DELEGASI.COM, ILE BURA – Kondisi faktual jalan trans Nobo-Wutun Ile Bura Flores Timur, khususnya segmen Desa Lewoawang-Riangbura, kian darurat dan rusak parah. Bagi pengguna kendaraan harus ekstra hati hati dan sangat mengancam keselamatan jika melintas.
BACA JUGA :
Hasil Verifikasi Adminstrasi, Satu Balon DPD RI Dinyatakan Mengundurkan Diri
Yang paling parah yaitu di tanjakan terjal Wao Alen, Tanjung Wutun, sebelum masuki Desa Riangbura.
Juga tanjakan Tobi Aleng dari arah Desa Watobuku ke Riangbura.
Meskipun, masih bisa dilalui setiap hari, baik kendaraan roda dua dan mobil, namun amat membahayakan, jikalau kendaraan tidak dalam kondisi prima atau pengendaranya kurang sigap, atau dalam kondisi gugup.
Juga bagi para Pasien yang membutuhkan penanganan cepat ke Puskesmas Ile Bura di Desa Lewotobi, atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Hendrikus Fernandez Larantuka.
Hal ini diakui pula Kepala Desa Riangbura, Wilhelmus Wutun Leba, saat ditemui Delegasi.Com beberapa waktu lalu di Kantor Desa Riangbura.
Menurutnya, usulan perbaikan dan peningkatan jalan dari Lewoawang-Riangbura, dan Watobuku-Rianbura,
memang terus dilakukan setiap tahun, namun hingga kini belum direalisasi Pemda Flotim.
Meski demikian, sebutnya, saat Reses Anggota DPRD Flotim, Fraksi Golkar, Ignasius Boli Uran, baru-baru ini, disampaikan akan ditangani tahun 2023-2024.
“Iyah, Kami berharap ruas jalan, khususnya Lewoawang-Riangbura, terutama di tanjakan tajam Wao Aleng, yang sudah sangat parah itu bisa diprioritaskan.
Pasalnya, kondisinya darurat sekali dan makin membahayakan keselamatan manusia dan kendaraan yang melintasi.
Terutama, pasien yang butuh pertolongan darurat, seperti ibu hamil atau pasien berat.
Kami sudah coba perbaiki secara swadaya masyarakat dua desa beberapa kali namun kondisinya tetap parah,”ujarnya polos, didampingi beberapa tokoh masyarakat Riangbura, saat itu.
Keluhan yang sama juga diungkapkan Kepala Puskesmas Ile Bura, Fransiskus Belawa Hayon,S.Kep, setiap kali turun lakukan kegiatan pelayanan kesehatan di Desa Riangbura.
“Itu jalan sangat parah dan bisa ancam keselamatan warga. Kita yang sehat pakai motor naik turun saja setengah mati itu. Apalagi, ada orang sakit atau bayi yang dibonceng motor, saat mendaki. Lubang di badan jalan yang sudah dalam diatas 30 Cm itu sangat membahayakan,”bebernya, terbuka.
Demikian juga Sekretaris Camat Ile Bura, Silvester R.Lein,S.Sos, saat bincang di Rujab Camat Ile Bura, belum lama ini.
Ia meminta perhatian pihak terkait yakni Dinas PUPR Flotim agar bisa mengalokasikan anggaran perbaikan dan peningkatan jalan trans Lewoawang-Riangbura tahun 2023-2024.
“Itu sudah sangat darurat dan berbahaya. Kalau jalannya bagus kan, membantu warga yang melintasi jadi nyaman. Juga kegiatan pelayanan masyarakat oleh Pemerintah pasti berjalan lebih lancar dan cepat”.
“Tapi, dengan kondisi jalan seperti saat ini, apalagi di tanjakan tajam Wao Aleng itu, memang betul-betul membahayakan. Orang bisa celaka setiap saat itu. Sudah mendaki tajam, panjang. Jalannya rusak parah dari bawah sampai di atas, yang panjangnya tanjakan tajam hampir 300 an meter,”tohoknya.
Mewakili suara masyarakat Ile Bura, pihaknya, sambung Silvester Lein, memohon kiranya aspirasi ini bisa dijawabi pada tahun 2023-2024.
Asal tahu saja, rute jalan ini memang melewati jalan rusak sejak star dari Desa Lewoawang, terus melalui jalan bertebing terjal Dusun Buranilan yang rawan longsoran batu, dengan jurang ke Laut cukup dalam, hampir sepanjang 300 an meter.
Lalu kemudian memasuki jalan berbatu, sedikit rata untuk siap mendaki tajam di Wao Aleng.
Ketika sedang hujan, pengguna jalan harus ekstra hati-hati.
Selain waspadai longsoran batu dari tebing tinggi, tapi jalanan penuh banjir dan air genangan karena berlubang.
Dan, kian parah menyulitkan kendaraan saat memulai pendakian di Wao Aleng.
Sesuai info dari warga, beberapa kendaraan pernah alami kecelakaan di lokasi tanjakan Wao Aleng.
Jikalau jalur ini segera ditingkatkan kualitasnya, tentu sangat membantu warga, juga boleh jadi jalur alternatif yang nyaman bagi kendaraan, sewaktu-waktu ada hambatan, akses jalan tertutup di sekitar Odjan Desa Nobo-Dulipali akibat pohon tumbang atau gulingan batu besar menutup jalan trans Maumere-Larantuka, seperti pernah terjadi beberapa tahun lalu.
Banyak kendaraan roda 4 dan 6, terutama Bus penumpang yang melintasi jalur alternatif Pantai Selatan, Trans Nobo-Wutun Ile Bura ke Wulanggitang, terpaksa harus ekstra hati-hati memasuki tanjakan Wao Aleng itu.
Namun, banyak juga yang memilih untuk berbalik arah dan enggan mendaki karena sangat membahayakan.
Dibagian terpisah, meski Kepala Dinas PUPR Flotim, Manch Tukan,ST.MT melalui Kabid Bina Marga, Falentino Maduroputra,ST, belum dikonfirmasi terkait hal ini.
Namun, diharapkan bisa merespons serius dan cepat aspirasi warga Ile Bura ini.
//Delegasi(WAR)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…