JAKARTA, DELEGASI.COM – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara terkait laporan Bank Dunia (World Bank) yang memasukkan Indonesia dalam daftar 10 negara dengan utang luar negeri (ULN) terbesar di deretan negara berpenghasilan rendah dan menengah. Laporan itu bertajuk Statistik Utang Internasional 2021 dan dipublikasikan pada pekan ini.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari memberi sinyal bahwa laporan dari Bank Dunia tidak tepat. Sebab, lembaga ekonomi dan keuangan internasional itu menggunakan basis data ULN Indonesia sebagai pembanding jumlah utang luar negeri negara lain di kategori penghasilan rendah dan menengah.
Padahal, data ULN Indonesia sejatinya bukan hanya menyertakan utang yang berasal dari pemerintah, namun juga Bank Indonesia (BI), BUMN, dan swasta. Data ULN yang digunakan merujuk pada Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) dari BI”Perlu diketahui bahwa data publikasi IDS Bank Dunia didasarkan pada data SULNI tersebut. Pemerintah berulang kali menjelaskan bahwa data ULN dalam SULNI dimaksud tidak hanya terdiri dari ULN pemerintah, namun termasuk data ULN BI, BUMN, dan swasta,” ujar Rahayu dalam keterangan resmi, Rabu (14/10).
Sementara berdasarkan data ULN Indonesia per akhir 2019, jumlah utang pemerintah pusat sebesar US$199,88 miliar atau 49 persen dari total ULN Indonesia. Menurut Rahayu, porsinya masih lebih rendah dari negara-negara lain yang masuk dalam daftar tersebut.
“Jika dibandingkan dengan 10 negara yang disebutkan dalam beberapa artikel pemberitaan media kemarin, sebagian besar utang pemerintahnya di atas 50 persen, sementara posisi Indonesia jauh di bawahnya,” katanya.
|
Selain itu, utang Indonesia umumnya merupakan jangka panjang sekitar 88,8 persen dari total ULN. Ia mengklaim hal ini karena pemerintah mengelola utang dengan prinsip kehati-hatian (pruden) dan terukur (akuntabel).
Lebih lanjut, ia memberi sinyal kewajaran tingginya ULN Indonesia karena masuk dalam jajaran negara G20 alias negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Indonesia sendiri berada di peringkat ke-16.
“Utang Indonesia di antara negara-negara tersebut terhitung besar karena ekonomi Indonesia masuk dalam kelompok negara G-20 pada urutan ke-16. Dengan ekonomi yang besar, utang pemerintah (tanpa BUMN dan swasta) relatif rendah, yakni 29,8 persen di Desember 2019,” tuturnya.
Sebelumnya, Bank Dunia mengumumkan daftar negara dengan ULN terbesar di jajaran negara berpenghasilan rendah dan menengah. Mereka adalah Argentina, Brazil, India, Meksiko, Afria Selatan, Thailand, Turki, Indonesia, dan Rusia.
Jumlah ULN Indonesia sendiri mencapai US$402,08 miliar pada 2019. Secara total, ULN negara-negara berpendapatan rendah dan menengah mencapai US$8,1 triliun pada 2019 atau naik 5,4 persen dari 2018.
//delegasi(CNN)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…