Kupang, Delegasi.com – Anggota DPD RI asal NTT, Ibrahim A. Medah memberi gagasan cemerlang soal pengembangan pertanian NTT. Menurutnya, sudah saatnya pertanian dibangun secara massif. Dan, rakyatlah yang menjadi investornya. Iban Medah-sapaan karib mantan Bupati Kupang dua periode ini, mengatakan ketika pemerintah melalui APBD sudah mem-back up air, tanah dan tenaga pendamping, maka rakyat tinggal bekerja. “Kita butuh investor hanya untuk memberikan nilai tambah bagi produk pertanian kita. Produksi pertanian dilakukan oleh petani kita sendiri. Jadi petanilah yang menjadi investornya,” kata Iban kepada wartawan, akhir pekan lalu di Kupang. Lebih lanjut, menurutnya, investor nantinya datang hanya memberi nilai tambah bagi produk pertanian para petani NTT, yakni membangun industrinya atau memfasilitasi perdagangannya. Namun, yang mengangkat potensi pertanian menjadi kekuatan ekonomi dilakukan rakyat sendiri. Dengan demikian, keuntungan besarnya ada pada rakyat. Rakyat tetap menjadi pemilik lahan dan semua potensi pertanian yang ada. Menurut Iban, pemerintah tetap mem-back up melalui APBD sehingga memudahkan rakyat menggali potensi-potensi daerah. “Rakyat menjadi owner yang penting ada air dan tanah. Air dan tanah sudah di-bacp up oleh pemerintah. Maka rakyat tinggal kerja,” tegas mantan Ketua DPRD NTT ini. Nantinya, produknya masuk ke industri atau tidak, itu sudah menjadi urusan investor. Bukan lagi petani. Namun, kalau investor tidak mau, maka pemerintah daerah yang memfasilitasi. Oleh karena itu, petani tak perlu ragu dengan pasar. Pasalnya, ketika petani menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dan dalam jumlah yang banyak, pasar akan melirik. Yang penting kontinyuitas produksi tetap dijaga. “Kalau sekarang NTT dikasih makan oleh provinsi lain, maka saatnya NTT-lah yang kasih makan provinsi lain, melalui potensi pertanian kita,” kata Iban. Ia menguraikan, saat ini, NTT dalam kondisi kritis. Produk-produk makanan semua dibeli dari luar. Beras yang dihasilkan tidak cukup. Begitu pun jagung. Mayoritas makanan di NTT didatangkan dari luar daerah seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Menurut Ketua DPD I Partai Golkar NTT tiga periode ini, NTT berbeda dengan provinsi lainnya. Potensi yang dimiliki provinsi lain sudah ada di permukaan, tinggal dikelola saja untuk meningkatkan perekonomian mereka. Jawa Timur misalnya, peternakannya sudah leading. Jawa Timur mengembangkan peternakan bukan lagi dengan breeding normal, tapi sudah melakukan inseminasi buatan. Sementara NTT, potensinya masih tenggelam. Potensi pertanian, khususnya holtikultura yang luar biasa belum diangkat ke permukaan. Nah saatnya untuk rakyat bergerak didukung oleh pemerintah daerah melalui APBD. Potensi NTT lainnya yang luar biasa adalah di sektor kelautan dan perikanan. Soal ini, Iban Medah mempunyai gagasan fokus untuk budidaya, seperti rumput laut, teripang, udang dan kepiting. Seluruhnya budidaya. Sedangkan perikanan, pemda siapkan rumpon agar para nelayan tinggal pergi mengambil ikan, bukan pergi memburu ikan. “Nelayan kita sekarang pergi memburu ikan dengan peralatan seadanya. Akhirnya hasilnya tidak seberapa. Nah, kita ubah caranya. Bikin rumpon supaya orang pergi tinggal ambil ikannya,” kata Iban.//delegasi (hermen/olens)
Bayangkan rumah yang menggabungkan keindahan estetika industrial dengan efisiensi minimalis. Struktur kokoh beton dan besi…
Bayangkan sebuah pabrik tua di era revolusi industri, baja yang mengkilap, mesin-mesin besar berwarna gelap,…
Bayangkan sebuah ruangan yang memadukan sentuhan masa lalu dengan teknologi modern. Dinding bata ekspos yang…
Bayangkan ruang makan yang memancarkan aura industri masa lalu, namun tetap nyaman dan modern. Desain…
Rumah minimalis, dengan kesederhanaannya yang elegan, kini semakin dipercantik dengan sentuhan desain geometris. Bentuk-bentuk geometris,…
Bayangkan sebuah rumah yang dihiasi pintu minimalis, bukan sekadar pembatas ruangan, tetapi sebuah karya seni…