MAUMERE, DELEGASI. COM- Peristiwa pembunuhan secara sadis terjadi di Kabupaten Sikka Flores NTT.
Hanya lantaran persoalan batas tanah, Abel Sina (60), warga RT. 19 RW. 9 Dusun Baoloran Desa Nita Kecamatan Nita Kabupaten Sikka, tewas mengenaskan setelah mendapat tebasan parang sebanyak tujuh kali oleh EJ (39) yang adalah ponakan sendiri.
Informasi yang di peroleh Delegasi. Com, peristiwa pembunuhan tersebut terjadi Kamis (7/12) sekitar jam 08.00 wita, saat korban mendatangi kebunnya yang ada di Polosono Desa Kolisia A melalui jalan bawah. Saat melintas dikebun miliknya, korban melihat pelaku sedang membakar rumput.
Korban mendatangi pelaku dengan amarah dan bertanya kepada pelaku “Kau bikin apa disitu? “. Pelaku pun menjawab, “saya sedang bersih-bersih kebun”. Mendengar jawaban itu, sontak saja korban semakin marah sehingga keduanya terlibat perang mulut. Karena telah dikuasai amarah, korban yang saat itu sedang memegang parang ditangannya langsung mengayunkan parang ke wajah pelaku, mengakibatkan wajah pelaku bersimbah darah akibat luka robek kena sabetan parang. Dengan wajah berlumuran darah, pelaku berusaha melakukan perlawanan. Mungkin karena pelaku lebih muda dan gerakan lebih kuat dan gesit, akhirnya pelaku berhasil memenangkan duel tersebut.
Dengan parang ditangannya pelaku menebas korban di leher sebanyak tiga kali, di kepala sebanyak dua kali dan di punggung sebanyak dua kali. Mendapat tujuh tebasan, korban terjatuh dan akhirnya meninggal dunia di lokasi kejadian.
Usai menebas korban, pelaku langsung menyerahkan diri di Pos Polisi Ndete Kecamatan Magepanda.
Kapolres Sikka, AKBP. Rickson P. Situmorang, SIK, kepada media menjelaskan, setelah mendapat laporan, polisi bergerak cepat menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk mengolah TKP, membuat permintaan VER dan mengamankan barang bukti dan juga pelaku. Didampingi anggota keluarga, polisi mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. T. C. Hillers Maumere. Disaksikan Delegasi. Com, di ruang jenazah, keluarga korban nampak larut dalam kesedihan menunggu jenazah korban dimandikan selanjutnya dibawa ke rumah duka di Desa Nita,kurang lebih 10 km arah selatan Kota Maumere.
Salah seorang anak korban, Robby Moa kepada media menuturkan saat di datangi anggota polisi sebanyak dua kali di sawah miliknya, untuk memberitahukan ayahnya telah dibunuh oleh EJ, mengaku kaget dan tidak tau menau karena dirinya bersama istri sedang sibuk mencangkul sawah mereka. Karena merasa penasaran, Robby dan istrinya bersama anggota polisi bergerak menuju ke lokasi kejadian yang berjarak ratusan meter dari sawah mereka.
Setibanya di lokasi kejadian sekitar pukil 11.00 siang, mereka mendapati korban terkapar bersimbah darah dibunuh secara sadis. ” Terus terang saya dan istri kaget, ketika polisi datang dua kali menanyakan prihal kasus pembunuhan. Kami tidak tau dan tidak punya firasat apapun. Bahkan mama yang saat itu sedang berada di pondok kebun juga tidak tau kalau bapak dibunuh. Saat tiba dikebun, saya kaget lihat bapak sudah terkapar dan darah sudah mulai kering. Kami langsung bawa bapak ke rumah sakit untuk dimandikan. Saya menduga bapak dibunuh karena masalah batas kebun. Karena waktu itu (tahun 2018), EJ diduga telah menggeser batas untuk dijadikan kebun sayur, ” Ujar Robby.
//delegasi(yanni lioduden)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…