DELEGASI.COM-KUPANG—Hasil karya kreatif dan inovatif guru-guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Kupang, cukup bagus. Karya kreatif dan inovatif tersebut berupa penelitian internal di sekolah sebagai syarat untuk kenaikan pangkat dan golongan, serta akreditasi sekolah.
BACA JUGA :
Berkinerja Kurang Baik Penjabat Bupati Flotim Diminta Harus Membuka Diri
Demikian disampaikan Kepala SPMN 7 Kupang, Drs.Ramli, M.Si, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (22/12/2022).
Ramli menjelaskan, penelitian yang dilakukan guru-guru berupa uji coba tentang materi pelajaran yang pernah mereka ajarkan kepada siswa-siswi.
Setelah itu dianalisis untuk mengetahui di mana kelebihan dan kelemahannya. Jika ada kelemahan, kata Ramli, guru-guru harus mencari solusinya. Setelah itu diterapkan lagi untuk proses berikutnya sampai betul-betul mencapai hasil yang cukup baik bagi masa depan siswa-siswi di sekolah ini.
Hasil penelitian itu, lanjut Ramli, dibuat dalam satu karya tulis dan dibukukan untuk dipakai guru-guru dalam proses kenaikan pangkat dan golongan. “Itulah yang dilakukan selama ini. Penelitian itu berlaku untuk semua guru, baik guru sains maupun guru non sains,” ujarnya.
Ditanya apa pengaruhnya terhadap siswa-siswi dari hasil karya kreatif dan inovatif para guru? Ramli mengatakan, siswa akan mendapatkan model belajar yang lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru-guru.
BACA JUGA: Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe Resmi Daftar Jadi Calon DPD RI
Ia menjelaskan, karya kreatif dan inovatif guru di SMPN 7 ini sudah berlangsung lama. Hal ini berkaitan dengan guru-guru yang mengusulkan kenaikan pangkat wajib membuat karya ilmiah yang modelnya dalam bentuk penelitian tindakan kelas sesuai bidang studi masing-masing.
Penelitian ini dilakukan di dalam kelas tentang bagaimana respon siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Setelah itu dievaluasi. Jika hasilnya kurang memuaskan akan dilakukan penelitian ulang sampai nanti mendapatkan model belajar yang benar-benar hasilnya baik untuk anak-anak.
Penelitian itu, demikian Ramli, ada keuntungan bagi para guru dalam kaitan kenaikan pangkat dan akreditasi sekolah, serta untuk siswa agar mempermudah mereka belajar.
Ditanya tentang hasil karya kreatif dan inovatif guru-guru di SMPN 7 Kupang, Ramli mengatakan, masih ada satu dua orang guru yang hasil penelitiannya belum bagus. Hal ini karena mereka belum benar-benar menguasai informasi teknologi (IT).
“Ada kendala dalam penguasaan IT. Tetapi, bagi guru-guru yang menguasai IT dan materinya, maka dalam proses penelitiannya lancar,” ujar Ramli.
Ditanya kerja sama guru dengan guru dan guru dengan karyawan untuk mendukung karya kreatif dan inovatif guru-guru, Ramli menjelaskan, guru yang dalam satu mata pelajaran yang sama, saling melengkapi jika ada yang kurang. Jadi, mereka saling mengisi dalam kaitan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
BACA JUGA:
Mahasiswi Asrama Kasih Abadi: Generasi Milenial Mudah Adaptasi dengan Teknologi (3)
Mahasiswi Asrama Putri Kasih Abadi: Keluhan Kami Didengar (2)
Sedangkan kerja sama guru-guru dengan pegawai bidang ketatausahaan, jelas Ramli, para guru kalau membutuhkan ATK misalnya, selalu dilayani oleh pegawai. Dan, harus diinformasikan sebelumnya sehingga karyawan bisa mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para guru.
Mengenai komunikasi antara guru dengan guru, Ramli mengatakan, komunikasi antara guru baik. “Selama ini yang saya pantau, guru dalam satu MGMP dan guru antara MGMP komunikasinya baik,” ujarnya.
Misalnya, jika ada guru yang belum lancar menggunakan IT, maka guru yang sudah lancar akan menularkan kepada guru-guru yang belum lancar.
Untuk menunjang karya kreatif dan inovatif guru di sekolah ini, demikian Ramli, sekolah mengizinkan guru-guru yang belum punya fasilitas IT, seperti laptop, bisa menggunakan laptop sekolah untuk menyelesaikan tugas guru di rumah.
Apakah ada standar ukuran karya kreatif dan inovatif guru, Ramli mengatakan, ada standarnya. Misalnya, kalau ada fasilitas IT harus bisa mengoperasikannya untuk kebutuhan guru itu sendiri.
Ramli mengatakan, proses kenaikan pangkat guru-guru golongan III dan IV, salah satu syarat untuk naik ke pangkat yang lebih tinggi harus ada hasil karya ilmiah.
“Karya ilmiah itu bisa dikerjakan dengan cepat dan hasilnya baik apabila guru bersangkutan menguasai IT. Karena itu, satu-satunya langkah yang harus ditempuh oleh guru adalah harus menguasai IT,” tegas Ramli..
Salah satu strategi untuk memotivasi guru-guru agar menguasai IT, jelas Ramli, melakukan penelitian dalam lingkungan sekolah. “Itulah yang dikenal dengan nama penelitian tindakan kelas,” jelasnya.
Publikasi hasil karya guru-guru, demikian Ramli, selama ini dipublikasikan di perpustakaan sekolah. Tetapi, lanjutnya, sebelum masuk di perpustakaan sekolah, hasil karya ilmiah guru-guru harus masuk dalam jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, atau Dinas PPO Kota Kupang.
“Jurnali hasil karya ilmiah guru-guru yang dikeluarkan Undana, akan dimasukkan di perpustakaan sekolah, Dan, dilampirkan dalam berkas pengusulan kenaikan pangkat,”ujarnya.
//delegasi/(Hyeron Modo)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…