ADONARA-DELEGASI.COM- Kawasan pariwisata Pantai Meko di Desa Pledo, Witihama Pulau Adonara, Flores Timur, NTT yang dikunjungi beberapa waktu lalu oleh Tim Bravo 5 Jakarta dan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur & Transportasi, Kementerian Koordinasi Maritim & Investasi, Ayodhia Kelake dan rombongan, membutuhkan sentuhan peningkatan infrastruktur jalan, listrik, air bersih, rumah layak huni saat ini.
Selain itu, penataan kawasan pesisir pantai maupun infrastruktur penting lainnya seperti Rumah Ibadah (Mesjid,red) dan Sekolah (SDI Meko) yang kondisinya mulai reot dan lapuk, yang amat rentan ambruk jika dihantam gempa atau goyangan angin kencang, juga tak kalah pentingnya untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Demikian hasil rekaman lapangan Media dan juga pengakuan warga Dusun Meko, saat ditemui Sabtu, 12/12/2020 di kediamannya, Meko.
Faktanya hingga saat ini kondisi ruas jalan menuju Kawasan Pantai Meko, mulai dari Desa Oringbele-Pledo terus ke Desa Waiwuring, hingga hampir 2 Km ke Kampung Meko Witihama masih dalam keadaan rusak.
Demikian pula, dengan kebutuhan utama lainnya seperti listrik, air minum bersih belum ada.
Sementara rumah ibadah, sekolah dan beberapa rumah warga pun dalam keadaan sangat memprihatinkan.
Berikutnya, sarana pelayanan kesehatan pun tak ada.
Dibagian lainnya, dua pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang diandalkan warga Meko pun, lokasinya cukup jauh.
Yakni, Puskesmas Witihama di Desa Sandosi dan Pulitoben di Lamabelawa.
“Listrik Kami belum nikmati hingga kini. Sedangkan, Air minum memang Kami beli per jerigen 32 liter Rp.5.000.
Sebab, air yang ada disini hanya untuk mandi dan cuci saja, yakni satu buah sumur dalam yang digali warga.
Hal yang sama kondisi jalan raya yang rusak, butuh perbaikan dan peningkatan agar memperlancar arus transportasi keluar-masuk warga maupun wisatawan.
Sehingga sangat dibutuhkan jalan, listrik dan air minum bersih untuk Meko.
Apalagi, banyak tamu wisatawan, termasuk para pejabat propinsi, pusat yang terus berdatangan di Kawasan Pariwisata Pantai Meko,”ujar Bapak Muhajir dan Ismail, saat disambangi Delegasi.Com.
Ditambahkan, selain itu satu buah rumah ibadah yakni Mesjid Al-Fatah juga kondisinya amat memprihatinkan karena mulai reot dan rusak.
Dinding, Tiang betonnya pun mulai keropos pada seluruh bagiannya.
Atapnya pun terlihat sudah bocor dan tak kuat lagi jika ada hantaman angin kencang.
Ismail lebih jauh menjelaskan, pihaknya sangat berharap perhatian dari pemerintah, terhadap beberapa kebutuhan vital ini, agar Meko bisa lebih layak menjadi icon pariwisata Flotim.
“Kan, tidak elok juga kalau makin banyak orang datang, tapi kondisi Meko seperti ini.
Kami juga secara mandiri terus berusaha bangun rumah secara baik, dan jaga kebersihan pantai hingga keaslian alamnya.
Juga kumpul dana bangun Mesjid dan Balai Dusun serba guna, agar bisa jadi tempat sembahyang yang nyaman bagi wisatawan juga.
Demikian pula dengan Balai Dusun serba guna yang sudah difondasi saat ini, walaupun dengan kemampuan apa adanya.
“Nah, Balai Dusun ini pun nantinya bisa jadi tempat istirahat, makan dan minum bagi para tamu wisatawan, sekaligus tempat usaha Kelompok Muda Mudi Meko,”tandas Ismail, semangat.
Terkait kondisi infrastruktur utama ke Pantai Meko seperti jalan, listrik, air, rumah ibadah, sekolah hingga penataan seluruh kawasan pantai, termasuk pemukiman dan perumahan warga, pihaknya, kata Ismail, sekali lagi sangat berharap agar bisa mulai dibangun.
Termasuk jaringan telekomunikasinya.
Pasalnya, sebut Dia, dengan membaiknya infrastruktur utama seperti jalan, listrik dan air bersih, tentunya sangat memperlancar roda gerak perekonomian dan usaha kreatif warga serta kunjungan wisatawan.
“Kami juga sudah punya komitmen terus berbenah diri dan jaga lingkungan disini.
Misalnya, ramah terhadap setiap tamu yang datang, tidak boleh bawa Miras dan berperilaku tidak ramah terhadap alam,”pungkasnya lagi.
Dibagian lainnya, dari pantauan Media, Sabtu, 12/12/2020, suasana Pantai Meko terlihat sepi.
Hanya beberapa tamu wisatawan yang datang.
Kendati, sedikit terdampak erupsi Gunung Ile Lewotolok, Lembata, namun menurut Ismail, aktivitas kunjungan para tamu pada hari-hari sebelumnya, tetap ada.
“Ini hari agak sepi. Tapi, kemarin-kemarin pun tetap ramai,”imbuhnya.
Ia menceritrakan, pendapatan dari karcis masuk sejauh ini cukup baik.
“Rata-rata sebulannya ada yang Rp.10 juta-Rp.15 juta. Kami tetap siap layani para tamu yang datang,”tutupnya.
//delegasi(BBO)
Belgia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah, salah satu keindahan destinasi wisata yang…
Delegasi.com - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rote Ndao kembali mengambil langkah maju dalam penguatan…
Delegasi.com - Bawaslu Kabupaten Kupang langsung menanggapi laporan dugaan Politik Uang yang dilakukan salah satu…
Delegasi.com - Tokoh aktivis perempuan dan lingkungan hidup Nusa Tenggara Timur (NTT), Aleta Baun mengatakan…
Delegasi.com - Insiden mengejutkan terjadi saat kampanye dialogis pasangan calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)…
Delegasi.com - Kelompok Mahasiswa di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang tergabung dalam…