DELEGASI.COM, KUPANG – Rombongan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada Selasa hingga Kamis (8 – 10/11/2022) lalu berkunjung ke Kota Kupang.
Rombongan beranggotakan 14 orang ditambah dua pejabat Kesbangpol Deli Serdang datang ke Kupang untuk belajar tentang kerukunan hidup umat beragama di kota ini.
“Kami ingin mengetahui bagaimana sebenarnya saudara-saudara kami yang ada di Kota Kupang dan NTT umumnya merawat kerukunan hidup umat beragama dengan baik.Sehingga pemerintah pusat melalui Kementerian Agama RI memberikan predikat sebagai provinsi terbaik kerukunan hidup umat beragama.”
Demikian disampaikan Ketua FKUB Kabupaten Deli Serdang, Waluyo, kepada Delegasi.com di rumah pastoran Paroki Santu Fransiskus dari Assisi Kolhua – Kupang, Selasa (8/11/2022) malam.
Baca Juga:
WKRI Assisi Kolhua Sukses Laksanakan Program Penguatan Psikososial Warga Terdampak Bencana
Rombongan FKUB Kabupaten Deli Serdang datang ke Paroki St.Fransiskus dari Assisi Kolhua – Kupang atas undangan dari pastor paroki, Romo Longginus Bone, Pr.
Waluyo menjelaskan, menurut rilis dari Kementerian Agama RI bahwa indeks kerukunan hidup umat beragama di NTT terbaik dan tertinggi di seluruh Indonesia.
“Kami ingin meniru yang terbaik di Kota Kupang dan NTT umumnya dalam kehidupan umat beragama yang rukun. Kami bawa untuk kami terapkan di Deli Serdang,” katanya.
Waluyo melanjutkan, “Kami datang untuk belajar tentang kerukunan di NTT, khususnya di Kota Kupang. Kami mendengar bahwa kerukunan hidup umat beragama di NTT luar biasa. Oleh karena itu kami datang untuk belajar toleransi di sini. Untuk menyaksikan langsung tentang keindahan kerukunan beragama di daerah ini.”
Ia menyatakan, suasana kehidupan umat beragama di NTT akan dibawa ke Deli Serdang. “Apa yang kami dapat di Kupang dibawa ke Deli Serdang. Kami jiplak toleransi di NTT untuk diterapkan di Deli Serdang,” ujarnya.
“Tidak salah kami belajar meniru yang baik di NTT untuk kami bawa ke daerah kami. Terima kasih Romo Dus, yang telah mengundang kami datang ke paroki ini,” kata Waluyo.
Baca Juga:
Umat Paroki St Fransiskus Dari Assisi Harus Menjadi Berkat Bagi Sesama
Pastor Paroki St.Fransiskus dari Assisi Kolhua – Kupang, Romo Longginus Bone, Pr, yang akrab disapa Romo Dus, mengatakan, kedatangan rombongan FKUB Deli Serdang ke Kota Kupang membawa kesejukan.
“Bapa-bapa datang membawa kesejukan bagi kami di Kupang. Karena kemarin (Senin, 7/11/2022) saat bapa-bapa tiba di Kupang hujan turun. Dan, saat datang di Paroki St.Fransiskus dari Assisi Kolhua, hujan turun lagi,” ujar Romo Dus.
Romo Dus menjelaskan, pastor yang bertugas di paroki tiga orang. “Saya sendiri sebagai pastor paroki, lalu ada Romo Tan, dan Romo Tony. Jumlah umat di paroki ini sebanyak 4.000 lebih. Paroki ini membawahi empat stasi, yaitu Stasi Bello, Stasi Noelsinas, Stasi Usapi Sonbai, dan Stasi Fetonai,” ujarnya.
Kedatangan rombongan FKUB Kabupaten Deli Serdang bertepatan dengan peresmian Kelurahan Kolhua menjadi Kampung Kerukunan.
