LARANTUKA, DELEGASI.COM – Desa Oyangbarang Kecamatan Wotan Ulumado, Flores Timur menggelar dan mendeklarasikan Posyandu Difabel. Deklarasi dan kegiatan posyandu difabel yang baru jadi pertama kali dihelat di Flotim ini, diikuti 32 peserta difabel, mulai dari usia anak-anak hingga dewasa yang terpusat di Kantor Desa Oyangbarang.
Deklarasi itu dihadiri Kepala Puskesmas Baniona dan jajarannya, Camat Wotan Ulumado, Ketua Tim PKK Wotan Ulumado, Babinsa Wotan Ulumado, Forum Komunikasi Keluarga dan Anak Difabel Kabupaten Flotim dan Caritas Jerman.
Kegiatan yang diinsiatif Kepala Desa Laurensius Lega Ama,SH ini memantik rasa simpati dan empati yang luar biasa.
Kegiatan ini layak menjadi sebuah langkah inovasi desa yang patut diacungi jempol,bahkan terobosan tersebut bisa jadi gerakan bersama desa-desa lainnya di Flores Timur.
“Iyah, ini sebuah bentuk kepedulian tentang kemanusiaan. Dan, ini hal baru yang Kami lakukan sebagai sebuah langkah inovasi desa dalam rangka kemanusiaan,” kata laurens Lega Ama kepada DELEGASI.COM, Senin(19/10/2020)..
Laurens mengaku selama ini kaum difabel sering dilupakan, sebab hanya sibuk mengurus posyandu balita, ibu hamil dan lansia. Padahal kaum difabel juga sangat membutuhkan sentuhan dan perhatian semua pihak.“Sehingga Kami putuskan untuk dorong Posyandu Difabel ini,”ujarnya.
Dikatakannya, gerakan ini merupakan inisiatif Pemerintah Desa Oyangbarang sebagai bagian dari panggilan kemanusiaan,sekaligus gugatan atas sebuah pertanyaan, apakah selama ini, kelompok yang berkebutuhan khusus seperti orang buta, tuli, gangguan jiwa, telah mendapat perhatian serius setiap bulan?
“Padahal,kaum difabel mesti layak mendapat perhatian lebih,sama dengan kelompok balita, ibu hamil dan lansia. Kami sangat bersyukur dan gembira, karena gerakan ini bisa terlaksana dengan baik serta mendapat dukungan penuh dari semua pihak yang hadir,”katanya.
Gerakan ini pun ditandai dengan deklarasi bersama PKK, kader posyandu dan tenaga kesehatan Desa Oyangbarang, dan disepakati akan menggelar Posyandu Difabel Desa Oyangbarang pada tanggal 9 setiap bulan.
Kades Laurens Lega berharap, dengan adanya gerakan ini, terciptalah rasa keadilan dan kesetaraan diantara warga masyarakat.
“Saya kira, ini mesti jadi gerakan bersama dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,”tutupnya.
//delegasi (BBO)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…