsa Indonesia,” kata Rengka.
Mantan anggota DPRD NTT itu mengatakan, generasi bangsa membutuhkan pengutan doktrin untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai idelogi bangsa. Untuk itu, pada 31 Mei lalu FKP menggelar seminar nasional kebangsaan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat setempat untuk mempertegas kembali komitmen mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Rengka menyampaikan, pihaknya menginginkan agar NTT terus menjadi rumah Pancasila dan contoh relasi kehidupan yang positif dan damai bagi daerah-daerah lain. “Karena toleransi lintas elemen di sini sudah dibuktikan dalam sejarah dan merupakan sesuatu yang alami dan terus dipertahankan sampai saat ini,” katanya. Bahkan, lanjutnya, toleransi antarumat di provinsi selaksa nusa itu telah diakui pula secara nasional melalui penghargaan dari Kementerian Agama sebagai provinsi paling toleran. Diungkapkannya, FPK memandang penting bahwa komitmen menjaga dan mengamalkan Pancasila dari berbagai elemen masyarakat setempat itu dipertegas pula dengan adanya pembangunan Monumen Pancasila. “Untuk itu kita berharap niat ini (membangun monumen Pancasila) medapat dukungan dari dewan sehingga bisa terealisasi,” katanya. Anggota FPK Theodorus Widodo yang juga menyumbangkan lahannya seluas 5 Ha untuk pembangunan monumen itu menjelaskan, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Monumen Pancasila itu diperkirakan mencapai Rp35 miliar. Dia menjelaskan, monumen Pancasila yang sudah dirancang sejumlah arsitek setempat itu berketinggian 30 meter dengan lokasi pembangunan berada pada sebuah bukit arah menuju Pelabuhan Bolok, Kabupaten Kupang. “Jadi dibangun di atas bukit dan juga naik lagi mencapai 30 meter sehingga diharapkan bisa dilihat dari berbagai arah apalagi melalui udara,” katanya. Selain itu, katanya, di dalam monumen bisa dimanfaatkan dengan perpusatakaan, palataran pentas, dan berbagai unsur tentang Pancasila, dan di luar ruangan disiapkan pula taman baca dan lokasi rekreasi. “Kita berharap juga monumen ini nantinya menjadi pusat ekonomi masyarakat sekitarnya karena menjadi salah satu destinasi baru yaitu wisata kebangsaan,” ujarnya.//delegasi(hermen)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…