LARANTUKA, Delegasi.Com – Meski baru digelar pertama kali dengan kesiapan seadanya, namun langkah berani Panitia Lomba Festival Seni Budaya Khas Adonara yang dihelat Selasa, 12 November dan 13 November 2019 menunjukkan kelasnya dengan mampu mendatangkan tiga Dewan Juri Profesional asal Kabupaten Sikka, yakni Bapak Yos Lasaar, M.Arnoldus dan Nyong Franco dijempoli.
Tak pelak, Kepala Dinas Pariwisata Flores Timur, Ibu Apolonia Corebima,SE yang menyempatkan diri hadir menyaksikan perlombaan pada Rabu, 13/11/2019, Malam pun langsung memberikan pujiannya.
Apolonia Corebima yang datang ditemani Dua (2) Stafnya yakni Ibu Emilia Koten dan Silvester Petara Hurint secara terbuka menyatakan rasa bangga dan salutnya terhadap kerja Panitia Panggung Hiburan dan Festival Seni Budaya Khas Adonara dalam rangka memeriahkan HUT TNI ke 74 tersebut.
“Saya kira, ini sesuatu yang sangat luar biasa. Walaupun tanpa dukungan yang besar dari Pemerintah daerah, namun event ini sudah mampu memberikan sumbangan terbaiknya. Apalagi, mampu menghadirkan 3 (tiga) Dewan Juri Profesional dari Kabupaten Sikka yakni Bapak Yos Lasaar, M.Arnoldus dan Nyong Franco, yang sudah punya nama besar di Panggung lomba Festival hingga tingkat nasional,”sebut Apolonia Corebima, ketika didaulat Panitia menyampaikan sambutannya sebelum ajang lomba dimulai, Rabu, 13/11/2019, Malam.
Pernyataan Apolonia Corebima ini sempat membuat 3 Dewan Juri tersebut tersenyum.
Terutama Nyong Franco, pemilik.lagu Gemu Famire, yang sudah go internasional, yang namanya disebut beberapa kali. Dan, langsung disambung tepuk tangan meriah para peserta dan penonton yang memadati lapangan Markas Koramil 1624-02 Adonara, malam itu.
Disaksikan Delegasi.Com, suasana malam itu benar-benar cair dan penuh animo publik pencinta seni.budaya khas Adonara, yang datang.
Bahkan, peserta lomba yang umumnya usia Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Menengah Umum dibuat lebih bersemangat berkompetisi.
Seperti yang dialami Ester Lamakelelang, peserta cilik lomba Fashion Show, asal Desa Lewoblolong, Ile Boleng, yang datang bersama kedua orang tuanya, Lin Boleng, terlihat begitu percaya diri tampil.
Tak ada rasa gugup sedikitpun dari raut wajahnya, meski Dia tampil dihadapan 3 Dewan Juri beken.
“Iyah, saya tidak takut tampil. Saya bangga bisa tampil dihadapan Bapak Nyong Franco, Yos Lasaar dan M.Arnoldus,”ujarnya singkat kepada Wartawan, saat ditemui usai lomba.
Lin Boleng, Orang tua Ester Lamakelelang bahkan turut bangga jika anaknya bisa tampil dihadapan para Dewan Juri profesional itu.
“Ini baru pertama kali, tapi luar biasa langsung tampil dan dinilai para Juri hebat. Sebagai orang tua Kami sangat puas dengan event ini dan cara kerja Panitia,”ujarnya saat diwawancarai terpisah.
Ia bahkan nyatakan, akan menyiapkan putrinya secara lebih baik lagi unfuk event tahun depan.
“Terus terang, Kami puas sekali. Dan patut memberikan apresiasi kepada para Dewan Juri profesional yang rela datang. Meski, harus diakui peserta lomba belum maksimal tampil,”tambahnya, semangat.
Sejumlah materi yang dilombakan antara lainnya, Baca Puisi, Tari Kreasi Tradisional, Fashion Show, Melukis Bebas Berceritra, Menyanyi Solo dan Gitar Duet.
Dewan Juri dihadapan Panitia, peserta dan Tamu undangan pun memberikan apresiasinya.
Baik Yos Lasaar, M.Arnoldus maupun Nyong Franco memuji penampilan para peserta yang telah memperlihatkan bakatnya.
Walaupun diakui masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar bisa tampil lebih baik pada event lain.
“Lebih banyak berlatih dan ikut lomba yah agar bisa lebih profesional tampil. Seperti membaca puisi, harus bisa menginterprestasikan, paham latar puisi, jiwa puisi, gerakan tubuh, vokal dan bagaimana memberikan pesan kepada pemirsa,”ujar M.Arnoldus.
Demikian pula dengan Nyong Franco saat memberikan arahan dan motivasi kepada peserta lomba Fashion Show dan Solo Vokal.
Ia meminta agar peserta harus didampingi secara terus-menerus sampai benar-benar siap tampil.
Meski sudah berani tampil dan telah memperlihatkan bakatnya.
“Seperti penyanyi Solo mesti dipoles terus olah vokalnya, gerakannya, penjiwaan lagu, penguasaan panggung, kostum dan lainnya. Demikian.juga dengan Fashion Show. Tolong ini dirawat terus yah,”pesannya memberi tipsnya.
Ajang lomba ini benar-benar menjadi magnet tersendiri. Bahkan, ditutup dengan satu persembahan spektakuler dimana Nyong Franco didaulat penonton tampil membawakan lagunya Gemu Famire, yang menghipnotis penonton, panitia dan peserta lomba berjoget bersama.
Benar-benar menghibur dan memberi kesan luar biasa panggung lomba Festival Seni Budaya Lokal Khas Adonara malam itu.
Penonton, termasuk Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, Ibu Apolonia Corebima dan 2 stafnya pun dibuat harus ikut bertahan hingga lomba usai.
Sungguh sebuah ajang tingkat lokal tapi berdaya tarik tinggi dan bernilai mahal. Event perdana dengan modal apa adanya, tapi berani hadirkan Dewan Juri profesional. Edan nian!!!
(Delegasi.Com/BBO)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…