Hingga saat ini gempa itu menewaskan 104 orang. Jumlah korban terus bertambah seiring proses pencarian yang masih dilakukan.
Tim penyelamat mendengar jeritan gadis muda bernama Ayda Gezgin itu dari bawah reruntuhan. Mereka berhasil menariknya keluar beberapa jam kemudian. Para penyelamat membawanya keluar dari lokasi reruntuhan dengan tandu saat tim darurat terus mencari korban selamat di lima blok apartemen.
Gambar menunjukkan ayah Ayda memeluknya setelah dia ditemukan di bawah puing-puing, tertutup debu. Kerumunan di daerah itu bertepuk tangan pada para petugas penyelamat setelah mereka membawa gadis muda itu, yang usianya berkisar antara tiga atau empat tahun.
“Dia tersenyum, dia sedang menunggu kami,” ungkap Levent Onur, salah satu petugas penyelamat yang menarik Ayda keluar.
Onur menambahkan bahwa anak itu terjebak di belakang mesin cuci yang melindunginya dari cedera mematikan.
“Nama keajaiban kami setelah 91 jam adalah Ayda. Terima kasih Tuhan,” tutur menteri kabinet Turki Murat Kurum.
“Gempa pada Jumat di Laut Aegea adalah yang paling mematikan yang melanda Turki dalam hampir satu dekade, dengan 102 orang tewas di Izmir dan dua remaja di pulau Samos, Yunani,” ungkap pernyataan Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD).
“Gempa tersebut melukai 1.026 orang, dengan 143 orang masih menerima perawatan di Izmir,” papar AFAD.
Lebih dari 3.500 tenda dan 13.000 tempat tidur digunakan untuk tempat penampungan sementara di Turki. “Upaya penyelamatan dan bantuan telah melibatkan hampir 8.000 personel dan 25 anjing penyelamat,” ungkap AFAD.
Kandilli Institute yang berbasis di Istanbul mengatakan gempa Jumat berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR). “Ada 1.475 gempa susulan,” papar AFAD.
Turki dilintasi garis patahan dan rawan gempa bumi. Lebih dari 500 orang tewas dalam gempa 2011 di kota timur Van, sementara gempa lain pada Januari tahun ini menewaskan 41 orang di provinsi timur Elazig.
Pada 1999, dua gempa kuat menewaskan 18.000 orang di Turki barat laut.
//delegasi (Sindonews)