VATIKAN-DELEGASI.COM-
Carlo Acutis, seorang anak muda Italia, lahir 3 Mei 1991 di London, yang meninggal dunia pada 12 Oktober 2006, dalam usia 15 tahun, karena menderita Leukemia, akhirnya diterima oleh Paus Fransiskus untuk gelar Beato, pada 10 Oktober 2020, mendatang.
Sekaligus, dinobatkan menjadi Bapak Pelindung Cyber dan IT, karena sangat berbakat di bidang tersebut.
Demikian rilis yang dikirim Anggota Dewan Penasehat Kepausan, asal Indonesia, yang kini berkedudukan di Tahta Suci Vatikan, Padre Markus Solo Kewuta, SVD, melalui sambungan kawat Whatshap kepada Wartawan Delegasi.Com di Larantuka, Jumad, 2 Oktober 2020, Pagi.
Padre Marco, SVD, demikian sapaan akrab Ahli Islamologi lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir ini menjelaskan, Carlo Acutis, meski baru berusia 14 tahun, namun sudah berhasil merangkai situs web tentang Mujizad Ekaristi di seluruh dunia.
Semuanya, itu Carlo Acutis lakukan oleh karena cintanya akan Ekaristi, Yesus Kristus dan Bunda Maria.
Ia seorang anak muda yang sangat beriman, tidak pernah absen ke Gereja setiap pagi.
Baginya, Bunda Maria adalah satu-satunya Bunda untuknya.
Inilah yang menetuh hati Paus Fransiskus, sehingga menerimanya untuk diberi gelar Beato.
Dan, sekaligus dinobatkan menjadi Pelindung Cyber dan IT, “tulis Padre Marco, SVD.
Satu hal yang paling mengesankan lagi, orang yang dikeritrakan Anggota Dewan Penasehat Kepausan, Bidang Dialog Perdamaian Antar Umat Beragama se Dunia ini, “Kemarin, pada 1 Oktober 2020, ketika peti Carlo Acutis dibuka untuk persiapan doa dan kunjungan menjelang beatifikasi oleh Paus Fransiskus, pada 10 Oktober 2020 mendatang, ternyata setelah 14 tahun meninggal, jasad beliau masih utuh.
Hanya, wajahnya sedikit saja dipoles karena saat beliau meninggal, beliau mengalami pendarahan otak, yang mungkin mempengaruhi rupa wajahnya.
Pakaiannya pun diganti dengan jaket tipe sweater, jeans dan sepatu jalan, untuk menyatakan kepada orang bahwa kekudusan adalah sesuatu yang dekat dan berkaitan dengan keseharian setiap orang, “.
Ceritra menarik ini, urai Padre Marco lebih lanjut, mau memberi pesan juga kepada orang-orang masa kini, bahwa anak-anak muda bisa mencapai kekudusan.
“Bukan sesuatu yang sudah lewat dan hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpakaian keagamaan khusus, atau orang-orang kelas atas,” ujar Padre Marco, SVD mengakhir pesannya.
Carlo Acutis telah memberikan kesaksian nyata hari ini kepada kita semua.
Semoga Kita pun dapat meneladani seorang anak muda Italia, Carlo Acutis, yang lahir di London, karena orang tuanya bekerja disana, dalam hidup harian Kita agar bisa meraih Kekudusan. Amin.
//Delegasi(BBO)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…