DELEGASI.COM, KUPANG – Bencana banjir melanda sejumlah wilayah di daratan Timor, Nusa Tenggara Timur sejak 24 hingga 25 Desember 2022.
Beberapa wilayah yang dilanda banjir antara lain terjadi di ruas jalan Timor Raya di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, NTT terendam banjir, akibatnya arus lalintas antardaerah di wilayah tersebut terganggu.
BACA JUGA: Pemkot Kupang Didesak Manfaatkan Empat Hari Untuk Melunasi Utang Rp41 Miliar
Dilansir dari berbagai sumber, seperti video yang dilasir kupang.now di instagram tampak banjir di Kecamatan Takari menutupi badan jalan Timor Raya yang menghubungkan antara sejumlah kabupaten di Pulau Timor serta Timor Leste.
Air dengan ketinggian kurang lebih setengah meter itu mengganggu arus lalulintas di daerah itu. Bahkan, tak tampak satu kendaraan pun yang bisa melintas di jalan tersebut. Ketinggian air sampe hampir menutupi plang Polsek Takari.
Sementara itu sebanyak tiga unit kapal motor penangkap ikan milik nelayan lokal di Desa Soliu, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hancur akibat dihantam gelombang laut.
“Iya, tiga unit kapal, termasuk mesin dan pukat hanyut, hancur,” ujar Usa Mansula nelayan di Desa Soliu, Minggu (25/12/2022).
Usa Mansula mengaku sedih dan kesal karena kapal miliknya rusak parah. Pasalnya, ia hanya menggantungkan hidup dari mencari ikan di laut dan menjualnya ke sejumlah desa tetangga.
“Saya kesal sekali, tapi harus terima kenyataan karena ini akibat hujan deras. Selama ini kami pancing dengan itu kapal motor, hanya saja sudah hancur,” terangnya.
Terpisah, Kepala Desa Soliu Markus Akulas membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, sejumlah nelayan lokal di wilayah Desa Soliu harus menerima petaka akibat cuaca ekstrem yang terjadi Minggu (25/12/2022) dini hari tadi, sehingga alat tangkap berupa ketinting, pukat, dan peralatan lain, hanyut dihantam badai pasang air laut.
“Nelayan lokal di Desa Soliu, alat tangkapan mereka hanyut karena badai pasang air laut,” jelas Markus Akulas.
Ia menambahkan, Pemerintah Desa Soliu sementara mendata nelayan untuk menganalisa kerugian yang dialami. Ia menyebut, data saat ini sebanyak 12 orang nelayan kehilangan alat tangkap ikan.
“Pemdes Soliu sementara melakukan pendataan kerusakan alat tangkap ikan. Data saat ini kapal motor yang rusak total itu tiga unit, rusak berat tujuh unit, dan rusak ringan satu unit,” pungkasnya.
Jembatan Kapsali di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) nyaris putus akibat hujan deras sejak Sabtu (24/12/2022) malam. Akibatnya lalu lintas warga dengan kendaraan maupun jalan kaki terhambat.
“Jembatan selama ini baik-baik saja, namun karena luapan air terlalu tinggi sehingga akibatnya putus. Perkiraan kedalaman dan panjangnya 10 meter,” ujar Camat Amfoang Barat Daya Yesua To saat dikonfirmasi detikBali, Minggu (25/12/2022).
Yesua To menjelaskan putusnya jembatan tersebut akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Sabtu malam sehingga warga yang bepergian ke kebun terhambat. Menurutnya kondisi lalu lintas warga dari arah Kupang menuju wilayah Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, dan Amfoang Utara saat ini tidak bisa dilalui.
“Sudah putus begini, warga sangat kesulitan. Apalagi yang dari Kota Kupang ke wilayah Amfoang bagian pesisir umumnya karena ini salah satu jembatan penghubung utama,” terangnya.
Ia mengaku telah mengimbau kepada warganya agar waspada terkait intensitas hujan yang tinggi dengan mengakibatkan bencana alam tak terduga. Selain itu, pihaknya sudah sampaikan ke dinas terkait dengan adanya kondisi jembatan tersebut.
“Warga dari tadi saya sudah sampaikan lewat grup, untuk para Kepala Desa agar memantau keadaan akibat intensitas hujan yang tinggi dan dilaporkan setiap kondisi bila dibutuhkan untuk penanganan. Apabila ada warga yang terdampak banjir supaya manusia dan barang-barang bisa diungsikan ke keluarga di lokasi yang aman. Saya juga sudah sampaikan melalui grup kecamatan dan OPD terkait,” pungkasnya.
Badan Meterologi Klimatologi Geofisikan (BMKG) Staiun Meterologi Eltari Kupang, NTT mengeluarkan peringatan dini waspada banjir dan longsor selama tiga kedepan, sejak 25 hingga 27 Desember 2022.
Dalam surat peringatan dini yang ditandatangani Kepala BMKG Eltari Kupang, Agung Sudiono Abadi menyebutkan wilayah NTT berada di periode musim hujan dengan kondisi suhu muka laut yang hangat dan kelembapan yang cukup basah di tiap lapisan atmosfer.
Adanya seruakan dingin dari Benua Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan serta meningkatkan potensi awan hujan di NTT.
Aktifnya gelombang atmosfer Rossby di sekitar Nusa Tenggara dan MJO turut mempengaruhi terjadinya peningkatan hujan dengan intensitas sedang – lebat yang disertai petir serta angin kencang berdurasi singkat.
Karena itu, warga dihimbau untuk waspada akan potensi dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir rob (banjir di wilayah pesisir), tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, dan sambaran petir. Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang.
//delegasi(*)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…