ADONARA-DELEGASI.COM–Memasuki 2 (Dua) hari ini kelangkaan BBM Bersubsidi jenis Pertalite di Pasaran, disertai kenaikan tajam pada angka Rp15.000/liter yang dijual oleh penjual eceran kepada konsumen, terus memberikan tekanan psikologis hingga kian meresahkan bagi para pengguna moda transportasi, khususnya roda dua di hampir seluruh wilayah Pulau Adonara-Flores Timur.
Padahal, belum ada keputusan resmi Pemerintah untuk menaikan BBM jenis Pertalite.
Liputan langsung Media sejak Senin,29/08/2022, Pagi, pada sepanjang jalan Trans Tobilota, Adonara Barat sampai Hinga (Kecamatan Kelubagolit,red) praktis BBM jenis Pertalite, yang biasanya ramai berjejer saban hari dari Pagi hingga Malam, kini tak terlihat lagi.
Hanya ada satu dua titik yang masih jualan.
Itupun dengan harga Rp.15.000/liter.
Dan, hingga Rabu,31/08/2022, pemandangan ini masih berlangsung.
Beberapa warga yang sempat ditemui dan diajak ngobrol Media, juga spontan mengungkapkan keresahannya, akan BBM jenis Pertalite yang tiba-tiba menghilang, tapi sudah naik harga tajam.
“Ini sungguh mengejutkan tapi juga meresahkan, dan memberatkan.
Pertalitenya sudah susah dapat, harganya pun langsung dijual mahal begitu.
Harga eceran konsumen satu liter Rp.15.000, sedangkan satu botol Agua besar penuh tembus Rp.20.000.
Padahal, belum ada keputusan resmi Pemerintah dan harga baru belum diberlakukan,”ujar salah seorang Warga Adonara, Wili, kepada Delegasi.Com.
Demikian pula keterangan yang disampaikan Yance, Bonevasius dan beberapa yang lainnya, ketika dikonfirmasi terpisah.
Warga berharap Pemda Flotim dan jajarannya segera merespons situasi ini dan turun langsung memantau jaringan distribusi BBM Jenis Pertalite.
Pasalnya, akibat wacana dan rencana kenaikan BBM Bersubsidi jenis Pertalite oleh Pemerintah, diawal September 2022, telah dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk lebih dahulu mendapat keuntungan besar.
Warga juga berharap, Pemda Flotim juga bisa menjelaskan kepada publik terkait penyebab kelangkaan BBM jenis Pertalite saat ini, khususnya di Pulau Adonara.
Sementara itu pada bagian lainnya, sebagaimana pantauan Delegasi.Com, situasi kelangkaan BBM jenis Pertalite ini, terlihat juga di Daratan Kota Larantuka, pada Senin,29/08/2022, Pagi.
Sepanjang jalan dari Heras-Mokantarak hingga Area Pelabuhan Larantuka nampak sepi.
Beberapa Agen penjual eceran di Pulau Adonara yang ditemui Media, pun mengaku kesulitan mendapatkan Pertalite di SPBU Kota Waiwerang.
“Saya juga belum dapat sampai sekarang. Informasinya satu dua hari kedepan baru bisa,”ujar salah seorang penjual yang enggan ditulis identitasnya.
Hal yang sama juga diakui penjual lainnya.
Bahkan, disebutkan, hampir semua kesulitan, apalagi antrian pun panjang sekali.
“Ini makin susah. Apalagi, antrian banyak. Kami juga heran kenapa bisa terjadi demikian,”ujar konsumen lainnya, yang juga menjadi penjual BBM Pertalite, Senin, 29/08/2022, Sore.
Terkait situasi faktual saat ini di Pulau Adonara, banyak pihak berharap ada langkah tegas Penjabat Bupati Flotim, Drs. Doris Alexander Rihi,M.Si, turun langsung ke SPBU dan juga pengecer di desa-desa menertibkan harga sebelum ada keputusan resmi Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, jika situasi ini terus dibiarkan makin lama, maka pasti berdampak langsung pada daya beli dan roda pergerakan ekonomi masyarakat, yang bisa menaikan laju inflasi.
Padahal, Mendagri Jenderal (Pol) Tito Karnavian melalui Media telah mengingatkan para Kepala Daerah se Indonesia agar jangan menganggap remeh ancaman inflasi global. (War/Delegasi.Com)
Bayangkan rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah karya seni fungsional. Rumah minimalis modern,…
Bayangkan rumah mungil yang nyaman, di mana setiap sudutnya dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan ruang…
Bayangkan sebuah rumah, bersih, lapang, dan menenangkan. Bukan sekadar tren, desain minimalis didasarkan pada prinsip-prinsip…
Bayangkan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga perwujudan harmoni antara manusia dan alam.…
Bayangkan sebuah hunian yang memadukan kesederhanaan minimalis dengan aura industri yang kokoh. Rumah minimalis dengan…
Rumah, tempat bernaung dan beristirahat, tak hanya sekadar bangunan. Ia adalah refleksi diri, sebuah ekosistem…