Kampung kerukunan ini diresmikan oleh Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh, di Aula Paroki St.Fransiskus dari Assisi Kolhua, Rabu (9/11/2022)
Rombongan FKUB Deli Serdang hadir saat peresmian kampung kerukunan di Kecamatan Maulafa ini. Saat tiba ditempat acara, Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh, disambut tarian Bali. Tarian inj mewakili umat Hindu dan Budha di Kota Kupang.
Kepala Kantot Kementerian Agama Kota Kupang, Yakobus Beda Kleden, mengatakan, Kelurahan Kolhua merupakan Kampung Kerukunan kedua di Kota Kupang.
Kampung kerukunan pertama yaitu Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama merupakan inisiatif dari Kementerian Agam RI. Sedangkan penetapan Kelurahan Kolhua sebagai kampung kerukunan adalah inisiatif dari Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh.
Menurut Yakobus, pencanangan kampung kerukunan ini merupakan satu langkah maju dalam upaya meningkatkan kualitaa kerukunan kehidupan umat beragama.
Pemerintah Kota Kupang melalui penetapan kampung kerukunan ini berusaha untuk mewujudkan Kota Kupang sebagai rumah bersama umat beragama.
Ia menjelaskan, ada dua alasan pemerintah mencanangkan kampung kerukunan di Kota Kupang.
Ia mengatakan, ada dua alasan mengapa pemerintah mencanangkan kampung kerukunan di Kota Kupang. Pertama, untuk mewujudkan kehidupan yang rukun perlu ada semangat. Semangat untuk membangun hidup yang rukun.
Kedua, kita membutuhkan simbol untuk mempersatukan semua yang kita usahakan dalam mewujudkan kerukunan hidup umat beragama.
Penjabat Walikota Kupang, George Hadjoh, mengatakan, dengan diresmikannya Kelurahan Kolhua sebagai Kampung Kerukunan, maka warga Kolhua diminta tidak boleh membuat keributan. “Semua hanya satu, hidup rukun,” tegasnya.
Menurut dia, untuk mewujudkan kerukunan, kuncinya adalah komunikasi.
“Komunikasi sebagai orang dewasa, komunikasi sebagai orang beriman, dan komunikasi sebagai sesama saudara. Jika komunikasi terjalin baik, maka Kolhua sebagai kampung kerukunan akan menjadi kebanggaan warga Kota Kupang, warga NTT dan Indonesia, ” ujar George.
George menyampaikan terima kasih kepada panitia, FKUB Kota Kupang, Kesbangpol Kota Kupang, Lurah Kolhua dan Camat Maulafa yang telah bekerja keras mempersiapkan peresmian kampunh kerukunan ini.
Hal ini, lanjut George, menunjukkan kepada saudara-saudara kita dari Kabupaten Deli Serdang, bahwa memang umat beragama di Kota Kupang betul-betul hidup rukun seperti yang terjadi saat ini.
“Dan, saat ini kita bisa melihat bahwa kita menjadi kekuatan yang bisa membuat perubahan – perubahan yang hebat dan luar biasa. Ini berkat kerja sama. Kalau kita kerja sendiri-sendiri, maka apa yang kita lakukanbhari ini (peresmian kampung kerukunan, red), tidak akan terjadi,” tandas George.
Oleh karena itu, kata George, kerja sama kolaborasi akan menjadi napas untuk membangun Kota Kupang saat ini.
Salah satu contoh kerja sama kolaborasi umat beragama di NTT, jelas George, adalah saat Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Tingkat Nasional II di Kota Kupang akhir Oktober 2022, ketua panitianya seorang tokoh muslim, yaitu Haji Jamaludin Ahmad, mantan Ketua NU Provinsi NTT.
“Nanti kalau Pesparani di Kota Kupang, ketuanya dari umat Hindu. Kita mau menunjukkan bahwa kebhinekaan kita adalah kekuatan dahsyat untuk membamgun Kota Kupang.
//delegasi(Hyeron Modo)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…