Categories: Pariwisata

Dispar Minta Perairan Komodo Diawasi Secara Ketat

Kupang, Delegasi.com – Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu meminta otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) untuk mengawasi wilayah perairan setempat secara ketat guna menghindari aksi penangkapan ikan dengan cara membom oleh oknum nelayan.

“Pengawasan harus ekstra ketat sehingga tidak ada celah bagi oknum nelayan yang menangkap ikan dengan cara ilegal seperti menggunakan bom, dan lain-lain di destinasi wisata dunia itu,” kata Marius Ardu Jelamu kepada antara.com di Kupang, Senin (23/4/2018).

Ia mengatakan hal tersebut terkait kondisi kerusakan ekosistem bawah laut di perairan Komodo akibat aktivitas penangkapan ikan secara ilegal yang mendapat sorotan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Sorotan negatif ini diberitakan media asal Inggris, The Guardian, sehingga Marius menilai dampaknya akan tidak menguntungkan dari sisi promosi destinasi wisata yang terkenal sebagai satu-satunya habitat satwa purba Komodo (varanus komodoensis) di dunia ini.

“Kondisi ini diberitakan media internasional sehingga ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah bersama pihak pengelola untuk menjaga Taman Nasional Komodo,” katanya.

Marius menjelaskan, sebelumnya pihaknya juga mendapat informasi adanya aktivitas penangkapan ikan di sekitar perairan wisata Komodo dari oknum-oknum nelayan menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan.

Komodo

Untuk itu, katanya, perlu adanya intervensi pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mengelola Taman Nasional (TN) Komodo dengan memaksimalkan operasi pengawasan kawasan perairan.

“Terutama intervensi untuk kelengkapan berbagai sarana pendukung pengawasan, seperti kapal, teknologi pemantau, maupun sumber daya manusianya dan sebagainya,” katanya.

Menurutnya, pengawasan wilayah perairan wisata Komodo juga perlu melibatkan dua provinsi yakni Nusa Tenggara Barat (NTB) dan NTT yang berbatasan wilayah laut secara langsung di bagian barat Pulau Flores.

“Karena keluhan yang kami terima, tidak hanya nelayan lokal di saja yang beraktivitas di sekitar perairan Komodo namun juga nelayan-nelayan dari Sape, NTB,” katanya.

Marius meminta agar patroli apung terpadu yang melibatkan otoritas Balai TN Komodo bersama aparat setempat ditingkatkan dengan menjangkau semua titik rawan di dalam kawasan serta dilakukan secara diam-diam.

Taman Nasional Komodo

“Kemudian ada sanksi yang tegas bagi oknum yang melakukan ilegal fishing, karena dampak perbuatan seperti ini sangat buruk terhadap ekosistem bawah laut yang merupakan daya tarik wisata menyelam,” katanya. //delegasi(antara.com) 

 

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Keindahan Manneken Pis Brussels

Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…

1 hari ago

Dinas Perpustakaan Rote Ndao Gelar Pelatihan untuk Inovasi dan Meningkatkan Ekonomi

Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…

2 minggu ago

Usut Dugaan Politik Uang, Bawaslu Kabupaten Kupang Siap Bentuk Dua Tim Investigasi

Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…

2 minggu ago

Tokoh Perempuan Aleta Baun Nyatakan Dukungan Untuk Paket SIAGA

Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…

2 minggu ago

Warga Sarotari Tengah Pingsan Saat Kampanye Dialogis Bersama Ibu Asty Lakalena

Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…

2 minggu ago

Relawan Milenial NTT Nyatakan Dukungan Untuk Paket SIAGA

Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…

2 minggu ago