Beberapa sekolah yang dikunjungi itu antara lain SMP Kristen Kupang, SMA Kristen 1 Kupang, SMA Kristen 2 Kupang, SMK Kristen 1 Kupang dan SMK Kristen 2 Kupang.
Kendati menjadi peletak dasar pendidikanm ironis kondisi sekolah swasta yang bernaung di bawah GMIT dan Keuskupan Agung Kupang sangat memprihatinkan, karena berbagai hambatan dan tantangan.
“Butuh perhatian dan kepedulian dari kita semua terutama Pemerintah untuk memajukan kembali sekolah-sekolah swasta yang ada, terutama yang kondisinya memprihatinkan agar anak cucu kita bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas sehingga SDM kita mampu bersaing dengan daerah lain,” jelas Hilda.
Hilda Manafe yang juga adalah istri Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore menjelaskan bahwa tiga hari kunjungan kerjanya di NTT untuk kali ini ia prioritaskan berkunjung ke sekolah swasta dan mengikuti event Festival SMA/SMK Swasta se-NTT yang diselenggarakan oleh Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) NTT.
Dalam kunjungannya ke sekolah-sekolah Kristen di bawah naungan GMIT, Hilda Manafe yang didampingi oleh Kepala Sekolah, Ketua Komite, Pengurus Yayasan dan pengurus BMPS-NTT, meninjau secara langsung proses belajar mengajar. Ia pun mengambil waktu sejenak untuk menyapa dan berbicara dengan para guru yang sedang mengajar dan juga para siswa. Selain itu, meninjau lingkungan sekolah dan fisik gedung serta fasilitas penunjang pendidikan yang ada.
“Tadi kita sudah lihat bersama, rata-rata gedungnya sudah sangat tua dan hanya direnovasi. Saya sangat prihatin melihat banyak ruang belajar yang secara fisik sudah tidak layak bahkan ada yang sudah dijadikan gudang sementara karena tidak layak dijadikan tempat belajar mengajar,” ujar Hilda.
Dalam kunjungannya, Hilda banyak mendapat keluhan dan permohonan dari para kepala sekolah dan guru-guru serta pengurus yayasan pendidikan. Dalam sesi dialog, para kepala sekolah dan guru-guru serta siswa, menyampaikan sejumlah keluhan terkait berbagai persoalan yang selama ini dihadapi, mulai dari masalah/kendala soal biaya operasional, masalah tunjangan dan gaji guru serta honor, beasiswa bagi anak-anak yang tidak mampu, daya tampung sekolah yang terbatas akibat keterbatasan ruang belajar dan kerusakan gedung.
Menurut Hilda tantangan pendidikan di Indonesia umumnya dan NTT pada khususnya adalah seputar masalah-masalah yang diangkat. “Saya adalah pendatang baru di dunia politik, khususnya sebagai senator dan kita juga tahu bersama bahwa kewenangan DPD-RI sedikit agak berbeda dengan DPR-RI. Tapi saya akan membawa aspirasi bapak/ibu dan anak-anak semua untuk saya perjuangkan di DPD. Selain itu juga, saya akan berusaha untuk juga membicarakan semua hal yang diangkat dengan para pemimpin kita,” jelas Hilda.
Ia pun mengaku akan berkomunikasi dengan gubernur dan wali kota untuk ikut memperhatikan sekolah-sekolah swasta.
“Di luar itu, kita juga punya pemerhati pendidikan. Mereka semua adalah bagian dari kita. Saya akan berusaha semaksimal mungkin agar ada solusi untuk permasalahan yang dihadapi. Besok saya juga akan mengunjungi beberapa sekolah yang bernaung di bawah Keuskupan Agung Kupang,” katanya.
Menutup sesi dialog, Hilda Manafe tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari pihak yayasan dan sekolah. Juga mengucapkan terima kasih atas dukungan terhadap beliau sehingga terpilih menjadi salah satu senator NTT.
//Delegasi.Com(*/tim)