DELEGASI.COM-KUPANG—Generasi milenial adalah genereasi yang berpendidikan, berwawasan luas, dan mudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi komunikasi sekarang ini.
Demikian pendapat beberapa mahasiswi penghuni Asrama Kasih Abadi 1 dan 2, menanggapi materia tentang Saya Pribadi Milenial, yang disampaikan Dr.Anton Bele, M.Si, Sabtu (19/11/2022).
Mereka adalah Maya Yohana Lo’a Jawa (mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Unika Widya Mandira Kupang), Ansiana (mahasiswi Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang), Nortin Wowo (mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Undana Kupang), dan Maria Rensensiana Wae (mahasiswi Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Sain dan Teknik Undana Kupang).
Dalam diskusi tentang Saya Pribadi Milenial, Sabtu pekan lalu, Anton Bele, menceritakan kepada para mahasiswi penghuni Asrama Kasih Abadi 1 dan 2 tentang kehidupan orang-orang pada masa lampau, yang dalam kehidupan sehari-hari menggunakan berbagai peralatan kuno.
Seperti alat untuk membuat api, demikian Anton, menggunakan bambu yang dibelah, batu dan besi plus serbuk pohon enau. Orang-orang pada masa lalu belum mengenal korek api dan pemantik.
Selain itu, lanjutnya, untuk penerangan menggunakan lampu teplok berbahan minyak tanah, lampu lantera berbahan minyak tanah, dan lampus gas berbahan minyak tanah. Dari sinilah, kata Anton, awal mulai cerita tentang generasi milenial sekarang ini.
Tema diskusi tentang milenial mendorong Anton, untuk bicara tentang perkembangan teknologi dan generasi milenial.
Maya Yohana Lo’a Jawa, mengatakan, generasi milenial adalah generasi yang berpendidikan dan berwawasan luas. Hal mana, lanjut Maya, generasi milenial mapu menggunakan media dan teknologi komunikasi yang berkembanga saat ini.
“Itu membuktikan bahwa generasi milenial mempunyai wawasan luas dan gagasan yang baik tentang teknologi,” tambahnya.
Maya menyatakan, hal sangat penting diperhatikan generasi milenial adalah harus bijak dalam menggunakan teknologi dan media sosial yang berkembang sat ini, agar generasi milenial tidak menjadi budak dari teknologi.
Baca Juga:
Anton Bele Bicara Tentang Milenial Bersama Mahasiswi Asrama Kasih Abadi (1)
Maya mengaku materi tentang generasi milenial dan Kwadran Bele yang disampaikan Anton Bele, sangat bermanfaat bagi mahasiswi di asrama. Sebab, materi tersebut tidak mereka dapat dalam kuliah di kampus.
“Seperti teori Kwadran Bele, itu kami tidak dapat di kampus. Diskusi ini juga wawasan kami lebih terbuka tentang bagaimana kami lebih giat untuk mencari informasi baru tentang dunia luar,” ujar Maya.
Sedangkan Ansiana mengatakan, generasi milenial adalah generasi yang sudah mengenal perkembangan teknologi yang ada saat ini.
Ansiana mengharapkan agar generasi milenial harus menggunakan teknologi komunikasi secara cerdas dan bijak. “Dalam menggunakan teknologi jangan cenderung ke hal-hal negatif. Kita harus mengikuti norma dan etika berkomunikasi yang baik dalam menggunakan alat-alat komunikasi seperti handphone, terutama berkomunikasi melalui media sosial,” harap Ansiana.
Menurut Nortin Wowo, generasi milenail adalah masyarakat yang melek dan muda beradaptasi dengan teknologi komunikasi yang berkembang saat ini.
Selain itu, demikian Nortin, generasi milenial adalah generasi yang berkembang dari generasi konvensional atau kolot ke generasi modern. Hal mana, generasi konvensional masih gagap teknologi, sedangkan generasi milenial adalah generasi yang bisa menggunakan teknologi canggih dengan baik.
Dengan diskusi ini, lanjut Nortin, membuka wawasan kami bagaimana menjadi seorang pribadi yang milenial dengan kemajuan teknologi saat ini.
Saat diskusi Anton Bele, bertanya kepada para mahasiswi, menurut kamu, masyarakat sekarang hidup lebih menghargai atau lebih mendasarkan diri pada mana, apakah nafsu, nalar, naluri dan nurani? Anton meminta mahasiswi untuk menulis salah satu dari 4 N Kwadran Bele tersebut.
Dari jawaban mahasiswi, Anton menyimpulkan bahwa pribadi manusia tetap tidak berubah. Pola tindaklah yang berubah sesuai tempat dan zaman.
“Pribadi manusia yang terdiri dari empat unsur, yaitu Nafsu, Nalar, Naluri dan Nurani, tetap sama sejak penciptaan sampai akhir dari usia ciptaan ini yang kapan terjadi, tidak ada seorang pun yang tahu,” tulis Anton, yang dikirim melalui WhatsApp kepada Delegasi.com, Minggu (4/12/2022).
Oleh karena itu, demikian Anton, setiap pribadi manusia, termasuk generasi milenial saat ini, tetap sama. Hanya cara berperilaku itu yang harus disesuaikan dengan irama zaman.
Anton menyatakan, pribadi manusia harus menyadari dirinya untuk menumbuh-kembangkan serta mendayagunakan empat unsur dalam dirinya secara seimbang selama ia hidup bersama pribadi lain.
Karena itu, tegas Anton, setiap pribadi harus kendalikan Nafsu, cerdaskan Nalar, amalkan Naluri dan murnikan Nurani. Dengan demikian, lanjutnya, setiap pribadi dalam status apa pun harus tetap berperilaku manusiawi di mana pun dan kapan pun dia berada.
“Hidup ini ini adalah kegiatan mewujudkan diri dalam situasi nyata dalam keseimbangan antara Nafsu, Nalar, Naluri dan Nurani. Itulah yang dikehndeaki oleh Allah,” ujar Anton.
Sebelumnya, Adrianus Ceme, pemilik/pengelola Asrama Kasih Abadi mengatakan, program diskusi dengan mendatangkan pemateri dari luar akan menjadi program rutin.
Tujuannya, untuk menambah wawasan pengetahuan bagi para mahasiswi penghuni asrama, selain bekal ilmu pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi.
//delegasi(Hyeron Modo/habis)
Laos, negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan keindahan alamnya, memiliki banyak tempat wisata yang…
Afrika Selatan selalu menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan dengan kekayaan alam dan budaya…
Afrika Selatan terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan sejarah budaya yang kaya, salah satu…
Pretoria, ibu kota administratif Afrika Selatan, adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan…
Afrika Selatan dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, mulai dari pantai yang indah hingga pegunungan…
Norwegia dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, dan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi adalah…