HUT NTT ke-63, Wagub Nae Soi : Kerja Keras, Cerdas dan Jujur untuk Mencapai Kemakmuran

Avatar photo
Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi saat memberikan sambutan pada acara Perayaan HUT Provinsi NTT yang ke-63 bertempat di Aula El Tari Kupang pada Senin (20/12). //delegasi (Foto: Biro Humas NTT)

KUPANG, DELEGASI.COM– Dalam Perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Nusa Tenggara Timur yang ke 63, Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi meminta seluruh jajaran Pemerintah dan juga masyarakat untuk membangun mindset dan melakukan pola Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Jujur.

Demikian diungkapkannya saat memberikan sambutan pada acara Perayaan HUT Provinsi NTT yang ke-63 bertempat di Aula El Tari Kupang pada Senin (20/12).

“Untuk dapat dapat mencapai kemakmuran harus dengan  dengan kerja cerdas, kerja keras dan kerja jujur.  Ini harus ditularkan oleh setiap individu sebagai spirit baru untuk melahirkan etos kerja yang tangguh, ulet dan inovatif. Mari kita membangun ekspektasi imajinatif tentang NTT baru dalam skenario visi NTT Bangkit, NTT Sejahtera untuk memaknai ulang tahun NTT ke-63,” kata Wakil Gubernur.

Wagub mengatakan pentingnya kerja kolaboratif dan sinergi antar semua lini dan sektor untuk bisa mencapai pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat. Beliau juga menjelaskan tentang hasil capaian-capaian yang dilakukan Provinsi NTT di beberapa sektor diantaranya infastruktur, pariwisata, peternakan, perikanan dan kelautan, pertanian, pengelolaan aset daerah, hingga peningkatan SDM dan kesejahteraan ASN, percepatan vaksinasi covid 19 dan penanganan stunting.

“Dalam pembangunan infrastruktur sampai dengan bulan desember tahun 2021, dari 906 km jalan provinsi yang rusak berat dan ringan, dengan memanfaatkan sumber pembiayaan dari Pinjaman Bank NTT dan  PT. SMI, serta  Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Program Hibah Jalan Daerah telah dikerjakan jalan provinsi sepanjang 365,03 km di tahun 2020 dan 518,62 km pada tahun 2021, sehingga hanya tersisa 22,35 km yang akan dituntaskan pada tahun 2022. Kita juga wajib berbangga karena Pemerintah Provinsi NTT mendapatkan peringkat tiga nasional dalam kategori kinerja pemerintah daerah penyelenggaraan jalan,” jelasnya.

“Pemerintah NTT melalui sektor peternakan telah mempelopori pengembangan sapi Wagyu untuk menghasilkan daging premium melalui teknologi inseminasi buatan (IB) yang kini telah menghasilkan 72 ekor pada tahun 2021 dan pembukaan Rens Sapi Wagyu di Desa Kabaru, Kabupaten Sumba Timur sebagai pusat pembibitan dan pengembangan sapi wagyu. Pada tahun 2022, akan dibangun reservoar untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman pakan maupun untuk konsumsi 100 indukan sapi wagyu yang akan dikembangkan di kawasan tersebut,” jelasnya.

Ia menambahkan, untuk peternakan ayam, Dinas Peternakan Provinsi NTT telah memfasilitasi dalam bentuk pembinaan dan pendampingan perusahaan ayam yang memiliki potensi untuk disertifikasi sebagai Kompartemen bebas AI (Avian Influenza). Pada 17 Desember 2021, untuk pertama kalinya terdapat dua perusahaan lokal peternak ayam di NTT yang mendapatkan sertifikasi Kompartemen bebas AI oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia sehingga bisa melakukan ekspor produk unggas ke Republik Demokratik  Timor Leste (RDTL).

Lebih lanjut Wagub mengungkapkan untuk sektor pertanian dan ketahanan pangan dengan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) pada musim tanam Oktober-Maret 2019/2020 dilaksanakan di 7 Kabupaten yaitu Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Belu, Malaka, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya dengan target 2.400 Ha dan realisasi seluas 2.310,53 Ha  dengan produksi 9.538,90 ton. Sedangkan pada musim tanam April-September 2020 dilaksanakan di 16 Kabupaten Kupang, TTU, TTS, Belu, Malaka, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Rote Ndao, Flores Timur, Ende, Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat dengan luasan lahan 5.210 Ha dan realisasi tanam seluas 1.732 Ha dengan realisasi panen seluas 1.109,16 Ha dengan produksi mencapai 2.258,18 ton. “Untuk tahun 2021, pada musim tanam Oktober-Maret 2021 sudah dilaksanakan di 16 Kabupaten yaitu  Kabupaten Kupang, TTU, TTS, Belu, Malaka, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Rote Ndao, Flores Timur, Ende, Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat dengan luasan lahan terverifikasi seluas 8.183 Ha realisasi tanamnya seluas 8.098,5 Ha dengan jumlah realisasi panen seluas 4.947 Ha dan produksi mencapai 15.117 ton,” katanya.

Ia menambahkan, dalam budidaya, pengolahan dan pemasaran kelor, Pemerintah telah bekerjasama dan memfasilitasi usaha bisnis kelor melalui perijinan dan sertifikasi, membantu promosi dan pemasaran berbagai produk kelor antara lain dari perusahan Dapur Kelor di Kota Kupang, Graha Kelor di Kabupaten Kupang, Bangkit Bersama di Kabupaten Kupang, Hawila Moringa di Kabupaten Kupang, Maspete Organis di Kabupaten Malaka, KWT Melati di Kabupaten TTU,dan  La Moringa di Kota Kupang.

