“Berbagai upaya yang di lakukan mahasiswa agar literasi tetap ada dengan menanamkan terlebih dahulu semangat membaca pada diri setiap individu, mahasiswa harus menyadari terlebih dahulu pentingnya membaca bagi kehidupan mereka, Mahasiswa harus ikut menyukseskan program-program yang di lakukan oleh pemerintah seperti kegiatan pameran buku dan pemilihan duta baca serta mendirikan komunitas-komunitas yang berkenaan dengan literasi untuk menularkan semangat membaca dan meningkatkan minat baca pada masyarakat”
Eleonora Yessi Henyta
Semester ll Prodi PGSD Unika Santu Paulus Ruteng
DELEGASI. COM— Sejak tahun 90-an, teknologi informasi berkembang dan dinikmati masyarakat secara luas, misalnya media cetak meliputi surat kabar ,koran dan majalah, sedangkan media elektronik meliputi TV, radio , komputer dan internet. Berbagai media yang muncul dan kemudian mampu membangun interaksi sosial antara masyarakat sehingga terjadinya suatu perubahan.
Di era globalisasi, peran media literasi sangat baik digunakan terutama di kalangan pelajar. sekarang literasi menjadi bagian dari kehidupan manusia, dengan adanya media literasi manusia di harapkan mampu berpikir untuk mengubah dan menyesuaikan kehidupan seiring berjalannya waktu. Dengan adanya media literasi, kita mempunyai kemampuan mengakses, menemukan ,mencari, menganalisis berbagai informasi yang belum kita tahu dari berbagai media.
Secara etimologis, literasi berasal dari bahasa latin literatur yang berarti “ learned person” atau “orang yang belajar”. Hal ini didasarkan pada masa abad pertengahan yang memberikan suatu penilaian bahwa seseorang disebut “literatus” abila orang tersebut dapat dan mahir membaca dan menulis dalam bahasa latin.Literasi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan sistem bahasa tulis (Tiarty,2004).
Pada mulanya, literasi didefinisikan sebagai hal yang terkait dengan belajar, yaitu aktivitas memahami informasi dan ilmu pengetahuan melalui kegiatan membaca. Literasi pun pada awalnya hanya berhubungan dengan kegiatan membaca semata. Membaca sebagai suatu kemampuan dalam memahami lambang-lambang bahasa ,yang kemudian dari kemampuan memahami lambang bahasa tersebut digunakan untuk aktivitas membaca teks guna memahami informasi dan ilmu pengetahuan.
Menurut Saryono(2018),literasi mengandung substansi kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang penopangnya membaca dan menulis. Jadi, setelah membaca aspek selanjutnya adalah berpikir.
Proses literasi tidak hanya berada di lingkungan masyarakat ,tetapi di kalangan pelajar Indonesia mulai dari pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan jenjang tinggi. Kampus berasal dari bahasa latin “campus” yang berarti lapangan luas , sedangkan dalam pengertian modern kampus berarti sebuah kompleks atau daerah tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas atau perguruan tinggi.
Dalam konteks kampus, peran media literasi sangat mempengaruhi kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa. Sejalan dengan perkembangan jaman Indonesia sudah banyak mengakses internet dan lebih dominan pelajar . Di Indonesia banyak pelajar yang kurang memiliki pengetahuan terlebih dalam tatanan pengguna bahasa yang baik dan kurang minat baca, sehingga banyak pelajar yang kosakatanya rendah terlebih khusus banyak mahasiswa yang kesulitan dalam menulis karya ilmiah.
Hadirnya media literasi di tengah kalangan pelajar dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan secara luas. Mahasiswa secara harfiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin,2008).
Berpikir sebagai basis kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi dan ilmu pengetahuan untuk kepentingan tertentu .Kemampuan literasi seseorang akan meningkat dengan baik, jika orang tersebut terbiasa dan memiliki budaya baca yang baik. Aktivitas membaca yang baik membuat seseorang memiliki kemampuan yang baik dalam mengakses informasi dan ilmu pengetahuan . Kebiasaan membaca merupakan saranan untuk mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan, sedangkan berpikir menjadi aktivitas yang dilakukan seseorang dalam menggunakan informasi dan ilmu pengetahuan untuk memecahkan berbagai persoalan memulai kegiatan analisis berpikir.
Dengan demikian , peran literasi tidak terlepas dari membaca, berpikir dan menulis. Dalam konteks membaca, literasi terkait dengan kemampuan dan kebiasaan membaca dalam upaya untuk mengakses informasi dan ilmu pengetahuan seluas mungkin. Dalam konteks berpikir literasi terkait dengan kemampuan untuk mengembangkan dan menganalisis fenomena dengan berbagai persoalan dengan menggunakan informasi dan ilmu pengetahuan yang di miliki melalui kegiatan literasi membaca . Dalam konteks menulis, literasi terkait dengan pengungkapan ide dan gagasan yang telah di dapatkan dalam proses berpikir tingkat tinggi yang hasilnya di tuangkan dalam bahasa tulis atau karya untuk dibaca (dinikmati) oleh pembaca.
Pada dunia perkuliahan jaman sekarang, media literasi menjadi pengimbang kemajuan teknologi yang pesat ini, karena mahir dalam akademik saja tidak cukup, maka dari itu harus adanya media literasi yang sangat bermanfaat dalam menghadapi tantangan jaman. Adanya media literasi menjadi penunjang bagi mahasiswa dalam mencari referensi pembelajaran pada situs online. Hadirnya media literasi membuat mahasiswa memiliki skil untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah, berkomunikasi dengan orang lain, budaya membaca dan menciptakan karya mereka sendiri.
Berbagai upaya yang di lakukan mahasiswa agar literasi tetap ada dengan menanamkan terlebih dahulu semangat membaca pada diri setiap individu, mahasiswa harus menyadari terlebih dahulu pentingnya membaca bagi kehidupan mereka, Mahasiswa harus ikut menyukseskan program-program yang di lakukan oleh pemerintah seperti kegiatan pameran buku dan pemilihan duta baca serta mendirikan komunitas-komunitas yang berkenaan dengan literasi untuk menularkan semangat membaca dan meningkatkan minat baca pada masyarakat. (*)