LARANTUKA, DELEGASI.COM-Wabah Corona Virus alias Covid-19 yang menghantam belahan dunia, Indonesia tembus ke NTT hingga ke Flores Timur, yang membikin warga panik, takut dan dilarang keluar rumah, kini berefek negatif dan mulai meresahkan masyarakat dengan lonjakan harga beberapa barang akibat ulah spekulan.
Seperti, Rokok melonjak tajam, meski baru ditemui di beberapa kios kecil. Sementara Gula Pasir perlahan ikut naik.
“Rokok Surya 12 yang biasa dijual Rp.18.000-20.000 per bungkus, kini naik jadi Rp.25.000. Rokok Arrow yang biasanya Rp.10.000 naik jadi Rp.18.000-20.000. Demikian juga dengan beberapa merk Rokok lainnya seperti Troy.
Hal ini dilaporkan sebagian warga di Kecamatan Ile Bura, Flotim saat ditemui Media, Kamis, 26 Maret 2020 maupun Sabtu, 28
Maret 2020.
“Pak, ada kios di Lewotobi yang jual Rokok harganya mahal sekali. Masah, Rokok Arrow yang biasanya dijual dengan harga Rp.10.000 sebelum wabah Corona Virus, kini menjadi Rp.18.000 hingga Rp.20.000 saat Kami beli. Ini sudah tidak baik namanya. Terlalu cari untung besar. Kalau begini terus sampai 2-3 bulan, bisa jadi kaya mendadak nih. Masah, orang lagi susah, dibuat tambah susah dengan cari keuntungan pribadi dalam suasana seperti ini,”ujar Tonce, Rus, Yonis dan Ota, warga Lewotobi yang ditemui saat berjaga dipintu masuk Desa Lewotobi, Kamis 26 Maret 2020.
Tonce Mukin menceritrakan, dirinya sangat kaget saat datang beli Rokok Arrow di salah satu Kios di Lewotobi, harganya dibanderol seharga Rp. 20.000. Padahal, Rokok jenis ini sehari-hari dibeli harganya Rp.10.000.
“Kalaupun naik Rp.1.000 sampai Rp.2.000 sih wajar, tetapi kalau sampe Rp.10.000 itu sudah keterlaluan,”tohoknya, serius.
Demikian pula, di kios yang lainnya. Tetapi, dengan harga Rp.18.000,”saat salah seorang anak muda diminta untuk membeli Rokok yang sama di kios tersebut.
Padahal, di Toko Gonzalu Putera, di Lewotobi juga, harga Rokok Arrow Rp.10.000 per bungkus.
“Ini tolong ditertibkan dan himbau oleh Pemerintah agar tidak terjadi lagi,”sambung Tonce dan Rus.
Informasi kenaikan harga Rokok juga terjadi di beberapa Kios di Dusun Riangbunga, Desa Riangrita.
Harga sebungkus Rokok Surya 12 dibandrol hingga naik Rp.25.000.
“Ini sangat mencekik Kami sebagai konsumen,”ujar salah seorang warga Riangbunga yang menolak ditulis namanya saat ditemui berbelanja barangnya di Toko Gonsalu Putera, Lewotobi, Sabtu, 28/03/2020, Siang.
Dikatakan, harga Rokok semahal itu dijual sejak informasi wabah Virus Corona meluas.
Dan, pada saat Desa Riangrita pun mulai lakukan pelarangan kepada warganya untuk tak boleh keluar kampung sejak Selasa, 23 Maret 2020.
Sementara itu, John, pihak Toko Gonzalu Putera di Lewotobi, yang dikonfirmasi media terkait harga barang jualannya seperti Rokok, Gula Pasir dan beberapa lagi, nyatakan jika pihaknya tetap dengan harga biasa sebelumnya.
“Tak ada kenaikan harga barang Pak. Gula Pasir, itu memang naik sebelum wabah Corona Virus. Kalau Rokok, semua masih dengan harga yang berlaku selama ini,”ujarnya singkat.
Ia berharap, adanya teguran dari pemerintah kepada para pemilik kios yang seenaknya memainkan harga barang jualannya.
Meski belum dilakukan pantauan ke penjual lainnya, namun dari satu dua fakta kejadian ini, diharapkan ada langkah pencegahan dan himbauan dari Pemerintah agar tidak ada lagi kejadian seperti ini kedepan,”sebut Ota lagi.
Bila perlu ada pantauan langsung ke kios-kios warga untuk memberikan teguran,”tutup Rus.
//delegasi(BBO)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…