Kupang, Delegasi.Com- Seniman mural dari SMA Negeri 8 Oeleta Kota Kupang, menyoroti segudang pelayanan publik di Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya Kota Kupang masih menuai segudang masalah. Di antaranya; masalah pendidikan, kesehatan, transportasi, rumah ibadah, air bersih dan lain sebagainya.
Hal itu disampaikan seniman mural Marlince Ratu didampingi dua rekannya Andereas Bunga dan Reinaldi Lulu, lewat lukisan dalam lomba mural dengan tema “Ombudsman dan Pelayanan Publik Dalam Lensa Seniman Mural” Jumat, (16/11/2018).
I
“Banyak sekali pelayanan publik di NTT dan khususnya Kota Kupang masih menjadi masalah yang belum tuntas terjawab. Ini harus jadi perhatian Ombudsman dan pemerintah,” ungkap Marlince diakui dua rekannya.
Siswi kelas 2 IPA SMA 8 itu dengan kuwas dan tinta ditangannya mulai melukis. Dia melukis seorang pria setengah tua memakai kaos berwarna pink, celana jeans berwarna coklat tua dan bersepatu. Pria setengah tua itu berjalan sedikit membungkuk, sembari pada pundaknya memikul sekarung masalah pelayanan publik.
Pria dengan keringat bercucur disekujur tubuhnya itu, berjalan menuju kantor Ombudsman. Pria itu ingin menyampaikan keluhan hatinya atas segudang masalah pelayanan publik yang dideritanya.
Dia menemui seorang pegawai Ombudsman yang tengah berjaga di kantor. Segala kepedihan, kepahitan yang dialami selama ini, disampaikannya pada Ombudsman. Harapannya, Ombudsman bisa menjawabi, membantu dan menyelesaikan masalah pelayanan publik yang belum tuntas terselesaikan.
“Ini bapa salah satu yang mewakili masyarakat NTT. Dia punya masalah, dia mau lapor di sapa? Dia akhirnya bawah masalahnya ke Ombudsman. Hanya Ombudsman satu-satunya tempat dia mengungkap masalah pelayanan publik yang dideritanya. Dia berharap Ombudsman menjawabi keluhannya,” ungkap Marlince Swperri dirilis Keprinews.co.id.
Hanya ini pesan lukisan mural Marlince. Ina asal Sabu ini berharap masalah pelayanan publik di NTT tidak lagi menjadi soal yang tak tertuntaskan.
“Semoga pelayanan publik di NTT tidak lagi menjadi masalah,” harapnya.
Marlince sedikit menceritakan, melukis merupakan hobbynya semenjak kecil. Tetapi Ia baru menekuninya sejak di bangku SMA. Di sekolah dirinya suka melukis, namun baru pertama kali ini, mengikuti lomba melukis mural.
“Saya baru tekuni sejak di SMA. Di sekolah saya biasa melukis. Tapi baru kali ini, saya ikut lomba,” pungkas Marlince.
Pantauan Keprinews.co.id malam ini,sekitar 20-an pelukis mural memenuhi Jalan Eltari tepatnya di depan Hotel Cendana. Mereka dengan kuwas dan tinta di tangan, melukis berbagai gambar yang menyirat pesan mendalam tentang Ombudsman dan pelayanan publik dalam lensa seniman mural.
Banyak warga Kota Kupang datang bersama keluarga memenuhi Jalan Eltari untuk menyaksikan kreatifitas para seniman mural malam ini.//delegasi(KN/Hermen)
Ruang tamu, jantung sebuah rumah, kini bertransformasi. Tren minimalis, didorong oleh penelitian psikologis tentang keterkaitan…
Bayangkan sebuah ruangan, tenang, seimbang, dan penuh ketenangan. Itulah keajaiban seni dinding minimalis. Lebih dari…
Ruang sempit bukan lagi penghalang bagi hunian yang nyaman dan estetis. Faktanya, ilmu desain interior…
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…