BBKSDA NTT Siap Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Nasional 2021

  • Bagikan

KUPANG, DELEGASI.COM  –  Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur jsiap menjadi tuan rumah Hari Konservasi Nasional(HKN) 2021, jika terpilih yang akan diumumkan pada puncak HKN 2020 di Bontang.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (KLHK) Republik Indonesia (RI) akan memastikan dan mengumumkannya nanti pada puncak Perayaan HKN tahun 2020 tanggal 16 September 2020 mendatang di Bontang, Kalimantan Timur.

Terkait rencana tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta dukungan seluruh masyarakat NTT, termasuk media.

Demikian dikatakan Kepala BBKSDA NTT menanggapi tawaran menjadi Tuan Rumah HKN tahun 2021 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia (RI), melalui Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan dan Konservasi (PJLHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutaan RI, Dr. Nandang Prihadi, S.hut, M.Si, disela acara penyerahan hadiah juara Lomba Foto dan Video Petualangan Alam Indonesia, di Aula Kantor BBKSDA NTT Kupang, Kamis(03/09/2020).

 

Menurut Timbul Batubara, jika NTT jadi tuan rumah HKN, maka  Taman Wisata Alam (TWA) Baumata, Kecamatan Taebenu-Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menjadi lokasi perayaan Hari Konservasi Nasional Sumber Daya Alam (HKNSDA) Tahun 2021,

 

“Saya mengajak kita mengajak kita semua dan media untuk berusaha. Kemungkinan peluang NTT besar untuk menjadi tuan rumah HKNSDA tahun 2021. Rencana kita nanti perayaannya bertempat di Taman Wisata Alam (TWA) Baumata, karena airnya masih besar,” ujarnya.

Menurut Timbul Batubara, TWA Baumata direncanakan menjadi lokasi perayaan HKN 2021 karena pertimbangan jarak yang dekat dengan Kota Kupang dan ketersediaan banyak tempat penginapan bagi peserta.

“Ada hotel berbintang kita cukup banyak di sekitaran area Kota Kupang dan jaraknya dekat langsung dengan Taman Wisata Laut Kita, sehingga misalkan kalau Presiden nginap ya bisa langsung melihat ke arah TWAL kita,” jelasnya.

Terkait lokasi TWA Baumata, Timbul Batubara membeberkan pemanfaatan lahan 2 (dua) hektar di sekitar hutan di TWA Baumata yang terbakar.

“Lahan dua hektar yang terbakar kemarin di Baumata akan kita kikis. Kita akan memintah partisipasi masyarakat untuk membongkar karang untuk buat pagar. Saya bilang sama-sama, karena kalau teman-teman (media, red) tidak membantu bersuara lantang dengan keberadaan HKN ini, maka kesempatan itu bisa lari,” ungkapnya.

Sebelumnya, pada Kamis (03/09/2020), Direktur PJLHK KLHK, Dr. Nandang Prihadi, S.hut, M.Si kepada para pemenang Lomba Foto dan Video Petualangan Alam Indonesia Kantor BBKSDA NTT, mengungkapkan adanya kemungkinan NTT akan menjadi tuan rumah Hari Konservasi Sumber Daya Alam Nasional tahun tahun 2021.

Menurut Nandang, hal tersebut sudah disampaikan kepada Kepala BBKSDA NTT, Ir. Timbul Batubara, M. Sc.

“Saya sudah sampaikan ke beliau (Timbul Batubara, red), nanti tinggal kesiapan di sini (BBKSDA NTT, red). Tentunya tidak hanya pak Timbul sendiri. Kalau pak Timbul sendiri, kasian…tetapi harus juga terlibat pihak lain seperti Dinas Parawisata, Pemprov NTT. Nanti pak Timbul akan milih kira-kira cocok yang mana, trus persiapannya seperti apa, nah kalau itu menurut pak Timbul memungkinkan, kami dari pusat akan mengalokasikan anggaran untuk itu. Tidak hanya daerah, tetapi pusat juga akan alokasikan anggaran untuk itu,” ungkapnya.

Nandang menambahkan, bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan dimaksud besar karena peserta bisa mencapai 1000 (seribu) hingga 1.500 (seribu lima ratus) orang.

“Oleh karena itu, pak Timbul harus hitung, penginapan siap tidak, apalagi kalau presiden yang datang, wartawan juga tahu protokolnya seperti apa. Dan selama saya di konservasi belum pernah. Mudah-mudahan disini (di NTT, red), pak Timbul dan pak Gubernur bisa menghadirkan pak presiden,” katanya.

Nandang juga meminta dukungan semua pihak, termasuk wartawan.

“Kita akan putuskan tanggal 16 September 2020 ini. Tinggal kesiapan teman-teman disini (BBKSDA NTT, red). Kemungkinan peserta lebih dari seribu, bisa seribu lima ratus, karena kita di Bontang lebih dari 50% yakni 750 orang. Anda bisa bayangkan seribu lima ratus orang datang ke suatu wilayah, dampak multiplier ekonominya bagaimana bagi wilayah itu,” jelasnya.

 

//delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?

  • Bagikan