Sosbud  

Gelar Pelatihan Kuliner untuk Pemberdayaan UKM Kota Kupang

Avatar photo

Pemerintah kota Kupang merasa perlu melakukan pelatihan ketrampilan pengolahan aneka kuliner bagi pelaku usaha khususnya bagi pelaku UKM pengelolah kuliner yang ada di kota Kupang. Hal ini sebagai salah satu sumber ekonomi kerakyatan yang berusaha dalam sektor informal sehingga perlu dilakukan pemberdayaan dan pengembangan usaha oleh pemerintah daerah dalam upaya penguatan ekonomi daerah.

Dengan melihat adanya perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin bersaing maka sudah saatnya pemerintah daerah mendukung sepenuhnya para pelaku usaha, khususnya bagi pengolah kuliner yang ada dikota Kupang untuk diberikan bekal ketrampilan yang lebih berkualitas dalam upaya untuk membantu dan mendorong pertumbuhan usahanya agar lebih meningkat dan berkembang serta dapat bersaing dalam era globalisasi ini.

Dengan adanya pelatihan pengelolah aneka kuliner bagi pelaku usaha khususnya bagi pengolah kuliner yang ada dikota Kupang maka pemerintah kota Kupang, melalui Dinas koperasi dan UKM Kota Kupang sebagai pembina terhadap perkembangan pelaku usaha, diharapkan akan dapat membantu dan menunjang usaha dalam upaya untuk memecahkan permasalahan yang yang ada guna meningkatkan mutu dan kualitas hasil usahanya. Sehingga akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan modal usaha serta kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Dasar pelaksanaan kegiatan pelatihan aneka kuliner ini adalah dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Koperasi dan UKM Kota Kupang tahun anggaran 2019. Tujuan dari pelatihan ini adalah pertama, memberikan tambahan ketrampilan dalam pengolahan berbagai macam aneka kuliner, kedua, meningkatkan kualitas hasil produk usaha yang mempunyai daya saing yang baik, ketiga, meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen, keempat, meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku usaha khususnya bagi pengelolah kuliner.Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 50 orang yang berasal dari seluruh kelurahan yang ada di kota Kupang.

Pada kesempatan ini juga kadis Koperasi dan UKM Kota Kupang, Drs. Danberty E. Ndaparen yang juga salah satu narasumber mengatakan bersyukur terselenggaranya kegiatan ini. Untul itu, saya berharap pelatihan ini dapat dikuti dengan baik agar lebih menambah wawasan, ketrampilan agar talenta yang dimiliki bisa menghasilkan income bagi keluarga.

Dikatakannya, bahwa ini merupakan pelatihan terakhir dilakukan Dinas Koperasi dan UKM tahun 2019 ini. Jumlah keseluruhannya sebanyak enam kali kegiatan. Selain Pelatihan Kuliner, ada juga pelatihan koperasi, dan dua kali pelatihan menjahit. Khusus pelatihan menjahit instrukturnya dari yogyakarta untuk melatih UKM kita, membuat produk-produk yang bernilai ekonomi dari kain-kain percah.

“Pelatihan menjahit dilaksanakan dua kali dengan dua pelatih yang berbeda dan dua-duanya saya datangkan dari yogya, sebenarnya pelatih daerah juga ada tetapi setelah kami evaluasi ternyata UKM kita itu terkendala pada pemasarannya. Kita masih memasarkannya secara tradisional sedangkan orang-orang diluar sana sudah masuk dunia maya. Memang ada sebagian kecil yang sudah berdagang melalui facebook, instagram dan whatsApp akan tetapi yang terpenting adalah pengembangan dengan meningkatkan kualitas produk kita”, Jelas Eben

Eben juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap peserta pelatihan pertama dimana tidak sampai 10% yang melanjutkan hasil peatihan padahal pelatihan ini bukan untuk Wali kota bukan juga untuk kami Dinas koperasi UKM tetapi untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Menurutnya, selama 11 bulan ia menjabat sebagai Kepala Dinas banyak hal yang telah dikerjakannya. Termasuk mengevaluasi mundur sedikit tiga tahun ke belakang dan menemukan bahwa ternyata ada satu  kekurangan kita yaitu kurang ada pemantauan dimana selesai pelatihan para peserta dilepas tanpa ada pantauan dan evaluasi.

“Untuk ke depan saya akan melakukan pemantauan terus. dari dana DAK mulai tahun ini saya rekrut tiga orang petugas khusus untuk melakukan evaluasi.  Tugas mereka setiap hari hanya keliling disemua peserta yang pernah mengikuti pelatihan. Termasuk mereka yang mendapatkan bantuan alat (apakah digunakan atau tidak), kemudian usahanya maju atau tidak, dan sebagainya”, ujar Eben.

Eben mengakui bahwa selama ini peserta ini diminta dari bawah tingkat kelurahan namun untuk  ke depan mungkin tidak seperti itu lagi. Kami akan melakukan verifikasi secara mendalam supaya tepat sasaran sehingga misalnya untuk menjahit harus dipilih orang-orang yang punya latar belakang menjahit jangan orang baru, walaupun dalam RPJMD walikota dan wakil walikota disitu tertera tiap tahun akan menciptakan wirausaha baru kurang lebih 300, dan salah satunya yang menjawab itu dinas koperasi selain Dinas Perindag, Dinas-dinas teknis lainnya.

Tetapi baginya, dengan dana yang ada maka berusaha untuk optimalkan mungkin disamping kita membina usaha yang sudah ada walaupun jalannya tidak terlalu mulus juga perlu membina wira usaha baru. Anak-anak muda yang berani berkecimpung dalam dunia usaha ini perlu dibantu agar bisa berkembang maju, mereka punya bakat/talenta maka kita usahakan atau paling tidak memberi bantuan bukan bantuan uang tetapi bantuan alat, karena kalau uang biasanya tidak terlalu efektif.

untuk kedepan, Eben menjelaskan, dinas Koperasi lebih konsen pada pembinaan UKM supaya bisa menciptakan wirausaha baru. Kalau koperasi paling pelatihan manajemen, teknis RAT. Di tahun 2020 kita perketat sistem pendampingannya karena sudah rekrut pendamping paling tidak ada yang datang dari dinas untuk melihat apakah ada perkembangan atau peningkatan omset, aset atau tidak bagi peserta peatihan ini.

Diinformasikan bahwa tahun 2019 ini jumlah peserta pelatihan penjahit angkatan pertama 50 orang, angkatan kedua 80 orang; pelatihan koperasi cukup banyak sekitar 400 sampai 500 peserta dan kuliner 50 orang. Dan target untuk tahun 2020, pelatihan untuk koperasi hanya dua kali dengan jumlah peserta 100 orang, kuliner juga dua kali.

 

//delegasi (tim)

Komentar ANDA?