Categories: Polkam

Fraksi Gerindra Prihatin Kredit Macet Bank NTT

KUPANG, DELEGASI– Fraksi Gerindra DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam pemandangan umum fraksi atas laporan pertanggung jawaban pelakasanaan APBD tahun 2019 menyatakan keprihatinannya kepada kondisi Bank NTT.

“Fraksi Gerindra menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi yang dihadapi oleh BUMD yang menjadi andalan Provinsi NTT yakni Bank NTT,”  kata anggota Fraksi Gerindra, Jan Pieter Windi saat bacakan pemandangan fraksi dalam sidang paripurna DPRD NTT, Senin, 22 Juni 2020 malam.

Dengan tekad dan berbagai untuk menggenjot kinerja agar dapat meningkatkan deviden hingga mencapai target Rp500 miliar justru pada saat yang sama Bank NTT bermasalah dengan kredit macet.

Kredit macet sebesar Rp 126 Milyar yang saat ini tengah berproses secara pidana bisa saja menandakan masih banyak kredit-kredit macet lain yang terjadi di Bank NTT.

Fraksi Gerindra tidak meragukan kemampuan keuangan Bank NTT, namun kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha serius dan terukur.

“Luka ini dan luka-luka lain yang masih tersembunyi harus segera segera diatasi sebelum menjadi borok. Praktek-praktek perkoncoan dan praktek-praktek yang menyimpang dalam pemberian kredit harus ditiadakan,” tegasnya.

Fraksi Gerindra menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kejaksaan Tinggi NTT atas proses hukum yang sementara berjalan terhadap kasus kredit macet sebesar Rp 126 miliar.

“Penghargaan dan dukungan patut diberikan kepada Kejati NTT atas komitmen membangun NTT dibidang penegakan hukum demi memulihkan kepercayaan publik terhadap Bank NTT,” ujarnya.

Fraksi Gerindra juga berharap agar Kejati NTT terus memantau dan memberantas berbagai tindakan korupsi yang menghambat investasi di NTT.

Fraksi Gerindra sepakat dan mendukung Kejati NTT untuk melakukan upaya pemulihan kerugian negara yang dialami oleh Bank NTT dengan melakukan penyitaan asset serta uang milik kreditur macet agar Bank NTT bisa sehat kembali.

“Upaya penegakan hukum, pemulihan kepercayaan publik terhadap Bank NTT, serta pemulihan kerugian negara melalui tindakan penyitaan asset dan uang oleh pihak Kejaksaan harus dibarengi dengan perbaikan internal di tubuh Bank NTT,” harapnya.

Fraksi Gerindra mengkritisi kinerja pengawasan internal yang lemah dan bolong-bolong memerlukan praktik-praktik menyimpang yang berakibat pada kerugian negara.

“Hilangnya uang rakyat yang ada di Bank NTT dapat dengan mudah dilakukan,” tandasnya.

Pengawasan internal ini sudah semestinya menjadi tanggung jawab jajaran Komisaris.

Karena itu, Fraksi Gerindra meminta agar Gubernur sebagai pemegang saham bersama-sama dengan pemerintah kabupaten / kota sebagai pemegang saham harus mendukung peningkatan pengawasan internal Bank NTT c.q.  jajaran Komisaris.

//delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Keindahan Manneken Pis Brussels

Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…

14 jam ago

Dinas Perpustakaan Rote Ndao Gelar Pelatihan untuk Inovasi dan Meningkatkan Ekonomi

Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…

2 minggu ago

Usut Dugaan Politik Uang, Bawaslu Kabupaten Kupang Siap Bentuk Dua Tim Investigasi

Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…

2 minggu ago

Tokoh Perempuan Aleta Baun Nyatakan Dukungan Untuk Paket SIAGA

Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…

2 minggu ago

Warga Sarotari Tengah Pingsan Saat Kampanye Dialogis Bersama Ibu Asty Lakalena

Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…

2 minggu ago

Relawan Milenial NTT Nyatakan Dukungan Untuk Paket SIAGA

Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…

2 minggu ago