Borong, Delegasi.com – Calon Bupati Manggarai Timur (Matim), Frans Sarong memastikan kopi Colol menjadi ikon Kabupaten Matim.
Kepastian menjadikan kopi Colol sebagai ikon Matim itu jika dirinya terpilih menjadi Bupati Manggarai Timur pada pilkada Juni mendatang.
Frans Sarong sampaikan ini saat berjumpa dengan masyarakat Ngkiong, Desa Ngkiong Dora, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Matim, Senin(19/2/2018).
Menurut Frans Sarong, alasan dirinya menjadikan kopi Colol sebagai ikon Matim. Pertama, Matim bahkan NTT belajar menanam kopi dari Colol. Kopi Colol sudah sejak tahun 1920-an dibudidayakan dan didatangkan langsung dari Belanda.
Kedua, Kopi Colol pernah menjadi juara dalam lomba menanam kopi tahun 1937. Hal ini dibuktikan dengan bendera tiga warna milik Belanda yang kini masih tersimpan sebagai benda mistis.
“Petani kopi Bernadus Ojong saat itu mendapat penghargaan sebagai pembudidaya kopi terbaik. Bahkan secara nasional pada tahun 1937 silam. Bendera itu masih ada dan tersimpan sebagai benda sakral”, jelas Frans Sarong.
Frans Sarong sampaikan, banyak kabupaten tetangga yang justru belajar menanam kopi dari Colol-Matim.
Matim harus jadi ikon kopi karena bukti sejarah itu masih ada. Bendera tiga warna itu.
“Kita bisa membangun komunikasi dengan kedutaan Belanda di Jakarta. Bahkan meminta agar kopi Matim bisa tembus pasar ekspor. Kan tuntutan kita ada pada bendera tiga warna itu. Itu bukti tak terelakkan,” tegas mantan jurnalis Kompas itu.
Kunjungan ini dilaksakan di kediaman Lodo Mases, Kampung Ngkiong.
Pantauan,rombongan pasangan Calon Frans Sarong dan Kasmir Don diterima secara adat oleh tokoh masyarakat Nobertus Ades. Sejumlah masyarakat turut hadir dan mengikuti acara tatap muka dan dialog ini.
Goris Jebarus, mengaku sangat terkesan dengan terobosan Frans Sarong. Bagi dia, Colol memang pusat kopi sejak dulu namun masih terkendala pada proses pemasaran dan nilai jual.
“Kopi sudah sejak dulu kami tanam dan panen, namun harganya belum begitu memuaskan dan bisa membawa masyarakat Colol kepada peningkatan ekonomi”, keluhnya.
Selain urusan kopi dan budidayanya, Frans Sarong dan Kasmir Don juga menyampaikan visi dan misi yang sudah disiapkan apabila nantinya memperoleh kepercayaan dari masyarakat menjadi Bupati dan Wakil bupati Matim periode 2018-2023.
Usai menyampaikan visi misi, dilanjutkan dengan dialog dengan ratusan masyarakat yang dipandu ketua tim pemenangan, Jhon Nahas. // delegasi(rn)
Editor: Hermen Jawa
Rumah minimalis, dengan kesederhanaannya yang elegan, kini semakin dipercantik dengan sentuhan desain geometris. Bentuk-bentuk geometris,…
Bayangkan sebuah rumah yang dihiasi pintu minimalis, bukan sekadar pembatas ruangan, tetapi sebuah karya seni…
Bayangkan rumah yang tenang, harmonis, dan memancarkan kedamaian. Itulah esensi dekorasi rumah minimalis ala Jepang,…
Rumah minimalis, lebih dari sekadar tren, merupakan refleksi dari kebutuhan manusia modern akan efisiensi dan…
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…