NTT Harus Mampu Kirim 40.000 PMI ke Luar Negeri

  • Bagikan

Kupang, Delegasi.Com – Provinsi NTT harus mampu mengirim 40.000 pekerja migran Indonesia (PMI) setiap tahun ke luar negeri untuk menjawabi kebutuhan akan tenaga kerja.

Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat sampaikan ini ketika meresmikan dan membuka Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLK-LN) Berhasil Langgeng Kencana di Kupang, Kamis (22/8/2019).

Laiskodat mengatakan, saat ini  PMI asal NTT yang dikirim ke luar negeri kurang lebih sebanyak 2.000 orang. Ke depan, harus mampu mengirim 40.000 PMI ke luar negeri.

Jika mampu mengirim dengan jumlah tersebut dan rata-rata setiap orang mengirim Rp3 juta/ bulan ke keluarganya, maka tiap bulan akan ada uang masuk di NTT sebesar Rp12 miliar.

“Sedikitnya ada tiga manfaat yang diperoleh dari pengiriman PMI, yakni mendatangkan devisa, menghasilkan keahlian PMI dan PMI bisa melihat negara luar untuk diterapkan setelah selesai masa kontrak,” kata Laiskodat.

Ia meminta manajemen BLK- LN Berhasil Langgeng Kencana untuk merekrut calon PMI di desa-desa terpencil, daerah yang belum dilalui angkutan umum, dan yang paling miskin. Mereka ini yang harus direkrut agar dapat meningkatkan pendapatan ekonomi mereka ketika mereka sudah bekerja di luar negeri.

Laiskodat menyatakan, BLK merupakan lembaga yang melatih tenaga kerja untuk menjadi agen perubahan. Dimana BLK membawa atau mengirim tenaga kerja yang memiliki keahlian untuk ditempatkan di negara tujuan. Jika tenaga kerja tersebut bisa bekerja dengan baik, tentunya menjadi agen perubahan bagi negara dan daerah ini.

“Lembaga BLK-LN ini harus mampu menyiapkan kualitas pelayanan dan diharapkan dapat membangun satu kesatuan kerja dengan pihak lain terkait perekrutan, pelatihan dan penempatan tenaga kerja,” tandas Laiskodat.

Pada kesempatan itu ia menyampaikan, jika manajemen BLK-LN Berhasil Langgeng Kencana dikelola secara baik, maka BLK milik Pemerintah NTT bisa diserahkan pengelolaannya kepada BLK-LN yang diresmikan ini. Apalagi fasilitas yang dimiliki BLK milik Pemerintah NTT dinilai tidak sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

“Fasilitas yang ada di BLK milik Pemerintah NTT bukan menjawabi teknologi empat titik nol sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi, melainkan nol titik empat. Artinya sangat tertinggal jauh,” papar Laiskodat.

Ia mengungkapkan, kebutuhan akan buruh migran asal NTT cukup tinggi. Karena itu kehadiran BLK yang didukung fasilitas yang memadai sesuai perkembangan teknologi, sangat diharapkan. Memang saat ini kebutuhan lebih banyak untuk sektor perkebunan. Ke depan, akan diarahkan ke sektor lain seperti nelayan dan perawat.

“Kita meyakini, setelah mereka pulang dari negara tempat mereka bekerja, pengetahuan yang dimiliki dapat dikembangkan di NTT,” ujar Laiskodat.

Direktur Utama BLK-LN Berhasil Langgeng Kencana, Dewi Sri Hartuti mengatakan, tahun pertama pihaknya menargetkan akan merekrut calon tenaga kerja sebanyak 1.000 sampai 2.000 orang. Pelatihan yang dilakukan secara terpusat paling cepat tiga bulan, disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang diminta. Negara tujuan pengiriman PMI antara lain Hongkong, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia, Lajazair dan Dubai.

“Pemberangkatan calon PMI sangat bergantung pada permintaan negara tujuan dan keahlian calon PMI setelah mengikuti pelatihan,” ungkap Dewi.

Hadir dalam acara peresmian dan pembukaan BLK-LN Berhasil Langgeng Kencana antara lain Enggar Lukito (Menteri Perdagangan), Anwar Pua Geno (Ketua DPRD NTT), Sisilia Sona (Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT).

//delegasi(mario)

Komentar ANDA?

  • Bagikan