KUPANG,DELEGASI.COM– Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH menghadiri acara bedah buku yang diselenggarakan atas kerjasama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang dengan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi NTT dan Media Pendidikan Cakrawala NTT. Acara bedah buku bertajuk “Melukis Kata Menulis Asa” hasil karya guru-guru SD-SMP yang ada di Kota Kupang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Jumat (12/11).
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, Dr. Marsel Robot dari kalangan akademisi dari Undana yang juga merupakan sastrawan NTT, Kepala Kantor bahasa NTT, Syaiful Bahri Lubis, editor buku dari Media Cakrawala NTT, Gusti Rikarno dan Yosefina H. Klau, sebagai perwakilan dari para guru penulis buku. Acara juga dihadiri oleh Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drsm Dumuliahi Djami, M.Si, Ketua Umum BMPS NTT, Winston Rondo sekaligus memandu acara serta para guru SD dan SMP se-Kota Kupang.
Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras luar biasa para guru yang sudah berinisiatif menuangkan pikiran melalui tulisan tentang potret Kota Kupang khususnya di dunia pendidikan. Menurutnya budaya literasi di Kota Kupang masih sangat terbatas dan perlu digalakkan.
Wali Kota mengakui guna mendorong budaya literasi, pemerintah telah mengajukan anggaran untuk pengadaan buku-buku untuk mendapat persetujuan DPRD. Wali Kota berharap buku yang ditulis dan akan dibedah tersebut akan juga dapat menjadi bacaan wajib dipajang disetiap perpustakaan sekolah. Ia membeberkan bahwa pada tahun 2022, pemerintah Kota Kupang akan mengadakan 30.000 buku, “mudah-mudahan tulisan bapak/ibu guru menjadi langkah awal menjadikan Kota Kupang sebagai kota literasi,” ujar Jeriko.
Menurut Jeriko, pendidikan dan literasi merupakan niscaya yang harus dikerjakan serius di Kota Kupang, keberlangsungan dunia pendidikan, khususnya mempersiapkan masa depan anak-anak di Kota Kupang ada pada pundak bapak/ibu guru, “kita berharap para pelajar di Kota Kupang memiliki minat baca tinggi, untuk itu kita rangsang dengan pengadaan buku-buku gratis, sekaligus mendorong budaya menulis agar lahir penulis-penulis di Kota Kupang,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dengan tegas mantan anggota DPR RI 2 periode itu menegaskan agar lingkaran setan malas membaca harus diberangus, salah satunya dengan memberikan akses buku-buku yang memadai, “kita perlu memiliki banyak ruang atau tempat yang kondusif untuk membaca, dorong anak-anak membaca paling tidak 30 menit sehari, hal ini akan menjadi kebiasaan dan menambah wawasan berpikir generasi muda kita,” ucap Jeriko.
Jeriko yang juga aktif sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta ini mengapresiasi terobosan yang dilakukan BMPS NTT melatih guru-guru Kota Kupang untuk menulis buku Potret Kota Kupang Dalam Catatan Para Pendidik Generasi, baginya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua elemen masyarakat, tidak saja guru tapi pemerintah maupun kalangan swasta di Kota Kupang.
Selain itu, Jeriko juga menyampaikan bahwa membangun Kota Kupang merupakan sinergitas menyeluruh, berbagai bantuan pendidikan, seperti bantuan pakaian seragam, peningkatan infrastruktur sekolah merupakan perjuangan gigih pemerintah yang didukung oleh DPRD, “kami sering mengajak kita berefleksi bersama tentang bantuan pakaian seragam, banyak masyarakat yang berjuang ketika tahun ajaran baru dimulai, dimana banyak dari masyarakat yang kesulitan ketika harus membeli uang pakaian seragam, tas dan buku untuk anak-anak mereka, puji Tuhan pemerintah dapat menganggarkannya untuk meringankan beban masyarakat,” urainya.
Diakhir sambutannya, Wali Kota berharap agar aktifitas menulis buku ini dapat berkelanjutan agar menghasilkan tulisan dan buku-buku berkualitas yang dapat menjadi inspirasi bagi peserta didik dan masyarakat Kota Kupang, “teruslah menulis dan mari wujudkan Kota Kupang sebagai kota literasi,” pungkas Jeriko.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si mengatakan bahwa semua sekolah mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi, baik guru maupun peserta didik. Potensi tersebut perlu diasah, oleh sebab itu dirinya menyampaikan terima kasih kepada BMPS dan Media Pendidikan Cakrawala yang telah berupaya melatih guru-guru di Kota Kupang untuk menulis.
Dirinya setuju jika kegiatan ini dilaksanakan ditahun-tahun mendatang agar apa yang menjadi cita-cita Wali Kota menjadikan Kupang sebagai kota literasi dapat terwujud, “kita punya 200 sekolah lebih, kalau setiap tahun banyak yang menulis maka kita bisa hasilkan ratusan karya setiap tahun,” kata Dumul.
Wakil Ketua BMPS NTT, Romo Kornelis Usboko menyampaikan bahwa, sejak dipilih dan dilantik pada tahun 2016, pengurus BMPS terus memberi kontribusi membangun pendidikan di NTT, dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, mulai dari cerdas cermat, lomba pidato, debat bahasa inggris, pelatihan penulisan karya ilmiah, penulisan buku dan pentas seni. BMPS juga merangkul sekolah-sekolah negeri untuk berkolaborasi.
Ia berterimakasih atas dukungan penuh Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang, membantu BMPS menyelenggarakan dan memfasilitasi berbagai kegiatan dan program kerja BMPS.
Alasan BMPS, kata Romo Kornelis menyelenggarakan berbagai kegiatan agar membiasakan pendidik dan peserta didik untuk belajar dalam situasi apapun, terutama ditengah pandemi, meskipun pandemi merubah banyak tatanan hidup dan kebiasaan manusia, terutama aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Menurutnya, acara bedah buku ini merupakan wadah yang dapat mendorong para guru untuk rajin menulis dan menghasilkan karya, “poinnya adalah kami memberikan contoh dimulai dari para pendidik, agar menjadi transformasi ilmu dan pengalaman yang akan diterapkan kepada peserta didik di sekolah,” ucap Romo Kornelis.
//delegasi (*)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…