DELEGASI.COM– TIDAK terasa KBHTM hari ini, Sabtu 25 Juni 2022 genap berusia 40 tahun. Semua ini terjadi dan berjalan baik karena cinta Allah yang terjadi pada kita semua.
Demikian disampaikan Ketua KBHTM, Damian Bagus, mengawali sambutannya susai ramah tama syukuran perayaan Panca Windu KBHTM.
Damian menjelaskan bahwa kongregasi yang kini dipimpinnya didirikan tanggal 25 Juni 1982 oleh Bapak Yohanes Dae.
Keluarga KBHTM, demikian Damian, tidak punya apa-apa. “Hanya Allah dan Bunda Maria yang menyatukan kita semua hingga menjadi seperti sekarang ini,” ujarnya.
Baca Juga: KBHTM, Seberkas Cahaya dari Usapi Sonbai (1)
Damian menceritakan bahwa kehidupan Bapak Yohanes Dae, penuh kesabaran dan penuh kasih. “Kita harus pelihara dan melestarikan spirit dari Bapak Anis, sebagai pokok pilihan utama KBHTM. Dan, semangat kebersamaan kita tetap hidup sepikir dan sesuara. Sebab, hanya dengan spirit ini, hidup kita terus lestari sampai sekarang,” tambah Damian.
Damian mengatakan, keluarga besar KBHTM mengucapkan terima kasih kepada Bapak Uskup Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang, yang telah hadir bersama KBHTM.
“Kehadiran Bapa Uskup merupakan kado terindah buat KBHTM. Kita pelihara kesatuan dan menjaga kebersamaan. Kita semua adalah pejuang-pejuang iman. Tidak ada alasan untuk kita melebihi apalagi ada kesombongan iman,” ujar Damian.
Menurut dia, semakin kita merasa tidak memiliki apa-apa, semakin Allah berkarya dalam hidup kita. Tetapi semakin kita menyombongkan diri, tegaas Damian, maka yakinlah kita tidak akan memiliki apa-apa.
Terharu Pesan Uskup
Ketua Panitia Panca Windu KBHTM, Yoseph Sadipun, mengaku sangat terharu dengan pesan Uskup Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang.
“Ada pesan luar biasa dari Uskup Agung Kupang, hal mana mengingatkan KBHTM agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Juga menjaga spiritualitas pendiri, Bapak Yohanes Dae. Jika tidak dijaga, maka kongregasi ini akan hancur dan bubar,”ujar Yoseph, mengutip pernyataan Uskup Petrus Turang.
Yoseph mengatakan, walaupun Uskup Petrus Turang, agak lelah karena baru pulang dari Oenlasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, tetapi tetap bersemangat datang ke Usapi Sonbai untuk memimpin perayaan ekaristi Panca Windu KBHTM.
Baca Juga: Uskup Petrus Turang: Jaga Spiritualitas dari Yohanes Dae (2)
Dan, lanjut Yoseph, Uskup Petrus Turang, sangat menikmati suasana selama perayaan Panca Windu KBHTM di Usapi Sonbai. Hal ini dibuktikan Uskup Petrus Turang cukup lama berada bersama warga dan anggota KBHTM di Usapi Sonbai. Juga begitu bersemangat membagi nasi tumpeng kepada beberapa orang.
Yoseph juga menanggapi baik sambutan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, yang mengatakan bahwa pemerintah juga bertanggung jawab terhadap perkembangan iman umat.
Yoseph punya kesan tersendiri betapa antusiasnya anggota KBHTM delegasi dari Papua, Timor Leste, Flores dan Timor. Hal ini, demikian Yoseph, menunjukkan bahwa mereka meyakini kongregasi ini memberikan banyak hal bagi kehidupan duniawi dan spiritualitas mereka.
Menurut dia, Uskup Petrus Turang sangat mengenal pribadi dan spiritualitas Bapak Yohanes Dae. Karena itu, lanjutnya, dalam sambutannya seusai resepsi, Uskup Petrus Turang, selalu menekankan pentingnya menjaga spiritualitas dari pendiri kongregasi, yaitu Bapak Yohanes Dae.
Tentang sosok Yohanes Dae, diceritakan oleh beberapa anggota KBHTM dalam buku biografi Bapak Yohanes Dae, berjudul Sang Abdi Kasih. Seperti dituturkan oleh Paul Jehurung, bahwa Bapak Yohanes Dae, memiliki kecintaan yang sangat istimewa terhadap ekaristi.
Bukti kecintaannya itu, demikian Paul, yang juga Sekretaris Panitia Panca Windu, Bapak Yohanes Dae, juga menciptakan lagu-lagu misa yang biasa dinyanyikan oleh anggota KBHTM.
Anggota lainnya, Martinus Boekan, punya kesan tersendiri terhadap Bapak Yohanes Dae. Menurutnya, Bapak Yohanes Dae, tidak merasa jijik terhadap orang sakit yang dilayaninya.
Ibu Amelia, istri dari Bapak Yohanes Dae, menuturkan bahwa jika Bapak Yohanes dimarahi, dia akan selalu mengucapkan permohonan maaf. Permohonan maaf ini selalu disampaikannya meskipun dia dalam posisi yang benar.
Anggota KBHTM Kupang lainnya, Ibu Maria Goreti, melihat sosok Bapak Yohanes Dae, adalah orang yang rendah hati. Hal ini dibuktikan ketika KBHTM dipercayakan membangun Gereja Santa Theresia Dari Avila di Usapi Sonbai, Bapak Yohanes Dae, turun tangan mengangkat batu dan pasir, mencampur adonan pasir.
Bahkan, lanjut Maria Goreti, Bapak Yohanes Dae, melakukannya mulai awal pembangunan hingga selesai. (Hyeron Modo/Hermen Jawa/Agus Tanggur/habis).
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…