Ekbis  

Kelompok Tenun Ikat Takaplager, Minta Bupati Datangkan Investor

Avatar photo
Ketua Kelompok Tenun Ikat "Korasang Manu Walu" asal Desa Takaplager Kecamatan Nita Kabupaten Sikka Propinsi NTT bersama dua anggota, saat bertemu Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, di Rumah Jabatan Bupati, di jalan Eltari Maumere, Kamis (5/12). //Foto: Delegasi. Com (yanni lioduden)

MAUMERE, DELEGASI. COM – Kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Tenun Ikat “Korasang Manu Walu” asal Desa Takaplager Kecamatan Nita Kabupaten Sikka, Propinsi NTT, Kamis (5/12) menemui Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo untuk menyampaikan keluhan mereka dan meminta Bupati agar mendatangkan investor untuk membeli hasil usaha produksi yang mereka hasilkan.

Kehadiran Ketua dan dua orang anggota mewakili kelompok tersebut diterima oleh Bupati Sikka dan Ketua Dekranasda Kabupaten Sikka, Ny.Maria Cahyani Idong di rumah jabatan bupati di jalan El Tari Maumere, Kamis(5/12/2019).

Ketua Kelompok Tenun Ikat Korasang Manu Walu, Maria Nona Yanti kepada Bupati Sikka mengatakan selama ini kelompok tenun ikat yang dibentuknya telah menghasilkan usaha produksinya tetapi mereka kesulitan untuk memasarkannya.

Untuk itu, mereka berharap agar Bupati mendatangkan investor sebagai “bapa angkat” agar dapat membantu mereka dalam hal pemasaran.

Berbagai jenis kain tenun sarung asal Sikka yang merupakan hasil kerajinan para kelompok tenun ikat di Kabupaten Sikka. //Foto.Delegasi.com (yanni lioduden)

 

Dikatakan, selama ini untuk mengembangkan kelompok usahanya mereka melakukannya dengan inisiatif dan kemampuan serta daya upaya sendiri berupa pengadaan benang dan membuat pewarna alam.

Untuk itu mereka juga sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah berupa bantuan bahan baku berupa benang dan pewarna serta pelatihan-pelatihan terkait dengan pewarnaan baik secara alamiah maupun kimia.

Mereka juga mengharapkan tips-tips dalam hal pengelolaan managemen pemasaran.

“Kami selama ini mengembangkan usaha kelompok tenun ikat dengan inisiatif dan kemampuan serta daya upaya sendiri.
Tapi kami mengalami kesulitan dalam hal memasarkan hasil produksi kami.
Untuk itu kami minta bapak Bupati dan Ibu ketua Dekranasda untuk mendatangkan para investor agar paling tidak bisa menjadi bapak angkat dalam memasarkan hasil usaha kami. Kami juga sangat membutuhkan bantuan dan perhatian serta tips-tips terkait manajemen pemasaran dari pemerintah, “ujar Mama Maria.

Menjawab keluhan warga kelompok tenut ikat tersebut, Robby Idong demikian sapaan bupati Sikka, menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kegigihan dan semangat dari kelompok tenun ikat Korasang Manu Walu.

Menurut Robby Idong, selama ini diakui bahwa hasil kerajinan tenun ikat asal Sikka telah merambah ke pasaran regional, nasional bahkan internasional.

Untuk lebih terkenal secara luas, memang kehadiran investor sangat dibutuhkan. Dikatakan, sudah ada beberapa investor yang selama ini telah menjadi mitra kelompok tenun ikat di Sikka diantaranya, Toko Jaya Baru Maumere, Ibu Sonya da Gama dan juga Ibu Julia Sutrisno Laiskodat.

Untuk itu, pihaknya berjanji untuk terus memberikan perhatian kepada seluruh kelompok tenun ikat.

Pemerintah akan mengagendakan waktu untuk mengundang para investor untuk berdiskusi bersama kelompok tenun ikat dengan harapan para investor dapat menjadi “bapak angkat” untuk menampung hasil kerajinan tenun ikat Sikka.

” Memang untuk memasarkan hasil kerajinan tenun ikat, kita butuh para investor. Selama ini, hasil tenun ikat kita telah merambah ke pasaran regional, nasional bahkan internasional. Semua itu berkat kepedulian para investor yang selama ini sudah membantu para kelompok tenun ikat di Sikka. Pemerintah tetap memberikan perhatian kepada seluruh kelompok tenun ikat du Sikka,”.

“Dan kita akan mengaggendakan waktu kusus untuk mengundang para investor, untuk berdiskusi dengan kelompok tenun ikat agar mereka dapat bermitra dengan kelompok dan menjadi bapak angkat untuk menampung dqn menasarkan hasil tenun ikat kita, “kata Robby Idong.

//delegasi(yanni lioduden)

Komentar ANDA?