DELEGASI.COM, BAJAWA – Senior Institutions Specialist International Fund for Agricultural Development (IFAD), Elizabeth Ssendiwala mengapresiasi pelaksanaan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dijadikan model bagi daerah lain yang melaksanakan program ini.
Hal itu disampaikan Elizabeth pada rapat evaluasi paruh waktu pelaksanaan Program TEKAD di Ngada bertempat di Aula Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PMDP3A) Ngada, Selasa (13/9/2022).
Rapat dipandu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) NTT, Viktorius Manek.
Menurutnya, review yang dilakukan pada kesempatan ini untuk melihat sejauhmana pelaksanaan program di Kabupaten Ngada yang telah ditandatangani bersama antara IFAD dan Pemerintah Indonesia. Pelaksanaan program ini merupakan kolaborasi besar dari sejumlah pihak, antara lain Kementerian Desa, Bapppenas, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.
“Sebagai model bagi daerah lain, Kabupaten Ngada harus memiliki tanggung jawab lebih untuk melaksanakan program kemitraan ini harus lebih baik lagi,” tandas Elizabeth.
Ia menyatakan, bila dalam pelaksanaan ditemukan masalah, hendaknya didiskusikan untuk dicari solusinya.
Tentunya solusi yang diambil harus memberi dampak baik terhadap masyarakat dari kegiatan yang dilaksanakan.
Apresiasi yang sama disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi (PEI) Desa, PDT dan Transmigrasi, Harlina Sulistyorini.
Herlina memberi apresiasi terhadap pelaksanaan Program TEKAD di Ngada dan dua kabupaten lainnya yakni Sumba Timur dan Manggarai.
Menurutnya, sinergi yang dilakukan sejak tahap perencanaan sudah sangat bagus dan sangat luar biasa.
Diharapkan apa yang sudah dilaksanakan dibuatkan profilnya untuk dijadikan role model bagi daerah lain.
“Kawasan perdesaan diharapkan mengembangkan produk unggulan. Sustainable Development Goals (SDGs) desa yang dijalankan sudah sangat luar biasa dan bisa dijadikan contoh bagi daerah lain,” ungkap Harlina.
Integrasikan Semua Konklusi Pendekatan
Pelaksanaan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) di Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengintegrasikan semua konklusi pendekatan yang terjadi di lapangan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PMDP3A) Kabupaten Ngada, Yohanes Ngebu sampaikan ini pada rapat evaluasi paruh waktu pelaksanaan Program TEKAD di Ngada bertempat di Aula Dinas PMDP3A Ngada, Selasa (13/9/2022). Rapat dipandu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi NTT, Viktorius Manek.
Yohanes menyebutkan, pelaksanaan Program TEKAD di Kabupaten Ngada tersebar di empat kecamatan yakni Kecamatan Riung, Riung Barat, Bajawa Utara, dan Golewa Selatan.
Total anggaran yang dikucurkan untuk 20 desa yang tersebar di empat kecamatan sasaran Program TEKAD tersebut senilai Rp3 miliar lebih. Berdasarkan hasil evaluasi, 76 persen pelaksanaan dana desa tidak berdampak langsung kepada masyarakat.
“Dengan adanya evaluasi itu, maka fokus dana desa saat ini tidak lagi pada aspek infrastruktur tapi lebih pada urusan pemberdayaan ekonomi,” kata Yohanes.
Menurutnya, advokasi perencanaan partisipatif pembangunan ekonomi Kampung (P3EK) harus mendahului perencanaan semua program yang hendak dijalankan. Dan untuk hal dimaksud, mulai dilaksanakan tahun ini.
“Prinsipnya, semua program yang dijalankan harus terkoneksi dengan perencanaan dari pemerintah pusat dan provinsi. Kehadiran Program TEKAD mengkoneksikan kami di tingkat kabupaten dengan program provinsi dan pusat,” tandas Yohanes.
//delegasi(Hermen)