DELEGASI.COM, KUPANG – Bupati Timor Tengah Utara, Djuandi David menepis kabar miring jika dirinya terlibat proses tender ulang Proyek Pembangunan Puskesmas Mamsena Kecamatan Insana Barat, yang oleh Direktur Lakmas Cendana Wangi, Viktor Manbait dituding berbau KKN.
Djunandi David yang dikonfirmasi tim media ini via pesan WhatsApp/WA pada Selasa (15/02), pukul 10.58 WITA, baru menjawab melalui sambungan telepon celulernya pada pukul 11.12 WITA, membantah dugaan keterlibatan dirinya.
“Kita perintahkan kepada Pokja, kalau mau tender ulang, berarti mekanisme harus sesuai dengan aturan. Maka itu ditender ulang dan pemenangnya itu CV-nya kita tau, tetapi orangnya kita tidak tau siapa yang menang? Jadi, dikatakan Bupati TTU terlibat atau KKN dalam proyek itu, terutama menyangkut tender itu, saya pikir itu tidak benar. Orang (perusahaan kontraktor, red) yang menang saja tidak hubungi kita, sedangkan Pokja sudah lakukan itu sesuai aturan, kita (Bupati TTU, red) tidak intervensi,” tegasnya.
BACA JUGA:
Lakmas Minta Kejari Turut Periksa Bupati TTU Terkait Proyek Puskesmas Mamsena Rp 3,8 Milyar
Menurutnya, lelang ulang terjadi ditahap awal proses tender karena perusahaan peserta tender tidak memenuhi sejumlah syarat tender. “Bukan karena Bupati TTU punya kontraktor atau perusahaan favorit. Itu tidak benar,” tandasnya.
Awalnya, lanjut Bupati Djuandi, saat dirinya perintahkan tender ulang, panitia Pokja (Kelompok Kerja, red) sebenarnya tidak mau melakukan tender lagi, tetapi akhirnya Pokja mengikuti arahannya untuk tender ulang.
“Tidak mungkin kita (Bupati) mau intervensi. Bupati kalau intervensi lagi itu berarti Bupati cari lubang untuk dia punya diri,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Terkait tidak selesainya dan atau mangkraknya proyek pembangunan Puskesmas Mamsena, Bupati Djuandi dengan nada geram mengungkapkan, bahwa awal proses tender proyek, para kontraktor peserta tender berlagak sok punya modal atau punya duit dan banyak gaya, tetapi saat proyek bermasalah seperti saat ini, ketahuan jelas ternyata mereka tidak berduit.
“Ternyata setelah menang tender, mereka tidak bisa selesaikan proyek sesuai waktu yang diberikan. Ini pembelajaran bagi kita, termasuk Pokja. Saat proses tender, lihat pemenang itu harus benar-benar orang yang mampu. Jangan kasi menang sembarang orang, nanti masalah begini kita yang dituding macam-macam, padahal tidak begitu,” ujarnya.
Bupati Djuandi pun mengakui, adanya kelemahan di bagian panitia Pokja saat lelang.
“Artinya, panitia lelang, kalau Pokja mengatakan bahwa harus ditender ulang karena tidak memenuhi syarat, maka kita katakan tender ulang to! Tapi sesudah itu, kita tidak tahu siapa, sesudah berjalan dan muncul masalah, baru kita tahu oh ternyata yang menang tender itu, ternyata orangnya yang ini,” bebernya.
Bupati Djuandi juga menagkui, bahwa dalam kondisi proyek tersebut bermasalah hari ini, dirinya yang akan disorot. Namun menurutnya, tetapi dirinya selalu Bupati tentu harus memberikan penjelasan atau klarifikasi agar publik tahu kebenaran sesungguhnya Terkait masalah proyek Puskesmas Mamsena.
” Menyangkut kemajuan fisik proyek pembangunan Puskesmas Mamsena, sesua hasil terakhir perusahaan kontraktor di-PHK, realisasi fisik sudah mencapai 57,30 persen. Itu data dari PPK. Sedangkan realisasi anggarannya baru 20 persen. Jadi berita bahwa realisasi fisik 40 persen dan realisasi anggaran sudah 80 hingga 100 persen, itu informasi tidak benar,” tegasnya.
Dirinya selalu Bupati TTU, menghendaki pengerjaan proyek pembangunan Puskesmas Mamsena tuntas diselesaikan, karena kalau tidak selesai, maka akan menjadi beban APBD Kabupaten TTU, menyangkut anggaran pembangunan fasilitas kesehatan masyarakat tersebut bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) Pemerintah Pusat.
BACA JUGA:
Bupati TTU Tegaskan Pelantikan Kades Nifunenas Sudah Sesuai Aturan
“Hanya mau bagaimana, kontraktor ini mau bagaimana, orang dari jauh di Jawa, sekarang begini terpaksa kita harus tindaklanjuti (diselesaikan proyek Pembangunan Puskesmas Mamsena, red) di tahun 2022 ini,” ungkapnya.
Dari sebab itu, lanjutnya, strategi untuk memangkas kontraktor tidak jelas alias abal-abal dilelang proyek ke depan, ialah memastikan panitia lelang Pokja bekerja secara jujur dan transparan, sehingga tidak meluluskan sembarang kontraktor. Panitia Pokja harus lebih teliti lagi dan profesional.
“Karena terbukti ada pengusaha yang pinjam bendera, padahal Oto (mobil) saja mungkin dia tidak ada. Lalu jika menang nanti bikin cilaka kita model macam begini,” bebernya.
//delegasi(tim)
Myanmar, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa,…
Laos, negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahan alamnya, memiliki banyak tempat wisata yang…
Afrika Selatan selalu menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya…
Afrika Selatan terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan sejarah budaya yang kaya, salah satu…
Pretoria, ibu kota administratif Afrika Selatan, adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan…
Afrika Selatan dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pantai yang indah hingga pegunungan…