KUPANG, DELEGASI- Pemerintah Kabupaten Manggarai sedang mengembangkan pariwisata budaya dan religi. Pariwisata budaya menjadi ciri pembeda dan magnet Manggarai. Ruteng menjadi ibu kota budaya seluruh Manggarai.
“Kekuatan kita pada wisata budaya. Ruteng ini merupakan kota yang terdiri atas kampung-kampung adat yang sampai saat ini masih eksis. Suasana mistis kampung adat dan religi kotaini begitu kental. Kita mengembangkan Golo Curu sebagai destinasi wisata religi.”
Demikian disampaikan Bupati Manggarai Herry Nabit ketika berdiksusi dengan Kepala Pusat Studi kebudayaan Pariwisata (Pusdibudpar) Universitas Nusa Cendana (Undana) Dr. Marsel Robot belum lama di ruang kerjanya di Ruteng.
Menurut Nabit, Manggarai harus menunjukkan keunikan dan karakter destinasi yang berbeda dengan Labuan Bajo. Bila Manggarai Barat mengandalkan eksotika alam, maka Manggarai mengandalkan magik budaya.
“Andalan kita adalah wisata budaya. Meski dalam perencanaan harus terkoneksi dengan manggarai barat. Manggarai Barat tergantung juga pada Kabupaten Manggarai. Sebaliknya, Kabupaten manggarai mendapatkan keuntungan dari manggarai Barat. Tetapi, skema pengembangan pariwisata tidak boleh sama. Kita harus menggarap keunggulan kita tadi,” ujar Nabit.
Ruteng, lanjut Nabit, harus merupakan pusat peradaban seluruh Manggarai. Manggarai Barat dan manggarai Timur hanyalah pembagian wilayah administrasi pemerintahan.
Namun, secara kultutral kita tetap satu. Karena itu, Ruteng harus menujukkan ciri khas itu. Kita sedang mendiskuiskan dengan semua pihak untuk mengembangkan pariwisata di kabupaten ini, termasuk pihak Undana.
Menanggapi pernyataan Bupati Nabit, Dr. Marsel Robot mengatakan, Ruteng menjadi “ruang remong,” ruang perjumpaan peraban bukan sekadar Manggarai Timur dan Manggarai Barat, melainkan diaspora Manggarai.
Kota ini selalu meranumkan kenangan. Kota tempat kongko (berkumpul) untuk menikmati dingin dengan kopi panas khas Manggarai sambil bernostalgia. Eksotika Ruteng adalah mistik kampung tradisonal seperti kampung Ruteng, Taga, Ka, Sosor Alo, Lingko Meler.
Mistisme kampung adat dan budaya menjadi jamuan wisata rohaniah yang melegakan. Bila Labuan Bajo menyuguhkan kesenangan di mata, Manggarai menyuguhkan kesenangan rohni di hati.
Marsel Robot yang juga dosen Bahasa dan Sastra FKIP Undana itu mengatakan, penataan kampung tradiosnal melalu grand desain yang harus didahului suvei guna mengetahui keunggulan, peluang, dan tantangannya.Kajian akademik menjadin standar rujukan regulasi dan program Pemda.
Menurutnya, saat ini yang diperlukan sesegera mungkin dilakukan ialah narasi objek wisata untuk dipromosikan. Tidak cukup dengan video objek, tetapi harus disertakan dengan narasi.
Narasilah yang memindahkan keindahan objek wisata dari mata ke keindahan di hati dan pikiran.
Kekuatan nilai promotifnya terletak pada narasinya yang menceriterakan keunggulan dan keunikan destinasi itu melalui video. Kemudian, dipublikasikan melalui Youtube atau media sosial lainnya.
Dengan demikian, wisatawan mengetahuai keunikan dan kesektikan daerah destinasi melalui wisata virtual sebelum memutuskan untk berkunjung ke sini.
Event Lingko Meler
Sawa lodok Lingko Meler menyerupai jaring laba-laba harus dipelihara dengan segala ritulanya.
“Memang, kami lagi serius berencana melakukan festival Lingko Meler di Cancar. Misalnya, menggarap sawah Lingko Meler dengan seribu kerbau, ditanam secara bersamaan, mengetam atau memanen secara kolosal yang juga melibatkan wisatawan.Itu harus menjadi event tahunan yang terjadwal,” kata PLT Dinas pariwisata Kabupaten Manggarai Adrianus Husen, S.P. saat diskusi terbatas dengan tim Pusdibudpar di ruang kerjanya.
Adrianus Husen menyambut baik rencana Pusdibudpar Undana untuk ikut memikirkan pembangunan Pariwisata di Manggarai.
“Apalagi ada beberapa program unggulan Pusat Studi pariwisata Undana yang bertautan dengan rencana kami, misalnya, penyusunan kurikulum muatan lokal, pembuatan video dan narasi destinasi, penyusunan grand desain, survei. Khusus buku dan kurikulum muatan lokal, ini penting, biar anak-anak kita tidak kehilangan arah dan ia tetap menjadi orang Manggarai dan berkarakter Manggarai,” tutur Addrianus.
Dalam diskusi terbatas itu, Dr. Karolus Budiman Djama salah seorang Tim Ahli Pusdibudpar Undana menerangkan secara rinci Program Kerjasama antara Pusdibudpar Undana dan Pemda di Provinsi NTT, terutama di bidang narasi dan survei.
“Saat ini kami sedang menggarap narasi dan promosi Pantai Teres sebagai wujud mitra dengan Pemda kabupaten Kupang. Sesi pengambilan gambar video (drone), survei, dan wawancara sudah dilakukan. Kini menyusun narasi dan membuat videonya. Jika tak ada aral melintang, kami akan luncurkan video dan narasi promosi Pantai Teres di Kabupaten Kupang pada bulan September ini,” kata Budiman Djama.
//delegasi(mar/tim)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…