KUPANG, DELEGASI. COM-Gubernur Nusa Tenggara Timur(NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengatakan seorang pemimpin harus punya empati.
Memberikan motivasi kepada masyarakat atau umat terutama dalam situasi sulit.
“Pemimpin itu harus punya empati yang luar biasa. Hal ini akan mendorong perubahan. Empati yang dibutuhkan oleh kita karena banyak tempat di provinsi ini yang penuh dengan penderitaan. Pemimpin itu harus bisa menangis melihat penderitaan masyarakat dan cari jalan keluar untuk berubah,” kata Gubernur VBL saat memberikan pengalaman penggunaan Perayaan Misa atau Ekaristi Pesta Perak (25 tahun) imamat Mgr. Siprianus Hormat, Uskup Ruteng di Kampung Bea Mese, Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai, Kamis (8/10).
Dalam upacara yang dihadiri oleh empat orang Uskup yakni Uskup Agung Pontianak, Uskup Agung Ende, Uskup Denpasar, Uskup Emeritus Bogor, ratusan imam, Bupati Manggarai Barat, Bupati Manggarai Timur dan Penjabat Sementara Bupati Manggarai, Direktur Polairud Polda NTT serta ratusan umat dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara ketat.
Setiap umat dan tamu undangan yang hadir wajib mengukur suhu, memakai masker, tangan, dan kursi-kursi diatur sesuai dengan ketentuan.
Menurut Gubernur VBL, seorang pemimpin dan gembala sangat dinantikan melayani terutama dalam situasi pandemi covid19. Tantangan bagi seorang pemimpin adalah selalu berada di lapangan.
Pandemi Covid19 ini merupakan kesempatan bagi kita untuk melihat berbagai situasi di bumi Flobamorata serta mengatur segala sesuatunya dengan baik. Seorang pemimpin yang baik berada di ruangan maksimal 10 persen saja, sebagian besar di luar ruangan dan lapangan. Tidak mungkin dengan situasi masyarakat NTT yang tinggi, kita pimpin dari kantor. Tidak mungkin itu. Harus turun dan melihat penderitaan masyarakat secara langsung. Tugas Gubernur dan Bupati adalah membuat masyarakat sejahtera, “jelas Gubernur VBL.
Gubernur VBL mengajak Gereja untuk bergandengan tangan dengan Pemerintah Provinsi untuk membangun NTT. Gereja Manggarai agar dapat terlibat aktif dan memberikan sumbangsih dalam pengembangan pariwisata super premium Labuan Bajo.
Tahun 2022 atau 2023, setelah manusia dunia mengalami stres luar biasa akibat virus covid19 ini, manusia dunia akan mencari kedamaian. Dan pasti minimal 0,1 persen dari manusia seluruh dunia yang hobi travelling atau keliling akan memilih Labuan Bajo. Peranan gereja sangat penting di sini untuk memberdayakan masyarakat kita agar orang NTT, orang Flores tidak jadi penonton dan terpinggirkan hasil pariwisata, “pungkas Gubernur Viktor.
Sementara itu, Uskup Ruteng, Monsinyur Siprianus Hormat mengatakan, tugas dan tanggung jawab sebagai seorang uskup yang tugas yang mudah.
“Sebagai pendeta atau gembala di keuskupan ini, adalah sebuah kepercayaan dan tanggung jawab yang dijalankan dengan kesetiaan penuh, pengorbanan, kesabaran dan rendah hati. Mari kita berjalan dan bergandengan tangan. Adalah tugas seorang gembala untuk tidak hanya menuntun, tapi menempatkan diri sebagai seorang teman, rekan dan sahabat bagi umat. Gembala tidak boleh minum air sebelum domba minum. Yang diutamakan dan diprioritaskan adalah kesejahteraan umat dan masyarakat, “jelas Monsinyur Sipri.
//delegasi (* / tim)