MAUMERE, DELEGASI. COM– Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Kabupaten Sikka, Philipus Fransiskus, SS, ketika dalam Rapat Paripurna Jawaban Pemerintah terhadap pendapat fraksi-fraksi, Rabu,(14/7) menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka atas insiden kericuhan yang terjadi seusai sidang Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama para Nakes, Senin, (12/07).
“Sebagai manusia kami sadar betul, akan apa yang telah terjadi kemarin bahwa kami telah melakukan hal-hal yang mungkin diluar kendali. Kami juga sadar betul akan posisi kami sebagai anggota DPRD dimana kami terikat dengan etika yang harus kami patuhi,” ungkap Philipus.
Berita Terkait:
Buntut Pernyataan Salah Satu Anggota DPRD, Nakes Sikka Datangi Gedung DPRD Sikka
Sidang RDP Bersama Nakes Berakhir Ricuh, Frans Chinde Mengamuk Saat Pimpinan Menutup Sidang
Oleh karena itu, lanjut Philips, kami sadar betul akan kekhilafan kami, dan atas dasar kesadaran penuh serta dengan kerendahan hati berkenaan dengan insiden kericuhan kemarin dimana terjadi dalam ruangan terhormat ini maka pada tempat ini pula pada kesempatan rapat paripurna terhormat ini sebagai Ketua Fraksi dan juga sekaligus sebagai Ketua Partai, saya merasa bertanggung jawab untuk menyampaikan permohonan maaf kami kepada seluruh tenaga kesehatan, Teman-teman Fraksi lainnya serta seluruh masyarakat Kabupaten Sikka.
” Kami menyadari betul insiden kemarin tidak sepatutnya kita melakukannya dalam ruang Kulababong yang terhormat ini. Untuk itu dengan kesadaran penuh dan kerendahan hati, melalui tempat bermatabat ini Fraksi PAN menyampaikan permohonan Maaf yang sebesar, ” ujar Philips.
Dia juga berharap agar kejadian kemarin menjadi pelajaran berharga untuk kita saling mengintrospeksi bersama dalam menjaga marwah lembaga terhormat ini.
Permintaan maaf juga disampaikan oleh Anggota Fraksi PAN, Fransiskus R. Chinde. Dirinya mengakui insiden yang terjadi kemarin memang sangat tidak diharapkan karna terjadi secara spontanitas.
Diakui bahwa dirinya merasa sangat kecewa dengan pola dan model kepimpinan Ketua DPRD, Donatus David, SH yang membuat rapat semakin tak terarah dan kacau balau.
Selain itu, dijelaskan bahwa sebagai suami dari seorang Nakes dirinya melihat istrinya terpapar Virus Corona ketika bertugas melayani pasien tanpa dibekali Alat Pelindung Diri (APD) sehingga ketika ada ruang untuk RDP dengan Nakes dirinya berharap bisa menyampaikan berbagai hal secara terbuka dan terang benderang sehingga apa yang di rasakan oleh para nakes bisa terobati sehingga mereka bisa kembali melaksanakan tugas pelayanan dengan baik.
Namun harapan tersebut tidak bisa disampaikan karena pimpinan sidang tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk menyampaikan pendapatnya sampai akhirnya mengetuk palu menutup rapat secara sepihak.
” Atas insiden yang terjadi kemarin, secara pribadi saya juga menyampaikan permohonanan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh petugas Nakes dan seluruh masyarakat Kabupaten Sikka. Memang kejadian ini sangat tidak diharapkan namun semuanya terjadi secara spontanitas, ” ujar Frans Chinde.
Seperti diberitakan sebelumnya, Fransiskus Ropi Chinde nampak marah besar dan mengamuk ketika pimpinan sidang Donatus David, SH, secara sepihak mengakhiri sidang Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama para Tenaga Kesehatan (Nakes) yang berlangsung di Gedung DPRD Sikka, Senin, (12/07) siang.
Pantauan Delegasi. Com, kejadian tersebut berlangsung begitu cepat. Usai pimpinan mengetuk palu, tanda berakhirnya sidang tiba2 terdengar bunyi yang begitu besar dari deretan meja anggota DPRD pada bagian selatan.
Ternyata Frans Chinde nampak menggebrak meja dan membanting dokumen yang ada diatas mejanya karena merasa kesal dengan sikap pimpinan yang begitu cepat mengakhiri sidang dan menutupnya secara sepihak.
Tidak puas menggebrak meja, Frans Sinde bergerak maju ke tengah ruang sidang utama sambil berteriak meluapkan rasa amarahnya dan membuka baju dinas yang dikenakannya secara paksa.
Tidak berhenti di situ, Frans Chinde nampak terus marah dan meluapkan emosinya membuat para Nakes yang berada dalam ruangan sidang nampak berhamburan keluar ruangan.
Begitu juga Ketua DDRD, Donatus David, SH, tidak lagi terlihat berada di meja pimpinan.
Melihat situasi semakin ricuh, beberapa anggota DPRD diantaranya Charles Luasa, Philips Fransiskus dan Yoseph Nong Sony berserta beberapa anggota polisi yang bertugas saat itu berupaya menenangkannya.
Meski sebelumnya sempat menendang kursi yang ada didepannya, Frans Chinde Akhirnya membiarkan dirinya di pandu ke luar ruang sidang utama.
Aksi Frans Chinde tersebut diduga dipicu oleh sikap pimpinan sidang yang sejak awal tidak memberikan kesempatan dirinya guna menyampaikan pendapat meskipun beberapa kali menyalahkan lampu microphone meminta untuk bicara, namun sampai dengan sidang berakhir, tetap saja dirinya tidak di berikan kesempatan, sehinga membuat dirinya marah dan mengamuk.
//Delegasi.Com(Lioduden)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…