“Pada pengelolaan sektor pariwisata, untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas,  telah dilakukan kerjasama dalam bentuk nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi  NTT dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memperkuat tata kelola fungsi kawasan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan di Taman Nasional Komodo,” ujar Wagub.

Selanjutnya, dalam sektor perikanan dan kelautaan, Wagub mengatakan Sejak 2018 telah dikembangkan budidaya ikan kakap putih dan kerapu di Kawasan Mulut Seribu-Rote Ndao untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah tersebut, melalui penyediaan 3 unit keramba dengan jumlah benih ikan yang ditebar sebanyak  9.000 ekor serta 1 unit rumah jaga dan 1 unit bagan kelong. Selain di Rote Ndao, budidaya perikanan juga dilaksanakan di Wae Kelambu, Kabupaten Ngada. Pada awal Tahun 2020 telah ditebar 1 juta ekor benih kerapu untuk pemberdayaan masyarakat yang berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Ngada dengan Kabupaten Manggarai Timur.  “Guna menunjang budidaya perikanan di kedua lokasi tersebut, diharapkan masing-masing Pemerintah Kabupaten memberdayakan BUMD, BUMDes maupun koperasi untuk memproduksi pakan ikan sendiri dengan memanfaatkan potensi setempat dengan pola padat karya,” kata dia.

“Juga telah dilakukan pilot project budidaya ikan kerapu di Pulau Semau dengan 9 (Sembilan) Unit Keramba Jaring Apung Bulat. Sampai dengan saat ini telah dilakukan 2 (dua) kali panen dengan total  2 (dua) ton ikan kerapu hidup yang telah di ekspor ke Hongkong dan juga kini telah dikembangkan budidaya lobster di Mulut Seribu Rote-Ndao. Sementara itu rumput laut juga terus dikembangkan sebagai salah satu komoditi andalan dari sektor kelautan yang menjanjikan dan pada tahun 2021, Pemerintah telah memberikan bantuan hibah peralatan dan bibit rumput laut kepada 1.338 pembudidaya,” paparnya.

“Potensi garam di NTT didukung dengan kualitas kadar NaCl mencapai 96 % sebagai garam industri.  Kabupaten Kupang memiliki lahan garam 900 hektar yang telah beroperasi sejak Agustus 2019 dengan kapasitas  150 ton/hektar. Saya berharap agar kabupaten lainnya yang memiliki potensi lahan garam untuk segera mengoptimalkan sehingga produksi garam NTT dapat memberikan kontribusi menyokong pemenuhan kebutuhan garam nasional,” harap Wagub.

Wakil Gubernur juga menjelaskan, Pemerintah Provinsi NTT sudah melakukan kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi NTT untuk melaksanakan kegiatan penertiban, pemulihan dan penyelesaian masalah hukum barang milik daerah. Penertiban aset ini untuk mewujudkan tertib administrasi, dan memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum terhadap barang milik daerah agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Hasilnya, telah ditertibkan 94 unit kendaraan roda empat dan selanjutnya di lakukan pelelangan oleh Badan Pendapatan dan Aset Daerah NTT melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Juga peningkatan sumber daya manusia dan kesejahteraan Aparatur Sipil Negara (ASN). “Pada tahun 2021 ini telah diresmikan pemanfaatan Assessment Center dan   Computer Assisted Test (CAT) dan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTT memperoleh peringkat kedua  Nasional BKN Award 2021 kategori Komitmen Pengawasan Dan Pengendalian Lingkup Pemerintah Provinsi Tipe A. Adapun juga  Pemerintah Provinsi NTT  menyediakan insentif untuk meningkatkan  kesejahteraan ASN melalui kebijakan  tunjangan perbaikan penghasilan (TPP),” ungkapnya.

“Kita patut bersyukur dengan percepatan vaksinasi yang masif telah membuahkan hasil dan sampai kini cakupan vaksinasi dosis 1 di NTT telah mencapai 60,65 persen. Angka ini setara dengan 2,32 juta peserta vaksin dari target yang ditetapkan sebanyak 3,83 juta orang sehingga penularan covid 19 dapat kita cegah dan juga angka stunting terus menurun hingga menjadi 20,90 persen pada Agustus 2021,” tutup Wagub.

Dalam perayaan HUT NTT tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan  MoU antara Direktur Bank NTT dan Kanwil Kemenkumham NTT tentang Penyenggaraan Sosialisasi dan Fasilitasi Pendaftaran Kekayaan Intelektual sekaligus penyerahan Sertifikat Merk Dagang kepada Pelaku UMKM Binaan Bank NTT, kemudian penandatanganan MoU Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik oleh para Bupati dan Walikota, juga `penandatanganan MoU oleh Kepala Ombudsman RI dan Gubernur NTT serta penyerahan dokumen sertifikat lahan oleh Pemerintah Kabupaten Sumba Timur kepada Pemerintah Provinsi NTT.

Juga dilaksanakan penyerahan piagam penghargaan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu IS0 9001-2015 kepada para Organisasi Perangkat Daerah, juga Penghargaan Kepada para ASN dengan Nilai Profesionalitas Tinggi. Adapun Juga dilakukan lounching Koperasi Digital, Aplikasi INISA, dan website ntt.prov.go.id.

//delegasi (*/hms)

Komentar ANDA?