MAUMERE, Delegasi.Com – Nenek Luspina Sana(78) tinggal sebatang kara di gubuk reot, kompleks pemakaman muslim Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Pulau Flores.
Kini sejumlah pihak berupaya untuk mendapatkan layanan melalui program khusus layanan lansia bagi Nenek Luspina.
Beberapa waktu lalu, Dinas Sosial Kabupaten Sikka bersama Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) “Gau Mabaji” Gowa, Makasar bersama TKSK dan Tagana seperti diberitakan Pos Kupang.com memfasilitsi Nenek Luspina mendapat program khusus layanan Lansia.
Nenek Luspina telah didatangi petugas Dispenduk Sikka melakukan perekaman identitas.
“Khusus Nenek Luspina, kami sudah fasilitasi mendapatkan KTP dan Kartu Keluarga sebagai langkah awal administrasi basis data terpadu (BDT) mendapat akses layanan sosial. Datanya sudah ada hanya harus diperbaharui lagi,” ujar utusan BRSLU Gowa, Eka Keswara Putra, kepada pos-kupang.com, Kamis (31/10/2019).
Eka Keswara menjelaskan, lokasi gubuk yang ditempati nenek Luspina merupakan fasilitas umum (pemakaman).
Dinas Sosial dan BRSLU tidak bisa mengintervensi lebih jauh mengatasi masalah tempat tinggalnya.
“Tugas selanjutnya, Dinas Sosial Sikka akan mengarahkan Nenek Luspina tinggal di panti jompo. Rumahnya tidak bisa direhabilitasi, karena dia tinggal di lahan publik,” ujar Eka Keswara.
Nenek Luspina tinggal sebatang kara sepeninggalan suami Yoseph Lawe enam tahun lalu. Pasangan suami istri yang tak dikaruni keturunan, sehari-harinya menjaga dan membersihkan lokasi pemakaman umum muslim.
Selian membujuk nenek Luspina ke panti jompo, petugas Tagana dan TKSK juga akan menelusuri keberadaan sanak famili nenek Luspina.
Sedangkan nenek Paulina Poin (79) warga Desa Koting D Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, tinggal seorang diri mendapat layanan dari pemerintah desa dan masyarakat setempat.
//Delegasi (*/yanni loiduden)