DELEGASI.COM, ILE BURA – Perayaan Natal, 25 Desember 2022 mengenang kelahiran Sang Juru Selamat Dunia, Tuhan Yesus Kristus, hendaknya menjadi momentum membaharui diri, memperbaiki alur berpikir, kehendak, arah dan tujuan hidup kita melalui cara-cara yang baik dan benar, sebagai orang Kristiani.
BACA JUGA : Keliling Gereja di Malam Natal, Cahyadi Gaungkan Surabaya Kota Toleransi
Demikian inti pesan yang disampaikan, Romo Nico Saban,Pr dalam Misa Malam Natal di Gereja St.Petrus Lewouran, Sabtu,24/12/2022.
Romo Nico Saban, bahkan mengingatkan agar sebagai orang Kristiani, jangan menjadi orang yang sock tahu.
Tetapi, hendaknya menjadi orang yang rendah hati dan selalu membawa perdamaian di manapun.
“Jangan menjadi orang Kristiani yang sock-sock tahu, dan mau berubah ke arah yang lebih baik,”ujarnya.
Lebih jauh, Romo Nico Saban,Pr memberikan catatan penting agar umat senantiasa semangat menjadi pembawa damai, walaupun banyak tantangan dunia dewasa ini.
BACA JUGA : Semarak Baliho Ucapan dan Warna Warni Pohon Natal Hiasi Kota Larantuka
“Harus diakui banyak perubahan yang membawa dampak negatif, sehingga terkadang Kita menjadi otak-otak, dan tidak saling menghormati satu sama lain.
Pola hidup Kita lantas berubah ke arah yang negatip, tanpa Kita sadari.
Lihat saja, contoh pohon Natal malam ini. Tidak lagi seperti kandang domba, tapi berubah bentuk dengan cahaya lampu hias warna-warni.
Ini menggambarkan perubahan Diri Kita selama ini tanpa Kita sadari.
Padahal, semestinya kandang Natal itu menggambarkan kesederhanaan dan kerendahan hati, sebagai Yesus Kristus, yang rela turun ke dunia, lahir di kandang Domba, dan datang sebagai juru selamat dunia,”pungkasnya.
Misa Malam Natal yang dihadiri ribuan umat Stasi Lewouran dan Lewotobi, hingga Gereja penuh sesak, tetap berlangsung hikmat di tengah guyuran hujan lebat, sejak pukul 19.00 WITA.
Demikian pula, sempat terganggu dengan padamnya jaringan Perusahan Listrik Negara (PLN), beberapa kali, namun perayaan tetap berjalan normal hingga selesai, sekitar pukul 22.00 WITA.
Hal yang sama ditegaskan Romo Sandro Lozor,Pr dalam kotbahnya saat memimpin perayaan Natal di Gereja St.Fransiskus Lewotobi, Minggu, 25 Desember 2022, pagi.
Romo Sandro juga mengingatkan umat agar senantiasa menghindari sikap-sikap negatif, seperti sombong, suka menindas, egoisme, suka pesimis, terlalu omong banyak tapi pemalas, dan tanpa ada solusi, kerap lakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak dan lainnya.
Namun, hendaknya hidup meneladani Yesus, yakni sederhana, jujur, penuh semangat, rendah hati dan mau melayani. Serta rela berkorban bagi orang lain,”ujarnya.
Pengajar Seminari Menengah Hokeng ini juga menginspirasi umat, agar selalu yakin diri menjadi pembawa damai dimana pun.
“Segera tinggalkan cara-cara hidup lama yang buruk.
Jadilah pembawa damai bagi diri, keluarga dan masyarakat.
Serta berani lakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi banyak orang, meski banyak tantangan yang dihadapi,”tukasnya, memberi inspirasi bagi umat yang memenuhi Gereja St.Fransiskus Xaverius Lewotobi.
Pantauan Media, Misa Malam Natal di Gereja St.Petrus Lewouran dan Misa Natal Pagi di Gereja St.Fransiskus Xaverius Lewotobi, berjalan meriah dan hikmat.
Umat kedua Stasi tampak semangat mengikuti seluruh rangkaian perayaan Ekaristi Kudus sampai selesai.
Bangku dan kursi penuh sesak, membikin Pengurus Dewan Stasi harus kerja ekstra menyiapkan, dengan mendatangkan kursi milik warga.
Kesempatan kali ini pun betul-betul jadi Natal yang membahagiakan.
Salaman damai Natal melalui jabatan tangan langsung begitu terasa hangat.
Maklum, baru kali ini umat boleh berjabat tangan dalam sebuah perayaan besar, usai Prokes Covid-19 yang melarang umat saling kontak tak diberlakukan lagi.
Suster Rensi, ALMA yang kebetulan berkesempatan Natal di Kampung halamannya kali ini, misalnya, sangat berbahagia bisa Natalan bersama seluruh umat di Gereja St.Fransiskus Xaverius Lewotobi.
“Iyah, Saya sungguh berbahagia bisa Natalan di Kampung halaman sendiri, setelah 30 tahun hidup membiara, bertugas di Papua.
Ini kesempatan yang istimewa, karena tak disangka-sangka bisa berada di kampung sendiri.
Saya sangat bahagia dan senang dengan suasana ini,”ulasnya saat memberikan testimoninya di mimbar Altar Gereja Lewotobi.
Ia juga mengajak seluruh umat agar menjadi pembawa damai dimanapun.
Oleh sebab, menjadi pembawa damai itu hal yang sangat menyenangkan dan membahagiakan.
Selain, Suster Rensi, ALMA, juga ada Suster Elis,CSR, yang turut rayakan Natalan di Lewotobi dan membagikan pengalamannya.
Ia pun mengajak umat agar bisa mengutus Putrinya menjadi calon Suster di Konggregasi Wajah-Wajah Kudus, tempatnya membiara.
“Tak perlu takut menjadi pembawa damai. Semua masalah pasti akan diselesaikan Tuhan Yesus melalui Roh Kudus, yang menyelamatkan Dunia,”tutupnya.
//delegasi(WAR)
Bayangkan rumah yang menggabungkan keindahan estetika industrial dengan efisiensi minimalis. Struktur kokoh beton dan besi…
Bayangkan sebuah pabrik tua di era revolusi industri, baja yang mengkilap, mesin-mesin besar berwarna gelap,…
Bayangkan sebuah ruangan yang memadukan sentuhan masa lalu dengan teknologi modern. Dinding bata ekspos yang…
Bayangkan ruang makan yang memancarkan aura industri masa lalu, namun tetap nyaman dan modern. Desain…
Rumah minimalis, dengan kesederhanaannya yang elegan, kini semakin dipercantik dengan sentuhan desain geometris. Bentuk-bentuk geometris,…
Bayangkan sebuah rumah yang dihiasi pintu minimalis, bukan sekadar pembatas ruangan, tetapi sebuah karya seni…