Ia juga menyampaikan apresiasi kepada penulis buku “Menjelajah Kapela Yang Terlupakan” yakni Tim 24 yang ditulis oleh siswa-siswi SMAN 1 Larantuka dan juga guru pembimbing Gregorius Riberu, S.Ag. “Menurut Saya ini suatu yang super sekali yang dibuat oleh siswa-siswi SMA 468 Larantuka tentu dibawah pendampingan Pak Guru, dan mereka mempersembahkan sesuatu yang luar biasa yang super itu di Hari Guru ke-74 Tahun ini yang merupakan kado yang luar biasa. Apresiasi kepada anak-anak yang telah juga mengajak kita semua untuk mari kembali kita lihat Kapela sebagai salah satu tempat dimana dulu orang-orang tua selalu menggunakannya untuk hal-hal yang baik, ujar Bupati Anton Hadjon.
Pada Tahun ini Pemerintah Kabupaten Flores Timur, kata Bupati Anton Hadjon, mengadakan Festival Bale Nagi yang dilaksanakan untuk menyambut Semana Santa. Pemerintah tidak sekedar membuat festival dan mengundang orang untuk pulang libur, tetapi jauh daripada itu, menurutnya, Pemerintah sedang mengajak orang Flores Timur untuk mari kita maju ke depan tapi kita jangan lupa yang kita miliki. Itulah makna Bale Nagi yang sesungguhnya yang dilaksanakan Pemerintah dalam pelaksanaan Festival Bale Nagi. Mengajak seluruh orang Flores Timur untuk kita boleh kemana saja kita boleh berada dimana saja tetapi kita tidak boleh melupakan akar kehidupan kita yakni akar budaya yang ada di Flores Timur ini. “ Dalam buku ini Pak Guru sedang mengajak anak-anak untuk melihat kita punya sejarah, kita punya budaya dan hal yang baik, ini tidak boleh hilang. Saya berharap adik-adik ini harus menjadi promotor di setiap wilayah kapela yang berdekatan dengan tempat tinggal adik-adik, untuk juga mulai memanfaatkan kapela itu paling tidak dua kali seminggu bersama dengan teman-teman ke Kapela, ajak Bupati Anton Hadjon.
Bupati Anton Hadjon mengatakan pada setiap kesempatan dirinya selalu bangga dengan Flores Timur. “Saya selalu sampaikan Larantuka itu satu-satunya Kerajaan Katolik di Indonesia dan dari Larantuka Katolik berkembang kemana-mana. Dari Larantuka juga pendidikan berkembang kemana-mana. Saya juga bangga tentang Flores Timur, karena dari Flores Timur jugalah Islam itu mulai berkembang di NTT. Sehingga kita boleh mayoritas tetapi kita tidak boleh merasa diri paling penting, paling hebat dan mengabaikan saudara-saudara kita yang lain. Menjaga kebersamaan karena itu juga bagian dari budaya yang telah hidup di Kabupaten Flores Timur selama ini, tegas Bupati Anton Hadjon.
//delegasi(tim)