Hukrim  

Fasilitas Umum Dibongkar PT Agogo, Kades Wolowea Surati Menteri PUPR

Avatar photo

MBAY, DELEGASI.COM – Kepala Desa Wolowea, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT, Fransiskus Podo, A.Md mengadukan Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) IV dan PT. Agogo Golden Group (AGG) ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI cq. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga terkait pembongkaran fasilitas umum berupa jalan masuk Kantor Desa, permukiman warga, sekolah, Pustu dan saluran irigasi dalam pekerjaan Jalan Negara Gako – Aegela.

Pengaduan keberatan itu dituangkan dalam surat Nomor: PEM.14-/17/04/196/08/2020, perihal : Pengaduan Keberatan Pekerjaan Jalan Negara Gako-Aegela.

Menurut Kades Wolowea, berdasarkan sosialisasi pada Jumat, 6 September 2019 di Aula Kantor Desa Wolowea tentang sosialisasi pelebaran jalan negara ruas Gako-Aegela, yakni dari Desa Raja, Wolowea Timur, Wolowea dan Wolowea Barat yang belum selesai sampai sekarang.

“Maka kami mengajukan keberatan tentang pekerjaan yang sampai saat ini tidak dilanjutkan/dihentikan. Dimana ada beberapa aset desa dan masyarakat yang sudah dibongkar tetapi tidak dikerjakan/perbaiki kembali, seperti : 1) Jalan masuk Kantor Desa; 2) Jalan masuk ke Permukiman Warga; 3) Jalan masuk ke sekolah; 4) Jalan masuk ke Puskesmas Pembangunan (Pustu); dan 5) Saluran sepanjang jalan,” tulis Kades Wolowea.

Menurut Kades Wolowea, masyarakat merasa dirugikan karena sepanjang fasilitas umum itu belum dikerjakan atau diperbaiki, aktifitas masyarakat terhambat.

“Kegiatan warga sangat-sangat terganggu, baik menuju ke kampung adat maupun ke persawaan.

Menuju ke sawah ataupun ke kampung masyarakat harus berputar ratusan meter bahkan kiloan meter, terutama saat mengangkut hasil panen petani,” ungkapnya.

Karena itu, Kades Podo mengharapkan perhatian dari Kepala Balai PJN X NTT untuk mengatasi masalah yang dialami oleh masyarakat di 3 desa tersebut. “Jadi kami minta agar Kabalai bisa datang dan melihat langsung kondisi yang dialami oleh warga di tiga desa ini akibat pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan oleh PT. Agogo.

Kondisi ini kami rasakan sejak bulan November 2019 hingga saat ini. Karena itu, kami harap fasilitas umum yang dibongkar itu dapat diperbaiki kembali dalam waktu dekat,” harapnya.
Kades Wolowea, Fransiskus Podo, A.Md yang dikonfirmasi beberapa waktu lalu terkait suratnya menjelaskan, pembongkaran fasilitas umum oleh PT. Agogo Golden Group sebagai kontraktor pelaksana proyek itu dilakukan pada Bulan November 2019.

“Kerja lewat-lewat saja, lompat-lompat saja, kerja awalnya di daerah Kemo situ, di sebelah perbatasan Desa Wolowea Barat,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, ada juga kuburan yang terkena pelebaran jalan dan pada saat sosialisasi masyarakat meminta untuk diberikan bantuan semen dan pasir untuk pemindahan kubur.

Namun hingga saat ini tidak direalisasikan.

“Saat sosialisasi itu, dijelaskan bahwa semua fasilitas umum yang dibongkar akan dikerjakan/diperbaiki kembali seperti semula setelah pekerjaan selesai.

“Tetapi sampai saat ini, tidak ada realisasi, seperti yang pak lihat sendiri. Masyarakat sudah banyak sekali menyampaikan keluhan mereka kepada kami selaku kepala desa dan saya juga sempat sampaikan keluhan warga ini langsung ke Pak Donatus Nello selaku PPK-nya, tapi sampai saat ini tidak ada respon balik,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Kades Wolowea, warga juga mengeluhkan soal tata letak. “Ada badan jalan yang lurus tapi kontraktor membuat salurannya bengkok. Saya sempat mengajukan protes kepada Pak Donatus Nello,” kata Fransiskus Podo.

Ia meminta agar jalan masuk ke perkampungan segera dikerjakan, terutama di jalan menuju bak penampung air minum untuk warga.

“Saya juga sudah ulang-ulang menyampaikan hal ini kepada Pak Donatus Nello via telepon. Pada saat itu, Pak Donatus Nello berjanji untuk segera menyampaikan keluhan warga ini ke PT. Agogo Golden Group untuk segera dikerjakan. Respon beliau bagus tetapi pelaksanaan di lapangan nol besar,” kritiknya.

Kades Podo memaparkan, berbagai fasilitas umum di desanya yang telah dibongkar PT. Agogo Golden Group dibangun dengan menggunakan aloasi dana desa (ADD).

“Sebelum dibongkar, mereka menemui saya untuk minta izin terebih dahulu, dengan catatan setelah itu harus dikerjakan kembali seperti semula,” tuturnya.

Untuk itu, atas nama masyarakat Wolowea, Kades Podo meminta kepada Satker PJN IV dan PT. Agogo Golden Group bertanggungjawab untuk memperbaiki kembali semua fasilitas umum yang telah dibongkar.

“Semua harus dikerjakan sebelum musim penghujan tiba, apapun alasannya. Jika tidak maka akan membahayakan keselamatan warga disini. Di tambah lagi, saat ini ada kami ada pemeriksaan dari inspektorat, nanti kami lagi yang kena menyangkut dana desa (ADD ) ini,” bebernya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Nasional Ruas Gako-Aegela, Donatus Nello yang dikonfirmasi tim media sore tadi, mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki fasilitas umum yang telah dibongkar oleh PT. Agogo Golden Group tersebut. “Kami sudah ke lokasi kemarin dan bertemu dengan Kepala Dewa Wolowea. Kami sudah mulai memperbaiki fasilitas umum yang ada dan kepala desa mengucapkan terima kasih,” jelasnya.

//delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?